Vaksinasi Menjaga Harmoni Keluarga

Marjono
Bukan arsitek bahasa, tidak pemuja kata, bergumul dalam kerumunan aksara
Konten dari Pengguna
15 Maret 2021 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Marjono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi vaksinasi: Suasana vaksinasi corona di IPB Bogor, Jawa Barat. Foto: Pemkot Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksinasi: Suasana vaksinasi corona di IPB Bogor, Jawa Barat. Foto: Pemkot Bogor
ADVERTISEMENT
Ada kalanya agresi pandemi COVID-19 membuat sebagian ketahanan keluarga menjadi rapuh atau goyah, berubah rentan dan acap terjadi kepanglingan budaya dalam keluarga. Menyentuh ketahanan keluarga, tentunya diawali dengan memaknai keluarga sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri dari suami istri atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Keluarga memiliki kedudukan strategis dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), mencakup pengembangan kemampuan menghadapi tantangan dan mencegah risiko terhadap masalah di sekelilingnya. Kemampuan SDM dalam keluarga bisa menjadi modal dalam upaya pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan sekaligus upaya pencapaian kesetaraan gender.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, menyebutkan bahwa “Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin”.
Aspek-aspek ketahanan keluarga meliputi: Legalitas, keutuhan keluarga, ketahanan fisik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial psikologis, ketahanan sosial budaya, ketahanan politik, dan ketahanan keluarga menghadapi perkembangan IT.
ADVERTISEMENT
Kita akui, tentang ketahanan fisik, saat ini kita masih dihadapkan pada kondisi pandemi COVID-19. Meskipun tren jumlah kasus konfirmasi baru cenderung menurun selama beberapa minggu terakhir, tetapi pandemi belum juga usai. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis menghadapi pandemi ini. Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) pemerintah juga telah dan sedang melaksanakan vaksinasi COVID-19.
Maka kemudian, secara bertahap dilakukan vaksinasi tahap kepada prioritas sasaran, seperti tenaga kesehatan, pelayan publik, dan lain-lain. Meskipun vaksinasi bukan solusi instan, tetapi melalui vaksinasi kita harapkan mampu menurunkan tingkat mutasi virus, sehingga lambat laun pandemi COVID-19 akan terselesaikan dengan baik. Dengan demikian, program vaksinasi adalah sebuah “Game changer” untuk mengendalikan pandemi COVID-19 dan menjadi kunci yang menentukan pulihnya kehidupan masyarakat termasuk aspek perekonomian seperti diutarakan Presiden Jokowi beberapa tempo lalu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pandemi COVID-19 ini bisa menjadi momentum kebangkitan organisasi perempuan untuk tetap peduli dan produktif serta bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dalam upaya membebaskan rakyat dari kecemasan pandemi melalui gerakan atau program vaksinasi. Di sini organisasi kaum hawa ini dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sekaligus turut mengkampanyekan dan mengajak masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk segera mendaftar dan mengikuti vaksinasi.
Menginformasikan bahwa pemerintah menggunakan Vaksin Sinovac, yaitu vaksin berjenis inactivated vaccine, atau inaktivasi dari virus untuk memancing respons imun. Pemerintah telah memastikan bahwa vaksin tersebut merupakan vaksin yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), dan sudah menjalani tahap uji klinis 3. Bahkan MUI pun sudah mengeluarkan fatwa, kalau Vaksin Sinovac ini suci, aman dan sehat. Dengan demikian, benar-benar recommended dan bisa dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENT
Mengabarkan pula kepada masyarakat, bahwa vaksin ini aman, sehat, halal dan suci tanpa efek samping. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut divaksin. Segera datanglah ke tempat yang telah ditentukan sesuai jadwalnya. Di luar itu semua, penting memberi isian blangko dan menjawab semua pertanyaan petugas medis dengan jujur.
Dengan demikian tindakan yang akan dilakukan juga tepat. Jangan lupa, menyiapkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nomor handphone yang aktif, karena akan menjadi data base. Peserta vaksinasi akan menerima SMS dari 1199 terkait notifikasi jadwal vaksinasi ke-2 dan sertifikat vaksin. Harapannya, dengan vaksinasi ini semua saling mengingatkan dan menyadarkan untuk tetap menjaga keluarga, membebaskan keluarga dari serangan pandemi dan bencana lainnya. Vaksinasi sekurangnya menjadi kerinduan yang menjaga keluarga. Tak ada lagi tudingan, berstigma, dan perundungan.
ADVERTISEMENT
Korupsi Vaksin
Sekali lagi, organisasi perempuan bisa lebih intens mendorong dan menggerakkan warga mau dan manut divaksin sesuai jadwal dan prosedur. Dengan vaksinasi, Insya Allah masyarakat akan terlindungi dari COVID-19, pandemi selesai, perekonomian bangkit, semua aktivitas normal kembali, dan mudah-mudahan kita semua mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, penting bagi organisasi berbasis perempuan, termasuk gerakan PKK maupun Dasawisma di desa dan kota untuk mengedukasi warga agar tidak melakukan korupsi vaksin. Korupsi vaksin dimaksud bukan semata mencuri uang atau harta negara tapi juga termasuk perilaku atau aksi penyerobotan antrean vaksin maupun memanipulasi data vaksin. Itu bagian dari korupsi vaksin, dan tentu sangat tidak terpuji dilakukan. Maka kemudian, organisasi perempuan dan siapa pun penting memberi teladan dan mendudukkan dengan baik, semua dimusyawarahkan dan semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
ADVERTISEMENT
Satu hal lagi, tak hanya organisasi perempuan, tapi semua pihak dalam menghadapi pandemi dan bencana alam belakangan yang masif ini perlu berbesar hati dengan salah satu cara lewat aksi bakti sosial kemanusiaan. Satu sisi sebagai upaya membayar utang kita pada sesama. Meski bukan utang secara fisik, tetapi aspek kemanusiaan selalu mengundang dan atau memanggil. Lewat cara-cara ini mata hati kita tak buta, nilai-nilai keutamaan kita biar tidak kurus apalagi kusut. Gotong royong atau kesengkuyungan menjadi kuat kala semua menyatu berhimpun 10 jari menyelamatkan Indonesia dari kemurungan.