Joey DeGrandis, Orang yang Miliki Ingatan Nyaris Sempurna

13 Desember 2017 11:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joey DeGrandis. (Foto: Instagram @joeysjam)
zoom-in-whitePerbesar
Joey DeGrandis. (Foto: Instagram @joeysjam)
ADVERTISEMENT
Mengingat sesuatu terkadang tidak mudah, apalagi bila peristiwa itu sudah berlangsung lama. Namun bagi Joey DeGrandis, mengingat peristiwa yang sudah lama berlalu bukanlah hal yang sulit.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent Rabu (13/12), DeGrandis adalah seseorang yang memiliki ingatan nyaris sempurna. DeGrandis pertama kali sadar bila dirinya berbeda dari anak lain saat dia masih kecil, kala itu orang tuanya menyadari anaknya memiliki daya ingat yang kuat.
Namun, DeGrandis kecil kala itu tidak pernah menganggap kemampuan daya ingatnya sebagai hal yang penting. Dia hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk membuat teman-temannya terkesan.
Pada tahun 2010, saat usianya menginjak 26 tahun, ia menyaksikan acara televisi berjudul '60 minutes' yang mengangkat orang-orang dengan memori luar biasa atau highly superior autobiographical memory (HSAM). Ia melihat dirinya mempunyai kemiripan dengan orang-orang yang tampil di acara televisi itu. DeGrandis pun tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut kondisinya dengan menghubungi seorang dokter spesialis kondisi HSAM yang juga muncul dalam acara televisi tersebut.
ADVERTISEMENT
James McGaugh adalah seorang profesor riset bidang neurobiologi dan perilaku di University of California. McGaugh mendiagnosis kasus HSAM pertama pada seorang wanita bernama Jill Price yang pernah menghubunginya soal "masalah memori". McGaugh tampil dalam acara '60 Minutes' untuk menyampaikan hasil temuannya.
Setelah penampilannya, McGaugh menerima lebih dari 600 email dan telepon dari orang-orang yang mengira mereka mungkin juga memiliki HSAM. Salah satu dari mereka adalah DeGrandis.
Dari banyaknya orang yang menghubungi McGaugh, ia dan timnya hanya mengidentifikaksi sekitar 60 orang dengan kondisi serupa. Menurutnya, orang yang memiliki memori kuat seperti McGaugh memiliki dampak positif dan negatif. Hal ini bisa terasa sulit untuk melepas perasaan negatif yang tersisa bila sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup.
ADVERTISEMENT
"Saya menganggap diri saya beruntung karena saya memiliki kehidupan yang cukup baik, jadi saya memiliki banyak kenangan bahagia yang dapat saya pikirkan kembali," ujar DeGrandis.
"Tapi saya cenderung memikirkan semua hal lebih lama daripada orang kebanyakan. Bila sesuatu yang menyakitkan memang terjadi, seperti perpisahan atau kehilangan anggota keluarga, saya tidak dapat melupakan perasaan itu," tambahnya.
Walaupun daya ingat seorang HSAM nyaris sempurna, ternyata orang yang memiliki kondisi seperti itu sulit untuk mengingat nama seseorang, atau lupa meletakkan barang di suatu tempat. Karena hal ini tidak sama dengan memiliki memori gambar atau foto.
"Kenangan mereka jauh lebih rinci daripada kita, dan bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama, tapi rekaman video mereka masih belum ada," jelas McGaugh.
ADVERTISEMENT
"Memori adalah proses yang mengganggu, dan apa yang kita tarik dari otak kita tidak selalu sepenuhnya akurat," tambahnya.
Meskipun HSAM sudah dikenali sejak 20 tahun yang lalu, hingga saat ini para peneliti masih belum bisa paham secara keseluruhan kondisi tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam tentang kemampuan mengingat ini disebutkan dapat menjadi terobosan dalam perang melawan penyakit penurunan ingatan seperti Alzheimer.
Meski bagai pedang bermata dua, tetapi DeGrandis pada akhirnya bersyukur dengan anugerah tersebut.
"Ini memang bisa buat frustrasi. Tapi, di sisi lain juga sangat menyenangkan memiliki cara mudah mengingat kenangan yang indah. Saya benar-benar berusaha untuk tidak mempedulikannya," ucap DeGrandis.