Bank Dunia Danai Infrastruktur RI Rp 2,6 Triliun

25 Maret 2017 10:40 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
World Bank (Foto: Wikimedia Commons)
Badan Direksi Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun (kurs Rp 13.300) untuk mendukung investasi infrastruktur oleh sektor swasta di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pendanaan tersebut akan mendukung institusi swasta non-bank, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Bank Dunia dan the International Finance Corporation (IFC) sebelumnya pernah mendanai PT IIF yang memfasilitasi pembiayaan bagi proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial di Indonesia.
“Ada kebutuhan besar melakukan investasi untuk infrastruktur dan penduduk Indonesia, seiring perjalanannya menjadi negara berpenghasilan tinggi yang sejahtera. Infrastruktur yang lebih baik meningkatkan daya saing barang dan jasa, juga memperluas akses layanan dasar yang akan membawa manfaat bagi masyarakat termiskin,” ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Rodrigo A. Chaves, dalam keterangan resminya yang diterima kumparan (kumparan.com), Sabtu (25/3).
Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia menghadapi kekurangan pendanaan infrastruktur sekitar 60 miliar dolar AS atau sekitar Rp 798 triliun per tahun. Indonesia mengalami kerugian setara lebih dari 1 persen PDB akibat kurangnya investasi infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Infrastruktur yang terbatas, logistik, dan transportasi yang kurang baik, mengakibatkan kemacetan di jalan, keterbatasan energi, dan pertumbuhan usaha yang lebih lambat. Buruknya kualitas layanan air dan sanitasi juga mengakibatkan masalah kesehatan.
Sementara itu, Kepala Keuangan Sektor Khusus Bank Dunia Christopher Juan Costain mengatakan, pendanaan tambahan tersebut akan membantu PT IIF mendanai proyek infrastruktur yang lebih besar dengan jangka waktu yang lebih panjang, serta meningkatkan operasional ekuitas perusahaan tersebut.
“Pasar infrastruktur Indonesia perlu modal jangka panjang yang berkelanjutan – khususnya pinjaman jangka panjang dalam rupiah – untuk memastikan agar proyek-proyek infrastruktur bisa bertahan secara finansial. Semakin diakui bahwa pendanaan pemerintah saja tidak akan cukup untuk membiayai kekurangan infrastruktur,” ujar Christopher.
Sebagai gambaran, pada tahun 2009, Bank Dunia memberikan pendanaan sebesar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun kepada PT IIF. Dana tersebut telah dipakai untuk mengembangkan 18 proyek di sektor transportasi, listrik, energi terbarukan, dan telekomunikasi.
ADVERTISEMENT