2018083020253844406.jpg

'After Office Hour': Istri yang Tak Setia

30 Agustus 2019 19:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'After Office Hour': Istri yang Tak Setia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Ganteng enggak orangnya?”
“Waktu pacaran sama saya sih ganteng banget, Pak. Tapi pas putus jeleknya enggak ketolongan, udah kayak anak kolong jembatan.” Suaraku meninggi sebab teringat bagaimana mantanku itu jalan dengan perempuan lain di belakangku.
ADVERTISEMENT
“Bisa begitu, ya?”
“Bisa, dong Pak. Perspektif berubah sesuai dengan keadaannya.”
Suasana di sekeliling kami senyap dan dingin namun percakapan antara aku dan Angga seperti api unggun yang menghangatkan sekaligus mewarnai malam yang kelabu.
“Dulu saya enggak segemuk ini, kalau beli baju masih bisa ukuran L,” sambung Angga, aku menangkap penyesalan di wajahnya.
Apa yang ia katakan memang benar, dulu Angga memiliki tubuh yang ideal. Aku mengetahuinya dari foto-foto masa kuliah yang ia pajang di mejanya. Andai saya tubuhnya masih seperti dulu pasti perempuan di kantor ini akan semakin beringas saja.
“Istri saya itu perhatian banget sama saya, semenjak menikah selalu bikinin makanan yang enak-enak dan porsinya banyak. Terus pas saya mau olahraga malah dilarang, katanya takut nanti saya lemas dan jatuh sakit. Lagian bekerja juga mengeluarkan energi yang sama seperti olahraga, gitu kata istri saya.” Angga memakan nasi padang miliknya, meski jengah namun ia tetap harus memakannya daripada mubazir.
ADVERTISEMENT
“Ya bagus dong, Pak. Itu tandanya sayang,” kataku berusaha membesarkan hati atasanku.
“Iya, sih. Tapi badan saya jadi melar gini, bergerak jadi sulit, terus napas pendek. Terus parahnya lagi sudah setahun belakangan ini saya suka pusing dan detak jantung saya kadang naik mendadak.”
“Udah periksa ke dokter, Pak?”
“Udah, kata dokter saya punya kolesterol, darah tinggi, sama penyakit jantung.”
Aku terkesiap mendengarnya, bagaimana bisa ia tenang dengan deretan penyakit yang ia punya, dan dalam kondisi seperti itu pun istrinya masih menyuplai makanan lemak tinggi. Aku menatap Angga dengan penuh belas kasihan, pasti berat untuknya menerima kenyataan bahwa ia hidup dengan penyakit itu.
Dokter sudah larang saya makan santan, daging merah, kacang-kacangan, dan banyak lagi tapi satu pun tidak pernah diindahkan istri saya. Dia enggak percaya sama dokter, menurut dia dokter cuma ngada-ngada aja. Ujung-ujungnya saya masih aja dibekalin makanan seperti ini.” Angga menarik napas panjang dan melepaskannya perlahan.
ilustrasi
“Ya mau gimana lagi, Pak. Namanya juga sayang suami, lagian kata orang kan pria yang gemuk, pas setelah menikah berarti bahagia dan diurus benar sama istrinya. Teman saya yang udah menikah pun gitu, dipuji pintar ngurus suami pas liat suaminya jadi gemuk.” Aku menyunggingkan senyum kepada Angga, kegelisahan yang ia pertontonkan hilang tapi ia malahan tertawa satir.
ADVERTISEMENT
“Saya juga berpikir gitu, tapi kemudian saya sadar kalau istri saya ternyata enggak pernah di rumah pas saya di kantor. Enggak lama setelah saya berangkat kerja ada yang menjemput, pria yang lebih muda dari sana, kalau menurut penuturan tetangga saya.”
Aku melongo, tak pernah kusangka pembicaraan kami bisa sampai segini jauhnya. Aku bingung harus sedih atau malah senang, keduanya terdengar tidak adil untuk atasanku itu.
“Jangan percaya gosip, Pak.”
“Saya juga mikir gitu, makanya saya diam-diam beli kamera CCTV terus saya tempatin di sudut yang istri saya enggak tahu.”
“Terus hasilnya?”
“Sepuluh menit setelah saya pergi ke kantor pria itu datang, benar kata tetangga saya, dia lebih muda dari saya, dan yang lebih menyakitkan pria itu junior saya di kampus dulu. Emang dulu saya pernah dengar kalau dia suka sama istri saya, tapi menurut pengetahuan saya mereka enggak sempat jadian…” Senang membaca kisah horor seperti ini? Klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten