Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Januari Sampai Maret 2018

Panca Nugraha
Jurnalis, Tinggal di Lombok NTB
Konten dari Pengguna
18 Desember 2017 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Panca Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Januari Sampai Maret 2018
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan ditutup sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2018, karena pertimbangan cuaca ekstrim. Pendakian akan kembali dibuka pada 1 April 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Pendakian Rinjani akan kami tutup sejak 1 Januari hingga 31 Maret mendatang dengan alasan cuaca ekstrim, dan juga untuk kepentingan pemulihan ekosistem di kawasan TNGR. Kita akan buka kembali pada 1 April,” kata Kepala Badan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Raden Agus Budi Santosa, Senin (18/12), di Mataram.
Agus mengatakan, surat pemberitahuan tentang penutupan jalur pendakian Rinjani sudah diterbitkan sejak 5 Desember lalu. Pemberitahuan juga sudah dikirim ke Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sejumlah Kedutaan Besar, Pemprov NTB, Pemda Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Dinas Pariwisata, dan stakeholders terkait lain seperti travel agent pengelola industri pariwisata di NTB.
Penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani mengacu pada prakiraan BMKG NTB yang mepredikasi kondisi cuaca di Pulau Lombok, khususnya wilayah Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur antara bulan Januari hingga Maret 2017 yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas curah hujan sedang sampai dengan tinggi antara 101 mm sampai 400 mm.
ADVERTISEMENT
"Curah hujan tinggi yang disertai angin kencang berpeluang terjadi sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan pengunjung. Setiap tahun biasanya kita juga lakukan penutupan dengan pertimbangan cuaca ekstrim ini,” katanya.
Agus mengatakan, selama masa penutupan pendakian, pihak Balai TNGR akan melakukan pembenahan sarana dan prasarana penunjang di jalur pendakian Rinjani seperti reling, jembatan, toilet, dan air bersih, untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung setelah pendakian kembali dibuka nantinya.
“Masa penutupan ini juga sangat penting untuk upaya pemulihan ekosistem di kawasan TNGR. Baik itu flora, maupun satwa liarnya,”katanya.
Gunung Rinjani setinggi 3.672 Mdpl merupakan destinasi wisata andalan di pulau Lombok, NTB yang secara geografis masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.
ADVERTISEMENT
Data Balai TNGR menyebutkan, sepanjang April-November 2017 tercatat sedikitnya tercatat 79.163 orang wisatawan mendaki Gunung Rinjani. Dari jumlah itu, sebanyak 38.315 org merupakan wisatawan mancanegara, dan 40.848 orang wisatawan domestik dan lokal NTB.
Sementara di tahun 2016, April-Desember, jumlah pendaki Rinjani tercatat sebanyak 93.018 orang, terdiri dari 30.847 orang wisatawan mancanegara, dan 62.171 orang wisataan domestik dan lokal NTB.
Raden Agus Budi Santosa menjelaskan, bila dibanding dengan Taman Nasional atau Gunung yang lain di Indonesia, jumlah kunjungan pendakian Rinjani cukup menarik. Namun, yang lebih menarik adalah prosentase kunjungan wisatawan mancanegaranya.
"Hanya di Rinjani yang kunjungan wisatawan asingnya bisa mencapai di atas 40 persen. Kalau jumlah kunjungan keseluruhan memang Rinjani masih kalah dengan Bromo yang bisa mencapai 1 juta kunjungan pertahun. Tapi dari sisi prosentase, wisatawan asing di Bromo hanya sekitar 5 persen saja. Ini uniknya Rinjani," katanya.
ADVERTISEMENT
Gunung Rinjani setinggi 3.672 mdpl, memang menjadi destinasi menantang bagi wisatawan, terutama wisatawan minat khusus.
Selain keindahan puncak Rinjani, wisatawan juga bisa menikmati panorama indah di danau Segara Anak, sebuah danau yang terletak di bekas kawah gunung Rinjani. Di lokasi itu pula, gunung Barujari berada, sebuah gunung berapi aktif anak gunung Rinjani. ***