5 Alasan Kenapa Egy Maulana Vikri Layak Bermain di Eropa

28 September 2017 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Egy jadi pemain terbaik di Piala Menpora 2014. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Egy jadi pemain terbaik di Piala Menpora 2014. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Egy Maulana Vikri menjadi sensasi baru di sepak bola Indonesia. Penampilan gemilangnya di Piala AFF U-18 membuat namanya terus jadi perbincangan. Terbaru, adalah mengenai kelanjutan karier berusia 17 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski masih berusia muda, sudah banyak suara-suara yang menyarankan bahwa Egy pantas untuk melanjutkan karier di Eropa.
Salah satunya adalah legenda Tim Nasional, Kurniawan Dwi Yulianto. Kurniawan sebagai satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah menjajal kompetisi di benua biru itu menyebut Egy akan lebih berkembang bila berkarier di Eropa.
Lantas apakah Egy sudah cukup memiliki kemampuan untuk berkompetisi di benua biru?
kumparan (kumparan.com) merangkum sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh Egy Maulana Vikri.
1. Pemain Depan Haus Gol
Egy Maulana Vikri bersama Timnas U-19. (Foto: Dok. PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri bersama Timnas U-19. (Foto: Dok. PSSI)
Meski gagal membawa Tim Nasional ke podium tertinggi di Piala AFF U-18, Egy memiliki prestasi tersendiri. Dengan torehan delapan gol, penggemar klub Barcelona ini berhasil meraih gelar top skor. Prestasi tersebut hanya jadi salah satu alasan Egy pantas mendapat predikat striker haus gol. Sebelumnya, pada gelaran Gothia Cup di Swedia tahun 2015 lalu Egy juga berhasil menjadi top skor dengan torehan 28 gol!
ADVERTISEMENT
Uniknya, posisi Egy bukanlah striker murni. Dalam formasi 4-1-3-1-1 andalan pelatih Indra Sjafri di Piala AFF U-18 lalu , Egy biasa bermain dibelakang striker. Berposisi sebagai second striker, Egy justru berhasil mengeluarkan potensi terbesarnya. Egy diberi peranan free role sehingga bebas berkreasi di sisi kanan maupun kiri pertahanan lawan.
Seperti dua gol yang dia cetak di dua pertandingan melawan Myanmar. Di pertandingan pertama melawan Myanmar, Egy menjadi penentu kemenangan lewat aksinya di sisi kiri pertahanan lawan di menit akhir pertandingan. Hal berbeda dia tunjukkan sewaktu melawan Myanmar di perebutan tempat ketiga. Gol kedua Egy dipertandingan itu berawal dari akselarasi Egy di sisi kanan pertahanan lawan.
2. Akselerasi dan Kemampuan Dribel yang Baik
ADVERTISEMENT
Egy Maulana Vikri (Foto: PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri (Foto: PSSI)
Sebagai pemain bernomor 10, Egy dibekali oleh kecepatan dan kemampuan olah bola yang baik. Tidak sedikit gol-gol yang berasal dari akselerasinya di pertahanan lawan. Egy yang dominan menggunakan kaki kiri sering menyisir sisi kiri pertahanan lawan.
Gaya bermainnya banyak mengingatkan kita kepada winger-winger modern yang kerap sekali melakukan cut-inside. Kemampuan dribel Egy juga terbilang stabil. Egy biasa menggunakan kaki kiri bagian luar untuk mendribel bola.
Gaya dribel seperti ini lumrah digunakan oleh pemain-pemain dengan tipikal cepat yang berkaki kidal seperti Messi, Douglas Costa atau Arjen Robben. Mungkin saja itu yang menjadi alasan Egy diberi julukan "Egy Messi" oleh netizen.
Kemampuan Egy ini juga diakui oleh legenda Tim Nasional Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto.
ADVERTISEMENT
"Dia (Egy) pemain yang bagus dan benar-benar punya masa depan yang cerah. Egy punya kecepatan, skillfull, naluri 'membunuhnya' ketika di depan kotak penalti lawan juga bagus dan yang paling penting dia bermain dengan visi yang jelas dan juga pintar," ujar Kurniawan.
3. Jago Menciptakan Peluang dan Assist
Egy Maulana Vikri (kanan) (Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARAFOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri (kanan) (Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARAFOTO)
Selama pagelaran AFF U-18 lalu, Egy bukan hanya menonjol dari sisi gol. Egy juga memiliki kemampuan yang baik untuk menciptakan peluang dan assist. Dalam turnamen regional ASEAN itu, Egy berhasil mengkreasikan peluang sebanyak 13 kali.
Sepanjang turnamen, Egy juga menciptakan empat assist dari total 26 gol yang dicetak Indonesia. Artinya Egy terlibat hampir dari setengah total gol Indonesia. Egy pun termasuk pemain yang memiliki pergerakan tanpa bola yang baik dengan rata-rata per pertandingan dua kali mengkreasikan peluang untuk rekannya.
ADVERTISEMENT
Kemampuan Egy dalam mengatur jalannya pertandingan juga memiliki rapor baik. Selama ajang AFF U-18, total Egy melepaskan 114 operan terarah dari total 169 operan yang dia buat. Pergerakan Egy yang sering menusuk pertahanan lawan, mampu dilanjutkan dengan memberi umpan cut-back yang siap disambut rekannya.
Peran Egy dalam tim bisa dibilang amat menentukan. Ketika Egy berhasil dimatikan, serangan Indonesia menemui jalan buntu. Terbukti saat menghadapi Vietnam di penyisihan grup AFF U-18. Kala itu, Egy dijaga ketat sehingga tidak mampu membuat tendangan ke arah gawang Vietnam. Hasilnya, Indonesia harus menerima kekalahan tiga gol tanpa balas.
4. Bisa Bermain di Berbagai Posisi
Subagja Suihan bersama Egy Maulana Vikri (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Subagja Suihan bersama Egy Maulana Vikri (Foto: Istimewa)
Sejatinya Egy berposisi sebagai winger. Hal ini amat wajar mengingat Egy dibekali kecepatan dan kemampuan dribel yang baik untuk menyisir pertahanan lawan. Namun, di pola 4-1-3-1-1 Indra Sjafri, Egy juga cakap untuk bermain dibelakang striker.
ADVERTISEMENT
Egy juga memiliki kemampuan untuk berperan sebagai playmaker. Dengan ketajamannya dalam mencetak gol, bukan tidak mungkin untuk menempatkan Egy di posisi striker tunggal atau, kalau pemahamannya akan positioning diasah, memegang peran sebagai false 9.
Kemampuan Egy dibanyak posisi inilah yang bisa menjadi bekal penting apabila dirinya hendak berkarier di Eropa. Sudah bukan rahasia lagi bahwa sepak bola modern menuntut seorang pemain untuk sanggup bermain di beberapa posisi atau biasa diistilahkan dengan versatille.
Faktor ini menjadi penting mengingat padatnya jadwal pertandingan klub-klub Eropa yang kerap kali berdampak pada kondisi kebugaran pemain sehingga harus ada pemain lain yang bisa mem-back up-nya.
5. Sejajar dengan Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane
Egy Maulana Vikri dengan pialanya. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri dengan pialanya. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sepintas memang berlebihan membandingkan Egy dengan dua figur besar di dunia sepak bola tersebut. Namun ternyata ada kesamaan yang dimiliki Egy dengan keduanya. Tentu saja bukan soal skill individu dan gelimang gelar.
Singkat cerita, pada ajang Turnamen Toulon 2017 di Prancis lalu, Egy bersama Timnas U-19 harus rela pulang lebih awal. Hal ini dikarenakan skuat 'Garuda Muda' menelan tiga kali kekalahan masing-masing dari Brasil, Republik Ceska, dan Skotlandia.
Namun cerita tidak berhenti disitu, secara mengejutkan Egy mendapatkan penghargaan Jouer Revelation Trophee. Sebuah penghargaan untuk pemain yang dianggap paling berpengaruh terhadap tim.
Nah, gelar inilah yang membuat Egy sejajar dengan Cristiano Ronaldo dan Zidane. Dua sosok yang pernah meraih gelar pemain terbaik di dunia itu juga mendapatkan penghargaan Jouer Revelation Trophee di usia mudanya.
ADVERTISEMENT
Memastikan masa depan memang mustahil, namun siapa yang tahu bila penghargaan ini menjadi bisa jalan masuk bagi Egy untuk menapak karier gemilang seperti kedua pemain terbaik tersebut? Tugas kita untuk terus mendukung dan mendoakannya.