103.jpg

Hantu Banyu: Pulang ke Palembang

3 November 2019 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir, aku didatangi mahluk yang sangat mengganggu malamku. Sesosok perempuan pucat dengan lidah menjulur panjang dengan rambut panjangnya yang lepek karena basah, dan ia selalu ada di ujung ekor mataku, meringkuk, tangan nya dilipat ke kakinya yang ditekuk, dan kedinginan.
ADVERTISEMENT
Bentuk kepalanya tidak sempurna, ada lubang menganga tepat di atasnya. Aku akan menceritakan bagaimana awalnya aku bisa bertemu dengan sosok menyeramkan yang tidak pernah aku harapkan hadir tersebut. Bermula dari disaat liburan lebaran ke kampung halaman orang tuaku di Pulau Sumatera.
Hari ketiga di sini tidak terlalu buruk. Meski aku tidak terlalu senang dengan cuaca di siang harinya yang menyengat, namun sepertinya potongan pempek kelima lengkap dengan semangkuk cuka di depan wajahku ini membuat semuanya terasa akan baik-baik saja.
Oh iya, namaku Viko. seperti biasa, lebaran tahun ini aku habiskan di tanah kelahiran orang tuaku, di Kota Palembang. Biasanya aku dan keluarga ku sampai kesini H-1 sebelum Idul Fitri, dan tinggal H+5 setelahnya, menginap di rumah Uwak (sebutan untuk Kakak dari Orang tua) Mukhti.
ADVERTISEMENT
Kakek dan nenek ku sudah lama berpulang, namun sebagian keluarga besar kami masih menetap disini, meskipun banyak juga yang sudah merantau ke Jakarta dan daerah lain diluar Pulau Sumatera.
“i lemak caknyo itu, Vik,” (enak kayaknya itu, Vik) ledek Indra, sepupu ku, anak dari Uwak Mukhti. Ia melihat mulutku yang tidak berhenti mengunyah pempek dengan noda cuka yang sudah belepotan di sekitar mulut, diselingi dengan tawa yang lain. Indra ini adalah sepupuku yang paling dekat denganku, umurnya satu tahun lebih muda di bawahku.
Sepupu paling dekat, paling usil, dan juga paling jarang aku temui dalam satu tahun.
“Payolah Viko, kito main ke Pulo Kemaro, jangan ngunyah mulu diem di rumah bae,” ujar Indra dengan aksen khas Palembang yang dicampur dengan logat anak gaul Jakarta. Jujur saja, meskipun hampir setiap tahun aku rutin ke kota ini, tapi aku tidak pernah banyak jalan ke tempat wisatanya.
ADVERTISEMENT
Biasanya seminggu dihabiskan benar-benar full dengan keluarga besar, silaturahim ke tempat-tempat saudara yang lain, makan di mal pusat kota atau berwisata kuliner di restoran yang terkenal, atau hanya berfoto-foto ria di Jembatan Musi.
Terlebih lagi, aku tipikal anak yang cenderung pendiam, dan lebih suka tidur siang. Indra sering mengajakku berpergian, atau sekedar hanya bermain futsal di malam hari dengan teman-teman kampusnya di daerah sini. Namun aku sering sekali dengan mudah menolak, lebih memilih untuk bersantai-santai di rumah, apalagi kondisi siang hari yang menyengat.
ilustrasi
Iya, sebut saja aku memang sepemalas itu untuk beraktifitas di siang hari untuk ukuran anak laki-laki berumur 22 tahun. Tapi entah kenapa, hari ini aku seperti sedang ingin menggerakkan tubuh pemalas ini berpergian ke tempat yang disebut Indra tadi. Pulo Kemaro, atau Pulau Kemarau.
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanan Indra bercerita, bahwa Pulau Kemaro punya cerita sejarah yang menarik, tentang kisah cinta seorang Putri dari kerajaan Sriwijaya dan juga Pangeran dari Negeri Cina. Konon katanya, jika ada pendatang yang baru mengunjungi tempat ini membawa pasangannya, maka hubungannya hanya seumur jagung saja.
Namun sebaliknya, jika belum ada pasangan, maka ia akan secepatnya mendapatkan jodoh atau pasangan. Hal ini terdengar menarik untukku, yang tentu saja masih dalam kesendirian bertahun-tahun lamanya. Baik, kita lewatkan bagian itu. Meskipun aku sejak kecil sering mengalami hal-hal mistis di luar logika, jujur saja aku tetap tidak terlalu gampang percaya dengan cerita mitos-mitos semacam itu.
Jodoh, rezeki dan maut sudah ada yang mengatur, kan? Tapi apapun kepercayaan orang lain, tidak pernah aku patahkan atau aku sanggah. Menurutku, itu bukan bagianku untuk menilai atau memberikan komentar yang tidak-tidak.
ADVERTISEMENT
***
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe untuk mendapat notifikasi setiap ada cerita horor terbaru dari Mbah Ngesot.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten