office-stories-6.jpg

After Office Hour: Pulang Duluan

2 September 2019 18:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
“Tapi mungkin ada hal yang emang saya gak tau.”
Air mataku menetes begitu saja. Aku merasakan benar bagaimana sakitnya perasaan Angga meski ini bukan urusanku. Aku kehilangan kata-kata, pikiranku buyar; seperti terlempar ke ruang hampa. Aku ini kenapa!
ADVERTISEMENT
“Walau udah jelas-jelas main serong, saya masih menghargai kejujuran istri saya hari ini. baru saja dia mengirimkan fotonya bersama pria itu di atas ranjang setengah telanjang, saya saja ternyata yang bodoh selama ini sampe-sampe gak tau,” kata Angga, nestapa merundungi bagai ribuah lebah yang berdengung di kepalanya.
Air mata menetes dari kelopak mata Angga.
Buru-buru aku merogoh tas untuk memberikannya tisu, namun ternyata tisu di dalam tasku habis. “Ambil aja di atas meja saya,” ujar Angga, kepalanya menekur.
Aku bangkit lalu setengah berlari ke ruangannya untuk mengambilkan tisu, benda itu ada tepat di atas meja. Namun ada hal yang aneh, jejeran foto di atas meja Angga dalam keadaan tertidur, dan kursi di dekat meja berada di ujung ruangan seakan terdorong dari posisinya. Kulihat ada benda bersinar di balik meja, saat aku intip ternyata sinar itu berasal dari sepatu pantofel milik Angga yang berkilau.
ADVERTISEMENT
Aku terpekik pelan kemudian mundur selangkah seraya menutupi mulut dengan tangan agar tidak berteriak, tubuh Angga terbujur kaku di lantai tepat di bawah meja. Kedua tanganya memegang dada, ekspresi wajahnya terlihat terkejut.
Sebuah pesan masuk ke handphone miliknya yang tergeletak tidak jauh dari jasad Angga yang telah membiru, layar handphone menyala dan di sanalah aku melihat foto seorang perempuan cantik berbaring di perut seorang pria dengan hanya sprei putih yang menutupi tubuh mereka. Jika tidak salah tebak, mereka berbaring di ranjang hotel bintang lima berukuran queen.
ilustrasi
Aku mundur perlahan-lahan, degup jantungku tidak karuan. Angga yang semenjak tadi berbincang denganku masih duduk di mejaku tanpa bergerak sedikit pun. Rasa takut menyergap dan berusaha menumbangkan kesadaranku. Namun aku melawan sekuat tenaga. Sekarang ini bukan waktunya untuk pingsan, aku harus pergi sejauh mungkin dari kantor ini.
ADVERTISEMENT
Aku mengendap kembali ke meja. Angga masih menekuri lantai, sama sekali tidak bergerak. Sebisa mungkin aku tidak membuat suara kala tanganku meraih tas yang tergeletak di atas meja, ternyata ta situ luar biasa sulitnya diraih tanpa menyentuh sosok Angga. Aku menahan napas dan mencoba lagi, sampai akhirnya aku berhasil mengambil tas sialan itu.
Bersama tas di tangan aku melangkah meninggalkan Angga di mejaku.
“Kamu mau ke mana Sandra?”
Suara Angga terdengar di belakangku bersamaan dengan tiupan angina dingin ditengkuk, semua itu berhasil membuatku terkencing-kencing. Meski gemetaran aku tetap menoleh ke belakang, Angga masih duduk di tempatnya namun kini matanya menatap tajam langsung ke mataku. Angga yang sekarang sudah berbeda dengan yang tadi bicara denganku, kini ia terlihat seperti mayat mati kemaren; kulit wajahnya kebiruan akibat pembusukan dan kedua bola matanya kosong.
ADVERTISEMENT
“Saya pulang dulu, Pak,” kataku terbata.
“Kamu sudah tahu, ya?” katanya lagi.
Aku tidak berani menjawab.
“Terima kasih udah mau nemenin saya, Sandra. Kalo kesepian saya bakal dateng ke kamu lagi buat ngobrol-ngobrol,” kata suara itu lagi.
Petir yang datangnya entah dari mana menyambar otakku, mengakibatkan seluruh tubuhku beku dan darahku mendesir. Aku lari sekencang-kencangnya dari ruangan itu dan masuk ke dalam lift, selama perjalanan pulang kalimat terakhir itu masih terngiang-ngiang di telingaku.
Malam harinya aku tertidur dalam keadaan resah.
Sebelum tertidur lelap, aku baru menyadari bahwa wangi parfum bercampur sabun merupakan cikal bakal keresahan yang kurasakan.
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
ADVERTISEMENT
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten