ilustrasi dukun.jpg

Dinas Bidan: Terkena Pelet Pak Sukra (Part 8)

16 September 2020 18:44 WIB
comment
21
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cerita horor Dinas Bidan bagian 8, Terkena Pelet Pak Sukea. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita horor Dinas Bidan bagian 8, Terkena Pelet Pak Sukea. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Rumah Pak Sukra terbilang sederhana. Rumah itu tidak sebesar rumah Dinda. Baru saja tiba di rumah itu, Bu Jumi istri Pak Sukra, langsung menyambut kami dengan ramah. Ia tampak seperti ibu-ibu biasa yang sering kulihat. Badannya gemuk, kulitnya sawo matang, dan dia mengenakan daster.
ADVERTISEMENT
"Mari silakan masuk, Mbak!" kata Bu Jumi mempersilakan. Ia lalu melangkah ke dapur dan kembali dengan membawa sekaleng rengginang.
Bu Jumi ini orang yang murah seyum. Setiap kalimat yang diucapkannya pasti diiringi dengan senyuman. Tak lama kemudian Pak Sukra muncul dari dapur. Dia membawa dua gelas sirup jeruk dan menyuguhkannya kepada kami.
"Ini buat Dinda biar lebih tenang. Ayo diminum!" Pak Sukra mengambil gelas di hadapanku lalu menyodorkannya kepada Dinda.
Dinda kemudian meminum sirup jeruk itu. "Enak kan?" tanya Bu Jumi. Namun, Dinda diam saja. Ia tidak menanggapi Bu Jumi.
"Nah... yang ini buat Mbak Maya," Pak Sukra meraih gelas satunya lagi di hadapanku.
"Iya, Pak, terima kasih," timpalku sambil tersenyum. Sirup itu terasa segar sekali. Aku meminumnya sampai habis setengah setengahnya sekali teguk.
ADVERTISEMENT
"Gimana, enak kan sirupnya?"
"Enak, Pak," jawabku sambil mengangguk.
"Kalau rumah itu ada hantunya, untuk sementara Mbak Maya dan Dinda boleh kok tinggal di sini dulu. Ya kan, Mah?" kata Pak Sukra sambil menoleh kepada istrinya.
"Iya, boleh banget. Kebetulan masih ada kamar yang kosong," timpal Bu Jumi.
"Saya ucapin terima kasih banyak udah mau nolong kami, Pak. Semenjak Mbok Ibah meninggal, rumah itu jadi angker. Kemarin saja Dinda kesurupan," kataku sambil menampakkan wajah cemas.
"Nanti saya bantu buat usir hantu itu. Kebetulan saya punya kenalan yang bisa mengusir hantu," ujar Pak Sukra sambil menatapku.
Aku mengangguk. Dinda dari tadi hanya diam sambil menatap Pak Sukra dengan tatapan datar.
ADVERTISEMENT
"Kamu baik-baik aja kan?" tanya Pak Sukra kepada Dinda. Dinda tidak menjawab apa pun.
"Mungkin Dinda masih sedih kehilangan mboknya," aku mengusap kepala Dinda.
"Ya sudah. Semoga kamu bisa cepat mengikhlaskan kepergian mbokmu ya," kata Bu Jumi.
Kami lalu diantar ke kamar oleh Bu Jumi. Di dalam kamar itu hanya ada satu tempat tidur yang hanya muat untuk satu orang. Pak Sukra lalu datang dengan membawa kasur tambahan. Dia meletakkan kasur itu di bawah ranjang.
"Kamu tidur di ranjang ya, biar mbak yang di bawah," kataku kepada Dinda.
***
Entah kenapa malam itu aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba aku terbayang wajah Pak Sukra. Bayangan itu tidak mau pergi sehingga membuatku mataku susah terpejam. Di luar sayup-sayup kudengar suara Pak Sukra seperti sedang bergumam membaca mantra-mantra. Aku juga mencium bau kemenyan malam itu.
ADVERTISEMENT
"Mbak Maya...?" Pak Sukra memanggilku dari balik pintu kamar.
"Iya, Pak," jawabku.
Seperti ada yang mengendalikan tubuhku, aku menghampiri Pak Sukra. Dia berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Dia mengelus rambutku lalu menyentuh pipi kananku.
"Maukah kamu menjadi istri keduaku?"
Aku pun mengangguk, benar-benar seperti ada yang mengendalikanku. Aku tidak mau menceritakan apa yang selanjutnya terjadi malam itu. Semuanya seakan tak terkendali, rumit dan susah dijelaskan dengan akal sehat. Pak Sukra ingin mengawiniku.
Dulu aku tidak pernah percaya dengan kebenaran ilmu pelet. Tapi semenjak kejadian malam itu, aku yakin kalau Pak Sukra mencekokiku dengan ilmu pelet.
Paginya aku dan Dinda langsung pamit pulang tanpa menceritakan apa pun kepada Bu Jumi. Aku sendiri masih dalam kebingungan. Entah antara sadar atau tidak, wajah Pak Sukra masih sedikit terbayang-bayang.
ADVERTISEMENT
Rasanya aku ingin selalu berada di dekat Pak Sukra. Namun, di sisi lain, aku merasa bersalah kepada Bu Jumi. Kejadian malam itu benar-benar di luar nalarku.
____
Nantikan cerita horor Dinas Bidan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten