Stok Beras RI Menipis, Impor Hal yang Tepat?
Konten dari Pengguna
6 Desember 2022 15:35 WIB
Tulisan dari Alifiah Maulud tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beras merupakan bulir gabah yang sudah dikupas kulitnya atau yang biasa disebut sekam. Beras juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik seperti niasin, vitamin D, kalsium, serat, besi, tiamin, dan riboflavin. Biasanya ada lima jenis beras di Indonesia, antara lain beras merah, putih, hitam, dan ketan, namun beras putih adalah yang paling umum. Hal ini yang memicu pengembangan varietas yang berbeda dengan nilai gizi yang berbeda pula sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Tetapi stok beras pemerintah pada tahun ini terus mengalami penipisan hingga mencapai rekor terendah. Penipisan stok ini terjadi karena penyerapan beras di tingkat produsen menurun seiring dengan pasokan yang terbatas dan harga jual yang tinggi. Tentunya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah mengalami penipisan yang sangat amat rendah. BULOG yang merupakan perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan, terancam hanya memiliki stok akhir sekitar 200 ribu ton beras di akhir tahun 2022. Per 22 November 2022, stok beras yang ada di Bulog tercatat sebanyak 594.856 ton. Padahal, Bulog masih membutuhkan stok beras sampai 1,2 juta ton hingga akhir 2022. Hal itu diperlukan untuk menjamin stabilitas harga dan mengamankan kebutuhan masyarakat jika terjadi kondisi darurat.
ADVERTISEMENT
Apabila masalah penyerapan beras atau gabah oleh Bulog tidak segera diselesaikan, ketahanan pangan Indonesia dinilai bisa terancam. Rencana impor beras pun telah dikatakan oleh Budi Waseso selaku Direktur Utama Perum Bulog padahal sebelumnya beliau mengatakan bahwa Bulog memiliki stok beras sebanyak 500 ribu ton di luar negeri. Hal tersebut tentu membuat ketar-ketir seluruh masyarakat Indonesia. Memang jika melakukan impor, cadangan beras negara akan aman tetapi persediaan beras lokal menjadi sedikit dan akan meningkatkan harga beras lokal yang dapat menyebabkan masyarakat beralih kepada beras impor yang lebih murah.
Namun, saat ini Pemerintah tengah melakukan penguatan terhadap stok beras yang kemudian menghasilkan beberapa kebijakan yang pertama tentang kebijakan pembelian gabah/beras petani dengan fleksibilitas harga, dan yang kedua adalah Badan Pangan Nasional menugaskan kepada Perum Bulog dalam rangka penguatan stok CBP untuk melakukan pembelian gabah/beras dengan menggunakan fleksibilitas harga sehingga kegiatan impor beras tidak perlu dilakukan pada saat ini. Kementerian Pertanian juga memastikan bahwa produksi beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir tahun. Dengan peluang tambahan stok pada produksi periode Oktober-Desember 2022, Kementan memperkirakan mencapai 5 sampai 6 juta ton beras.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, masyarakat juga harus turut serta membantu pemerintah melakukan beberapa upaya untuk menjaga ketahanan pangan terkhusus stok beras yang bisa dimulai dari keluarga mereka sendiri. Pertama, mereka harus menentukan kebutuhan pangan agar tidak ada bahan pangan yang terbuang sia sia. Kedua, memperhatikan kandungan gizi pangan (Protein, Karbohidrat dan Vitamin) sehingga dapat membuat tubuh menjadi semakin bugar. Ketiga, memastikan ketersediaan sarana-prasarana untuk memasak termasuk alternatif bahan bakarnya, ini merupakan upaya yang penting juga karena jika tidak ada sarana dan prasarana tersebut maka proses dalam membuat makanan akan terhambat pula. Dengan begitu diharapkan stok beras dapat dipastikan aman hingga akhir tahun 2022 tanpa melakukan impor beras seperti yang telah direncanakan oleh Direktur Utama Perum Bulog.
ADVERTISEMENT