Jangan Khawatir, Anak Anda Tidak Kecanduan Gadget!

M Mastiar
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi Kampus Daerah Purwakarta. Sedang aktif di Forum Diskusi Budaya, Agama, dan Filsafat : Makulat Jagad Asih.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2022 19:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Mastiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Generasi Alfa sedang berinteraksi dengan Komputer Jinjing. Sumber : Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Generasi Alfa sedang berinteraksi dengan Komputer Jinjing. Sumber : Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda? Satu dari tujuh orang di sekitar kita merupakan bagian dari generasi yang memiliki pengaruh terhadap daya beli rumah tangga dan merupakan 'kunci' menuju masa depan. Meskipun demikian, masih sedikit diantara kita yang memahami tentang mereka. Ya, mereka adalah Generasi Alfa.
ADVERTISEMENT
Generasi Alfa merupakan generasi paling muda yang hidup saat ini. Nama itu disematkan kepada mereka yang lahir pada tahun 2010 hingga 2024 nanti. Penamaan Generasi Alfa menggunakan alfabet Yunani sebagai pengganti alfabet Latin menandai sebuah awal yang baru, yakni sebuah generasi yang sama sekali baru dan hidup pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada umumnya, mereka adalah anak-anak dari Generasi Milenial atau Generasi Y (1980-1994), saudara/keponakan dari Generasi Z (1995-2009), dan cucu dari Generasi X (1965-1979).
Walaupun mereka adalah generasi paling bungsu, Generasi Alfa mampu mempengaruhi daya beli rumah tangga keluarga. Hal tersebut dikarenakan mereka hidup dalam jaringan sosial seperti YouTube dan Instagram. Banyak dari anak-anak di Gen Alfa telah berpengaruh luar biasa terhadap budaya sebayanya. Bahkan, mereka mulai menghasilkan uang dari menjual mainan, membuat video ‘Minecraft’, dan menentukan tren paling keren untuk anak-anak. Hal tersebut dipengaruhi oleh salah satu aspek paling berpengaruh dalam kehidupan mereka, yaitu teknologi.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Generasi Alfa dibentuk oleh teknologi-teknologi seperti, ponsel pintar, tablet, video games, kereta tanpa pengemudi, mobil listrik otonom, hingga pengeras suara pintar yang bisa mengobrol. Mereka juga mulai lahir pada masa yang sama dengan iPad pertama kali muncul dan Instagram pertama kali diterbitkan. Seluruh teknologi ini berkembang dengan sangat pesat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Dibutuhkan belasan hingga puluhan tahun bagi televisi dan radio untuk mencapai 50 juta pengguna. Akan tetapi, iPod, internet, dan Facebook hanya membutuhkan 1-4 tahun. Bahkan, fenomena Pokemon GO yang sempat viral, hanya membutuhkan 19 hari untuk melampauinya.
Generasi Alfa tumbuh dan berkembang dalam keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka hidup di dunia yang serba digital. Seluruh teknologi yang berinteraksi dengan mereka baru dikembangkan dalam generasi mereka. Dan hanya teknologi itulah yang mereka tahu. Mereka disodorkan layar-layar di depan mereka sebagai ‘dot’ agar mereka diam, sebagai hiburan agar mereka tidak menangis, dan sebagai alat bantu mereka untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Generasi Alfa dinilai memiliki pandangan yang lebih terbuka, maju, dan berbeda dari generasi sebelumnya. Meski mereka adalah generasi yang mengadopsi teknologi sejak dini, mereka tidak terlalu kecanduan terhadap teknologi. Tidak seperti orang tua mereka, yakni milenial pada umumnya yang merupakan selfie generation yang terbiasa memotret makanan sebelum dinikmati untuk membagikannya di sosial media.
Sebuah riset dilakukan oleh "Beano Studios" menyebutkan bahwa generasi ini memiliki keseimbangan antara menggunakan teknologi dengan aktivitas fisik maupun sosial. Penelitian tersebut diikuti oleh lebih dari dua ribu partisipan yang merupakan anak-anak Generasi Alfa dan orangtua mereka di Inggris. Dengan rincian hasil survei, yaitu 55% diantara mereka secara teratur membuat konten video, 47% mengutak-atik elektronik, 43% menikmati robotika, dan 36% pengkodean komputer.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil survei tersebut, Gen Alfa memiliki potensi untuk melahirkan gelombang ‘Elon Musk’ selanjutnya. Bahkan, sebelum mereka lulus sekolah. Masih berdasarkan riset yang sama, justru mereka juga banyak menghabiskan waktu tanpa perangkat teknologi. Mereka akan menikmati beragam aktivitas fisik seperti bermain di luar ruangan, bersosialisasi dengan teman, kerajinan tangan, dan sebagainya.
Hal tersebut juga yang terjadi pada keponakan saya, seorang ‘Alfa’. Ia sering bermain dengan ponsel pintarnya, namun tidak lupa untuk bermain di luar bersama temannya. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang lebih tua dari Generasi Alfa tidak perlu khawatir mereka kecanduan teknologi. Alih-alih khawatir berlebihan, kita dapat mengarahkan mereka untuk menggunakan teknologi dengan bijak. Sebagaimana pendidikan terbaik adalah dengan aksi nyata dan contoh yang baik, maka kita harus menjadi teladan yang baik pula bagi Generasi Alfa.
ADVERTISEMENT
Salah satu ide menarik untuk mengarahkan sekaligus mempersiapkan masa depan Generasi Alfa adalah dengan mengajarkan mereka konsep utama dari keterampilan ilmu komputer atau sederhananya adalah koding. Namun, jangan menyalah artikan harus menyekolahkan mereka dengan cara konvensional atau kursus biasa. Akan tetapi, dengan cara yang mampu mendorong mereka bereksperimen, memecahkan masalah melalui analisis dan visualisasi, membuat kesalahan dan belajar darinya, hingga mengorganisasi dan mengelola berbagai kode dan beragam tugas. Hal tersebut akan membantu Generasi Alfa mengembangkan berbagai macam keterampilan penting dalam hidup.
Beberapa platform yang dapat diakses secara gratis untuk memenuhi seluruh aspek diatas diantaranya adalah sebagai berikut.
Seraya kita menatap masa depan, persembahan terbaik untuk Generasi Alfa adalah dengan meluangkan waktu untuk memahami mereka dan terlibat dengan mereka. Kita harus menjalin komunikasi dengan bahasa yang mereka pahami. Generasi Alfa perlu dibekali dengan keterampilan dan kompetensi yang memungkinkan mereka berkembang di era perubahan ini. Mereka akan menjadi generasi paling cerdas secara digital. Dan saat kita beranjak ke dunia dengan lebih banyak robot, keterampilan interpersonal akan menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk Generasi Alfa.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan terbaik untuk mengarahkan generasi berikutnya adalah mempercayakan mereka dengan peluang untuk tumbuh. Membiarkan mereka bereksperimen dan gagal adalah kunci untuk membangun ketangguhan di masa depan. Hal tersebut pula mampu membuat mereka bertahan dan langgeng pada tahun-tahun perubahan mendatang. Tidak semuanya akan berhasil sekali coba, tetapi begitulah cara manusia tumbuh. Kita dapat mempersiapkan dengan baik tahun-tahun mendatang dengan melibatkan, membekali, dan mempercayakannya kepada Generasi Alfa.