news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tari Gandrung dan Pesonanya di Kalangan Remaja Banyuwangi

8 November 2017 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografis Festival Gandrung Sewu (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Festival Gandrung Sewu (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tari Gandrung merupakan tarian khas Banyuwangi. Meski menjadi salah satu kesenian tertua di Banyuwangi, perjalanan tari Gandrung mengalami pasang surut. Di awal kelahirannya pada tahun 1700-an Tari Gandrung dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Dewi Sri setelah masa panen. Bahkan tari Gandrung digunakan sebagai bentuk perlawanan rakyat Banyuwangi kepada penjajah kolonial.
ADVERTISEMENT
Seiring perkembangan zaman, popularitas tari Gandrung mulai menurun. Tari gandrung memang masih banyak dipentaskan pada acara-acara hajatan, seperti sunatan atau kawinan, namun sebatas di desa-desa saja.
Berangkat dari hal itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada tahun 2012 membuat sebuah acara tahunan yang dapat diikuti oleh seluruh penari Gandrung di Banyuwangi terutama bagi mereka yang berusia muda.
"Kami mencari cara bagaimana agar anak-anak penari diberi panggung yang istimewa. Karena selama ini mereka hanya tampil di desa saja. Tidak ada kebanggaan lebih, karena yang nonton hanya orang-orang di lingkungannya," kata Anas seperti dilansir situs resmi Banyuwangi.
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto:  Joseph Padipta /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto: Joseph Padipta /kumparan)
Akhirnya pada 2012, diselenggarakanlah Festival Gandrung Sewu. Sebuah festival yang dikonsep untuk menampilkan lebih dari seribu penari Gandrung yang didominasi oleh para pelajar.
ADVERTISEMENT
Anas bercerita, saat pertama kali menggelar Festival Gandrung Sewu (FGS) pada 2012 lalu, agak sulit untuk mencari seribu penari Gandrung, meski akhirnya FGS 2012 tetap berjalan dengan menampilkan total 1.044 penari.
Namun setelah sukses pada penyelenggaran pertama, antusiasme peserta terus meningkat hingga diperlukan seleksi agar dapat tampil di Festival Gandrung Sewu.
Hal tersebut dibenarkan, oleh Rini, salah satu koordinator penari Gandrung Sewu dari Kecamatan Giri, Banyuwangi.
"Dulu memang iya susah mencari penari anak-anak, tapi setelah tahu Festival Gandrung Sewu itu seperti apa, narinya bagaimana, baru banyak yang mau ikut, " ujar Rini.
Infografis Festival Gandrung Sewu (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Festival Gandrung Sewu (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Tiap tahun jumlah peserta semakin bertambah. Pada FGS 2013 total penari yang terlibat ada 2.106 orang, tahun 2014 meski menurun jumlah penari yang tampil menyentuh angka 1.243 penari. Di tahun-tahun selanjutnya jumlah penari yang tampil tetap melebihi 1.200 penari yakni 1.208 penari pada 2015, 1.300 di 2016 dan 1.286 penari pada 2017.
ADVERTISEMENT
Gayatri Yogantari, salah satu penari di FGS 2015 mengatakan sangat menyenangkan bisa tampil bersama ribuan penari lain.
"Lega sekali akhirnya saya kesampaian tampil di Gandrung Sewu jilid IV ini. Meski latihannya seminggu tiga kali seusai sekolah, tapi menyenangkan karena saat latihan bersama bisa bertemu dengan penari dari sekolah lain. Jadi nambah teman," ujar Gayatri seperti dilansir situs resmi Kabupaten Banyuwangi.
Kepopuleran tari Gandrung juga sampai di Istana Merdeka, Jakarta. Pada perayaan kemerdekaan ke-72 RI, 216 pelajar mementaskan Tari Gandrung Kreasi bernama Jejer Kembang Menur.