Hutan Mini, Teknologi Petani dan Pandemi

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekujur belahan dunia saat ini sedang berjuang menghalau pandemi covid-19. Pandemi ini tidak semata-mata berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga sosial ekonomi masyarakat. Di sektor pertanian, Food And Agriculture Organization (FAO) sudah memperingatkan potensi krisis pangan global.
ADVERTISEMENT
Rantai pasokan pangan dunia juga terancam di tengah pemberlakuan berbagai pembatasan yang ada. Kebijakan tiap-tiap negara dalam mencegah penyebaran covid-19 turut berimplikasi pada kebijakan pangan maupun kemampuan produksi mereka. Realitas itu menunjukkan, ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat.
Jika dokter dan tenaga medis ialah tentara dalam upaya melawan penyebaran covid-19, begitu pun para petani, nelayan, penyuluh, dan insan pertanian, perikanan dan peternakan. Salah satu pertahanan yang penting dalam melawan covid-19 ialah ketahanan pangan. Kita optimis Indonesia dapat melewati masa pandemi ini, bahkan keluar menjadi bangsa pemenang. Khususnya, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kondisi ini bisa menjadi momentum memperkuat kemandirian pangan nasional.
Syaratnya, semua insan pertanian, perikanan, peternakan harus tetap bekerja dengan semangat tinggi dan tangguh, untuk mewujudkan kemandirian pangan. Kita membutuhkan tenaga ekstra keras, pemikiran-pemikiran out of the box, serta kerja sama yang semakin erat. Saatnya para petani/nelayan/peternak, penyuluh, peneliti, akademisi, swasta, dan pelaku usaha untuk menjadi pahlawan bagi bangsa dan negeri ini dengan semangat kebersamaan.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, kita menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terbentuknya hutan mini Pancasila ini. Harapannya, hutan mini Pancasila di Grobogan JawaTengah. Di sini akan menjadi tempat masyarakat bisa melihat dan belajar tentang budidaya peternakan sapi, kambing, ayam dan menjadi petani dengan bercocok tanam. Tidak hanya itu, Hutan Mini Pancasila ini juga bisa menjadi destinasi wisata yang menampilkan potensi back to nature. Disini sangat cocok untuk tempat edukasi anak-anak kita agar kelak mereka tertarik untuk menjadi petani/peternak. Kita tentu ingin mendorong regenerasi petani/peternak dan menumbuhkan generasi petani/peternak milenial melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Perlu kita pikirkan bersama, betapa petani mempunyai peran yang sangat penting dalam penyokong keberlangsungan sebuah bangsa, terutama sebagai penghasil pangan. Oleh karena itu, di Jawa Tengah sudah terbut Perda 5/2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani serta Pergub tentang juklak atas perda di atas.
ADVERTISEMENT
Tantangan kita sekarang adalah era virtual, semua serba otomatisasi dan on line, sehingga membutuhkan penguasaan terhadap teknologi. Semua komponen bangsa harus siap, tak terkecuali Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian. Arah pengelolaan pertanian Indonesia saat ini sudah seharusnya menyesuaikan perkembangan zaman yang trennya adalah digitalisasi. Maka, pertanian diharapkan melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya.
Konsep pengembangan pertanian harus konsep pertanian cerdas, smart farming atau precision agriculture. Konsep ini merujuk pada penerapan TIK pada bidang pertanian, yang tujuannya untuk melakukan optimalisasi berupa peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas) dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.
Pada era sekarang, SDM pertanian diharapkan mampu mengembangkan pertanian dengan peralatan-peralatan berbasis digital untuk memaksimalkan pekerjaan manusia (petani) itu sendiri. Teknologi mobile dapat digunakan sebagai inovasi pertanian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peluang para petani dalam mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan komoditas pertanian. Misalnya, harga bibit, harga komoditas di pasar, prediksi masa tanam, pemasaran produk pertanian, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kesejahteraan Petani
Pemanfaatan teknologi mobile untuk meningkatkan kualitas sektor pertanian, bisa dilakukan dalam proses on farm dan off farm. Dalam proses on farm, aplikasi digital digunakan untuk mengontrol tanaman dari jarak jauh, sehingga pengawasan terhadap tanaman dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Salah satu contohnya adalah penggunaan kamera CCTV. Cara lain yang mulai digencarkan saat ini adalah penggunaan kamera drone untuk mengawasi lahan pertanian. Untuk proses off farm, aplikasi digital dapat digunakan dalam proses pemasaran dan penelusuran rantai distribusi. Dengan adanya penelusuran, transparansi pada rantai produksi pertanian akan menjadi lebih baik.
Selain itu, petani lebih mudah dalam mengakses informasi tanpa menunggu penyuluh pertanian. Misalnya, berbagai informasi terkait varietas unggul baru yang dihasilkan dapat diakses langsung oleh petani melalui smart phone yang terhubung dengan jaringan internet. Demikian pula, informasi terkait metode penanganan terhadap hama dan penyakit, sehingga mempercepat penanganan terhadap serangan hama, dan mendukung produktivitas pertanian.
ADVERTISEMENT
Di Jateng kita terus mengembangkan berbagai aplikasi seperti Regopantes, e-Petani, Eragano, Geotaging dan lain-lain yang memudahkan petani untuk memasarkan hasil pertanian secara online, pemetaan lahan, edukasi petani, serta meningkatkan produktifitas pertanian.
Berbagai kemudahan dengan adanya teknologi berbasis internet secara nyata dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Keberhasilan inilah yang diperoleh kelompok tani milenial Citra Muda Getasan, Kopeng. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi mereka mampu menghasilkan profit 300 juta perbulan selama pendemi dengan menjual 14-15 ton sayuran dengan luas lahan 10 hektar.
Harapan kita, pemanfaatan teknologi untuk pertanian diadopsi oleh petani agar membawa dampak positif dan kemudahan terhadap tata kelola pertanian, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.