Pura-pura Menderita Kanker, Wanita di AS Terancam 20 Tahun Penjara

13 Agustus 2017 8:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menurunkan Risiko Penyakit Kanker (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menurunkan Risiko Penyakit Kanker (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seorang Wanita asal Orlando, Amerika Serikat (AS) berpura-pura menderita kanker untuk mengumpulkan dana sumbangan dari masyarakat. Wanita berusia 38 tahun ini akhirnya ditangkap pada Jumat (11/8) dengan tuduhan penipuan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Reuters (12/8), Wanita yang bernama Vedoutie Hoobraj ini menggunakan nama Shivonie Deokaran saat melakukan aksinya dari bulan Oktober 2014 hingga Bulan Maret 2016. Hoobraj melakukannya saat tinggal di Westchester County, New York, AS.
Hoobraj didakwa dengan tuduhan penipuan dengan ancaman hukuman maksimal penjara 20 tahun.
Jaksa mengatakan, untuk melancarkan aksinya, Hoobraj mengunggah foto-fotonya yang berkepala botak dengan kedua putranya di media sosial. Ia mencukur rambutnya karena penderita kanker sering mengalami kerontokan selama perawatan.
Hoobraj mengaku bahwa dia memeriksakan diri ke rumah sakit kanker, termasuk ke Pusat Medis Sloan-Kettering yang merupakan pusat perawatan dan penelitian kanker di New York.
Foto Shivonie di situs gofundme (Foto: Twitter.com/gofraudme)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Shivonie di situs gofundme (Foto: Twitter.com/gofraudme)
Namun jaksa mengatakan di dalam dokumen pengadilan, Hoobraj tidak pernah menjalani perawatan kanker secara serius.
ADVERTISEMENT
Hoobraj berhasil meraup lebih dari 50.000 dollar AS, setidaknya dari 300 orang di Westchester County. Dia mengaku hanya dapat bertahan hidup hingga 18 bulan lagi karena menderita leukima dan kanker hati.
"Hoobraj diduga mengarang cerita tentang dirinya yang menderita kanker dengan menggunakan situs GoFundme (sebuah situs penggalangan dana) dan menerima uang yang dikumpulkan dari sekolah menengah setempat untuk mendanai perawatan medisnya," ujar Joon H. Kim, Jaksa Federal wilayah Distrik Selatan New York.
Asisten Direktur FBI New York, William Sweeney mengatakan, kejahatan tersebut menjadi ketidakadilan bagi mereka (penderita kanker) yang benar-benar membutuhkan dukungan dari masyarakat karena mereka akan selalu berada di dalam kecurigaan.