news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kapur Barus, Pengawet Mumi Firaun Asal Indonesia

19 Oktober 2017 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mumi Mesir kuno (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Mumi Mesir kuno (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Mumi menjadi warisan peradaban Mesir kuno yang sangat populer. Meski bukan satu-satunya, nyatanya teknik pengawetan mayat ini identik dengan jasad raja-raja Mesir masa lampau atau biasa disebut Firaun.
ADVERTISEMENT
Tapi tahukah kamu bahwa orang-orang Mesir kuno menggunakan bahan baku asal nusantara untuk mengawetkan mumi?
Adalah kapur barus atau yang lebih kita kenal dengan nama kamper, bahan pengawet yang ditemukan pada mumi-mumi Raja Mesir kuno atau Firaun.
Nama barus pada kapur barus berasal dari sebuah daerah Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Kapur barus berasal dari cairan yang dikeringkan hasil ekstraksi pohon kamper (Cinnamomum camphora). Di Sumatera selain disebut barus, dikenal juga dengan nama haburuan atau kaberun.
J. Fachruddin Daulay, staf pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, dalam artikelnya yang berjudul 'Bandar Barus dalam Catatan Sejarah' menyatakan, Barus pernah termasyhur ke seluruh dunia sebagai bandar dagang yang mengekspor hasil kapur barus yang sangat diminati pasar dunia.
ADVERTISEMENT
Letaknya yang berada di tepi pantai barat Sumatera bagian utara ini, membuat wilayah Barus banyak dikunjungi saudagar-saudagar dari luar nusantara.
Pohon kamper (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon kamper (Foto: pixabay)
Fachrudin menyatakan terdapat keterangan yang menyebut bahwa kapur barus dari Indonesia pernah digunakan untuk pengawet mumi raja-raja Mesir atau Fir'aun.
Keterangan paling tua mengenai Barus berasal dari abad ke-2 Masehi, berdasar pada kitab ilmu bumi karangan Ptolomeus yang berjudul Geographike Hyphegesis (tahun 160 Masehi) yang menyebutkan bahwa jauh sebelum bangsa Eropa tiba, pedagang-pedagang China, India, dan Arab telah memiliki hubungan dagang dengan pelabuhan Barus.
Wilayah Barus disebutnya memiliki kedudukan yang penting sebagai bandar internasional yang memperdagangkan barus dan kemenyan. Kedua jenis komoditi ini nilainya sangat tinggi pada zaman purba dan hanya dapat ditemui di pelabuhan Barus.
ADVERTISEMENT
Bukti lain yang menunjukkan wilayah Barus sebagai salah satu pusat dagang di masa lalu adalah keberadaan situs pemakaman Mahligai dan Papan Tinggi yang bertuliskan Arab Kuno (Persia) yang diperkirakan pada abad ke-8 Masehi.
Sementara, sejarawan Indonesia, Mohammad Yamin, memperkirakan perdagangan rempah-rempah, termasuk diantaranya kapur barus dan kemenyan, sudah diperdagangkan di nusantara sejak 6000 tahun yang lalu.
Riwayat lain menyatakan, di Barus pernah berdiri sebuah kerajaan kuno yang bernama Lobu Tua. Kerajaan ini diperkirakan sudah ada sejak 3000-5000 tahun sebelum masehi. Perkiraan ini muncul setelah ditemukan kandungan kapur barus pada berbagai mumi Mesir kuno.
Kejayaan perdagangan Barus mulai terkikis akibat ekspansi Kerajaan Aceh ke pesisir timur dan barat Sumatera pada abad ke-16 Masehi yang disusul dengan monopoli dagang oleh VOC.
ADVERTISEMENT