Kepulangan Denmark Di Euro 2020

Aditya wahyudi
Freelance Writer di rumah
Konten dari Pengguna
9 Juli 2021 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aditya wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
LAURENCE GRIFFITHS/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
LAURENCE GRIFFITHS/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Denmark telah pulang dari kompetisi Euro 2020 tapi mereka melakukannya dengan kepala tegak setelah dikalahkan Inggris pada babak semifinal lewat babak perpanjangan waktu dengan skor 2-1 Kamis (8/7/2021). Mereka setidaknya sudah menunaikan tugasnya secara paripurna di pentas Euro 2020 kali ini. Dari sebuah tim yang tidak begitu diunggulkan kemudian mencapai babak semifinal dengan merepotkan tim-tim besar. Tapi yang perlu dicatat mereka melakukannya tanpa sosok sentral Christian Eriksen yang mengalami kolaps di lapangan pada pertandingan pertama melawan Finlandia. Pemain yang memberikan konstribusi besar di lini serang Denmark dengan 36 goal dari 109 penampilan sejak 2010 di level senior.
ADVERTISEMENT
Oke, hasil akhir pertandingan nggak mungkin bisa diubah Denmark, toh, sudah pulang. Jadi ya bebas-bebas orang atau siapa pun itulah kalo ingin berkomentar, mengalisis, atau beranggapan atas pertandingan kemarin kalau ternyata Inggris belum cukup pantas lolos ke babak final.
Satu, sebaik-baiknya kemuliaan adalah mereka yang memulai mencetak gol duluan, meski yang menyusul kemudian lebih baik. Denmark yang mencetak skor pertama kali, dilakukan melalui cara yang indah. Tendangan bebas menusuk ke arah sudut kanan gawang yang dijaga Jordan Pickford (fans Liverpool pasti benci ketika nama tersebut dilantunkan). Kemudian Inggris mendapakatkan gol gratis melalui aksi bunuh diri kapten Denmark, Simon Kjaer. Dan wasit adalah pemain ke 13 Inggris, perannya signifikan saat proses gol kedua yang membuat pemain Denmark beserta pendukungnya sebal.
ADVERTISEMENT
Kedua, kiper Denmark, Kasper Schmaichel, jelas lebih bagus dari kiper Inggris. Banyak melakukan penyelamatan gemilang dari total 10 tembakan percobaan yang dilakukan pemain Inggris ke arah gawang Denmark. Yang heroik tentu saja ketika ia sukses memblok tendangan pinalti Harry Kane pada menit ke-104. Walaupun akhirnya bola rebound tersebut gagal diselamatkan. Konon aturan baru sedang digodok, tendangan pinalti ala ngalap berkah begitu hanya boleh dilakukan pada tingkat tarkam di masa depan.
Ketiga, apalagi kalau bukan aksi semi diving yang dilakukan Raheem Sterling. Aksi mengutak-ngutik si kulit bundar yang dilakukan Sterling ini menyebabkan sebuah kontak fisik lemah dengan pemain Denmark, Sterling melihatnya sebagai keuntungan yang bisa dieksploitasi dengan bantuan pemain Inggris lainnya segera mengerubungi wasit, tapi berhubung pertandingan ini dilangsungkan di Wembley kemudian saya membayangkan situasi ruangan VAR seperti di bawah ini:
anonymous
Keempat, saya yakin, kalo berlanjut ke adu tos-tosan Inggris tidak akan menang kerena punya sejarah buruk di masa lalu. Ya, sejarah berawal dari tragedi yang kemudian menjadi komedi. Bagian komedi media Inggris punya banyak cara untuk mengolok timnasnya.
ADVERTISEMENT
Kelima, untuk pendukung timnas Inggris saat menyaksikan tim kesayangannya kalah di final "biar kuat minum Kuku Bima, Roso!" agar memiliki tenaga melihat berita di media. Syegar...
Kumparan/Adu tulisan di Counter Attack Fans Bola X Kuku Bima