nordbahnhof-4683447_1920.jpg

Hotel Bekas Pembunuhan: Kamar Itu Angker (Part 9)

26 Juni 2020 12:57 WIB
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cerita horor Hotel Bekas Pembunuhan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita horor Hotel Bekas Pembunuhan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Hanya pesan itu saja yang diucapkan Zainal. Kemudian ia mati kembali. Semua orang di ruangan itu tidak berhenti mengucap istighfar. Ibu Zainal menangis histeris sambil menyentuh wajah anaknya tersebut. Ia berharap anaknya masih hidup. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan dalam tubuh Zainal.
ADVERTISEMENT
Ada hal yang ingin disampaikan Hilda. Fadil yakin pesan itu merupakan sebuah petunjuk tentang keberadaan jasad wanita itu. Dan, kamar itulah satu-satunya jawaban. Fadil akan kembali ke hotel itu untuk mencari tahu keberadaan jasad Hilda.
Sementara itu di hotel, seorang pria yang tadi datang tengah malam tidak bisa tidur. Senapan angin disandarkan dekat dengan tempat tidurnya. Sementara topi koboinya ia letakkan di atas meja. Ia masih syok dengan apa yang telah ia alami beberapa hari lalu di Gunung Pulosari.
Bayangan demi bayangan terlintas di benaknya. Ia berhasil membunuh koloni babi yang menyerangnya. Ia juga sempat dibawa ke alam jin oleh seorang wanita yang berpakaian seperti ratu. Hingga akhirnya Bobi berhasil menemukan Mira di sebuah perkampungan jin.
ADVERTISEMENT
Tidak mudah baginya untuk bisa menyelamatkan saudaranya itu. Dia harus melawan sosok genderuwo yang tak lain adalah suami Mira. Senapan angin yang ia bawa sudah tidak berguna di alam jin. Untungnya Bobi berhasil mengalahkan genderuwo itu.
Entah apa yang terjadi pada dirinya. Tiba-tiba saja Bobi seperti punya kesaktian dalam tubuhnya. Dia tidak pernah menyadari kalau di dalam tubuhnya ada energi gaib yang sangat kuat.
Ia berhasil membunuh dan melenyapkan genderuwo itu. Bobi keluar dari alam gaib itu dengan membawa Mira. Bobi tidak tahu kalau dia merupakan keturunan dari seorang kepala desa Pulosari yang melegenda. Ya, kepala desa yang dulu pernah menaklukkan kerajaan jin gunung Pulosari.
Selama kepala desa yang sakti itu menjabat, tidak ada koloni babi yang menyerang perkebunan warga. Kekuatan gaib yang Bobi miliki merupakan ilmu turunan dari kepala desa sakti itu. Sang Ratu gunung Pulosari pun tidak berani menyakiti Bobi. Ia berhasil membawa Mira keluar dari gunung itu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Bobi tidak menemukan jalan setapak tempat motornya diparkirkan. Ia keluar dari gunung itu melalui jalan yang tak pernah ia tahu sebelumnya. Tengah malam, Bobi dan Mira tiba di sebuah jalan raya. Tidak ada perkampungan warga di sana. Sejauh mata memandang hanya ada pepohonan yang berjejer di pinggir jalan. Mereka berdua duduk di pinggir jalan berharap ada mobil yang melintas.
“Mira!” sapa Bobi.
Sepanjang perjalanan dari alam gaib sampai turun dari gunung, Mira tidak berbicara sepatah kata pun. Tatapannya kosong. Dia seperti orang yang kehilangan akal. Sesampainya di rumah nanti, Bobi akan membawa Mira ke rumah sakit.
Tidak lama berselang, dari kejauhan terlihat sebuah mobil pikap yang tengah mengangkut sayuran. Segera Bobi berdiri lalu melambaikan tangannya. Mobil itu berhenti tepat di hadapannya.
ADVERTISEMENT
“Boleh numpang, Pak?” tanya Bobi kepada sopir yang berperawakan kurus itu.
“Mau ke mana ya?”
“Ke Kananga Selatan,” jawab Bobi.
“Oh, saya enggak ke sana. Saya mau ke pasar Curug nganterin sayuran ini.”
“Enggak apa-apa, Pak, kami ikut saja.”
Yang terpenting bagi Bobi saat itu adalah pergi dari kawasan gunung. Urusan pulang itu gampang. Dia bisa cari penginapan dulu di perjalanan. Setelah satu jam berlalu, Bobi sadar kalau mobil pikap itu membawanya semakin jauh dari Kananga Selatan. Untung saja dia melihat ada sebuah hotel megah di pinggir jalan itu.
“Pak, kami turun di sini saja,” pinta Bobi.
Dia akan menginap untuk semalam di hotel itu. Besoknya baru dia akan mencari kendaraan umum untuk pulang. Lagipula, Bobi sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat.
ADVERTISEMENT
***
Malam itu Bobi benar-benar tidak bisa tidur. Ia bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil kunci kamar Mira. Dia berjalan ke kamar Mira dan membuka pintu kamar. Di dalam sana, Mira juga tidak tidur. Ia hanya duduk termangu di tepi tempat tidurnya. Bobi khawatir saudaranya itu malah jadi gila.
Tidak lama berselang terdengar suara teriakan dari kamar nomor 111. Bobi terkejut. Ia lari ke kamarnya sendiri lalu meraih senapan angin. Tinggal tersisa tiga peluru. kalau ada orang jahat di dalam kamar itu, Bobi harus menggunakan sisa pelurunya dengan sebaik mungkin.
Pintu kamar nomor 111 terbuka sedikit. Teriakan itu terdengar semakin keras dan terkesan seperti orang sedang dipukuli. Pelan-pelan Bobi mendekat sambil menyodorkan moncong senapannya ke pintu kamar itu.
ADVERTISEMENT
“Jangan masuk!” Heri tiba-tiba muncul dari belakang Bobi.
Lanjut Heri, “Kamar itu angker.”
***
Nantikan cerita horor Hotel Bekas Pembunuhan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten