Menantikan K-Pop Generasi Junior BTS

Konten dari Pengguna
8 Februari 2019 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Masajeng Rahmiasri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
BTS dan TXT. (Dok. Big Hit Entertainment)
zoom-in-whitePerbesar
BTS dan TXT. (Dok. Big Hit Entertainment)
ADVERTISEMENT
Regenerasi pasti terjadi dalam semua industri yang berkelanjutan, termasuk dalam industri K-Pop. Akan ada saatnya grup papan atas 'pensiun' dan turun dari posisinya, ada pula masanya para pendatang baru didorong dan meraih kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, itu yang selalu diupayakan dalam industri musik populer Korea Selatan, hingga sekarang.
Bila dihitung, sudah sekitar 10 tahun berlalu sejak saya berkenalan dengan K-Pop. Sejujurnya, saya tidak pernah berpikir masih bakal menekuni K-Pop hingga 2019. Bayangan saya, kegemaran ini akan cepat pudar. Bahkan, bersama seorang dosen, saya pernah membicarakan soal umur K-Pop. Karena, semua yang bersinar sangat terang cenderung cepat padam.
Namun, ternyata tidak sesimpel itu. Over the years, industri ini terus berinovasi. Grup demi grup bermunculan, lagu demi lagu dirilis. Kemudian, tanpa terasa, kita akan segera tiba pada era 'adik' dari BTS.
BTS. (Dok. Big Hit Entertainment)
Sebelumnya, biar saya gambarkan sedikit. Saat ini, ada boyband kelas dunia yang bernama BTS. Aman untuk mengatakan mereka termasuk grup yang berdiri di puncak piramida K-Pop. Mereka punya sederet prestasi yang membanggakan dan tidak bisa dengan mudah disaingi oleh artis lainnya. Mereka juga didukung oleh fanbase atau penggemar dari berbagai belahan dunia yang selalu mengapresiasi dan siap menggenjot nama mereka.
ADVERTISEMENT
Saat ini, BTS memasuki tahun keenam dalam karier mereka. Umur ini dianggap cukup panjang dalam dunia K-Pop. Sebab, banyak grup yang tidak bisa bertahan selama itu.
Maka, BTS yang berkarier dengan anggota lengkap dan telah menghasilkan sederet lagu populer hingga kini, dipandang sebagai senior yang sangat dihormati.
Padahal, rasanya, masa-masa ketika BTS masih bisa disebut sebagai pendatang baru belum lama lewat. Rasanya, belum lama sejak RM, Suga, Jungkook, Jin, V, Jimin, dan J-Hope merilis 'Boy in Luv' dan 'War of Hormone' yang 'berisik' dan unik. Baru kemarin pula rasanya grup ini merilis 'Run' dan 'Dope', sekaligus mempertaruhkan segalanya dan melaju tanpa henti dalam karier mereka.
Namun, waktu terus bergulir. Sekarang, agensi BTS, Big Hit Entertainment, telah siap mendebutkan TXT. Boyband beranggotakan lima orang ini disebut-sebut akan merilis debut album 'The Dream Chapter: STAR' pada 4 Maret 2019 dan resmi mengawali langkah di industri hiburan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Walau belum resmi debut, kemunculan TXT sudah menarik perhatian netizen karena berbagai hal. Tentu, di antaranya karena mereka adalah junior pertama BTS.
TXT. (Dok. Big Hit Entertainment)
TXT adalah grup pertama Big Hit dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Grup ini beranggotakan 5 orang, yaitu Yeonjun, Taehyun, Hueningkai, Beomgyu, juga Soobin. Kelima anggota ini bisa dibilang masih sangat, sangat muda. Anggota tertuanya, Yeonjun, baru berusia 19 tahun di 2019.
Antusiasme calon fans terhadap grup idola ini terus meningkat, seiring dengan dirilisnya berbagai teaser oleh Big Hit. Ada di antara calon fans yang sudah sibuk memilih siapa bias atau idola kesukaan mereka, ada juga yang tak sabar ingin segera mendengar karya grup baru ini.
ADVERTISEMENT
Namun, antusiasme ini dibarengi pula dengan munculnya sisi 'negatif' yang tidak terhindarkan. Suka tidak suka, ada sebagian pihak yang mulai membandingkan mereka dengan BTS.
Ada pihak-pihak yang akan berusaha 'memetakan' kesuksesan TXT dengan menjadikan BTS sebagai tolok ukur. Selain itu, akan ada pula pihak yang melihat TXT untuk mengukur, apakah inovasi kreatif Big Hit berhenti di BTS ataukah tidak.
Hal ini bisa jadi tidak menyenangkan, namun tidak terhindarkan. Apalagi, BTS tidak meraih kejayaan dengan mudah. Seluruh kesuksesan BTS, sebagai grup yang berasal dari agensi kecil, dibarengi dengan kerja keras, air mata, juga perencanaan yang sangat kuat.
Bagi saya, kesuksesan BTS pertama kali terasa dalam era album 'The Most Beautiful Moment in Life'. Dalam era ini, BTS meraih kemenangan perdana di acara musik, yaitu lewat lagu yang berjudul 'I Need U'. Mereka tidak lagi 'sekadar' sekelompok anak muda yang berusaha menggabungkan hip-hop ke dalam lagu pop. Mereka mulai menjadi musisi yang lagu didengarkan banyak orang. Dan, sejak saat itu, karier mereka terus menanjak, seperti apa yang kita saksikan sekarang.
ADVERTISEMENT
Meski bagi sebagian pihak kesuksesan ini terasa natural, sebetulnya, hal itu hanya bisa diraih lewat kerja keras dan perencanaan yang matang. Selama bertahun-tahun, BTS dan Big Hit berusaha menghadirkan 'paket hiburan lengkap', khususnya seperti yang terasa dalam era 'The Most Beautiful Moment in Life'.
BTS. (Dok. Big Hit Entertainment)
Dalam era ini, mereka menghadirkan musik yang digemari banyak orang, karya kompleks yang berbasis literatur, juga konsep cerita yang menggema dalam hati penggemarnya.
Berawal dari konsep pertemanan dan masa muda, BTS menghadirkan lagu-lagu yang seolah menggambarkan kehidupan banyak orang. Sebut saja, dalam lagu yang berjudul 'Run'. Lagu ini menggambarkan rasa putus asa, sekaligus rasa terpaksa untuk terus melanjutkan kehidupan karena tak ada pilihan lain. Namun, di sisi lain, lagu ini juga dikemas sebagai acuan untuk pengembangan berbagai cerita dalam lagu-lagu BTS selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Konsep ini dikemas dengan apik dan taktis. Tak cuma menghadirkan cerita yang menghibur penggemar, Big Hit juga menggaet pasar dengan strategi pemasaran yang matang. Satu per satu strategi mereka rencanakan dan lakukan, mulai dari konser dunia hingga pembuatan franchise di berbagai hal--musik, film konser, webtoon, bahkan merchandise-merchandise seperti boneka BT21.
Segala hal ini direncanakan begitu rapi, sampai-sampai muncul sebuah pertanyaan dalam kepala saya. Inovasi apa yang akan dilakukan oleh Big Hit, agar TXT bisa memiliki warna dan kesuksesan mereka sendiri? Narasi seperti apakah yang akan digunakan itu untuk menjamin kesuksesan bagi TXT, tanpa membuat mereka tertutup bayang-bayang BTS?
Saat ini, kita tentu belum bisa mendapat jawaban penuhnya. Namun, kita bisa mulai menyaksikan bagaimana Big Hit meluncurkan segala strateginya. Sebab, Big Hit tentu saja tidak mencetak grup baru tanpa persiapan yang matang.
Kelima anggota TXT. (Dok. Big Hit Entertainment)
Lewat berbagai teaser yang telah dibagikan hingga kini, kita bisa menilai bahwa TXT juga 'dikemas' dengan branding dan storytelling yang kuat. Mereka diperkenalkan sebagai 'Tomorrow by Together', sebuah nama yang seolah melambangkan impian dan janji untuk menjalani waktu bersama-sama. Konsep ini sesuai dengan citra kelima anggota yang masih boyish dan cerah, berkebalikan dengan citra awal BTS yang kelam. Ini seolah memberikan ruang bagi mereka yang ingin melihat hiburan baru dari Big Hit Entertainment.
ADVERTISEMENT
Konsep TXT kemudian dipasarkan Big Hit dengan berbagai teknologi dan promosi yang masif--mulai dari pembuatan situs interaktif, rentetan teaser yang apik, hingga logo dan makna grup yang dipikirkan matang-matang.
Sebagian orang mungkin akan beranggapan, langkah ini lumrah. Terutama, karena TXT mengawali langkah mereka di tengah kesuksesan BTS. Artinya, justru aneh bila Big Hit tidak mengolah sumber daya yang ada dan memastikan TXT debut dengan sebaik-baiknya. Apalagi, saat persaingan K-Pop semakin ketat dan semakin sengit.
Sehingga, wajar bila bagi Big Hit, juga para agensi lain, menghadirkan teknologi dan inovasi terbaru agar penyanyi mereka ‘dapat tempat’ di dunia hiburan.
Namun, kita masih akan melihat, apakah serangkaian inovasi ini akan membawa kesuksesan bagi grup tersebut. Kita juga akan perlahan melihat, apakah grup-grup baru akan membawa gelombang inovasi baru di ranah K-Pop. Sebab, tak mungkin pasar akan dipuaskan dengan formulasi yang itu-itu saja.
ADVERTISEMENT
Sangat mungkin, kita akan menyaksikan gaya pemasaran yang lebih global dan menyesuaikan dengan negara asal para anggota grup idola. Sebab, saat ini, komposisi idola dalam grup-grup baru pun semakin majemuk, tak lagi hanya berasal dari Korea saja.
Selain itu, akan sangat memungkinkan juga bila para agensi hiburan Korea akhirnya melakukan lokalisasi usaha, seperti apa yang mulai dilakukan YG Entertainment dan SM Entertainment di Indonesia.
Siap menyaksikan K-Pop di generasi adik BTS?