jaran goyang part 8.jpg

Jaran Goyang: Jatuh Sakit (Part 8)

29 Januari 2020 18:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaran Goyang. Foto: Masayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jaran Goyang. Foto: Masayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah mengamuk, Mila dibawa ke rumah sakit, selama tiga hari ia tidak sadarkan diri. Ketika sadar, ia bersikeras ingin pernikahannya dibatalkan. Alasannya sederhana; ia tidak lagi mencintai Agus. Walau pihak keluarga sudah membujuk Mila habis-habisan, tapi keputusan Mila sudah bulat kalau ia tidak mau pernikahannya dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Semenjak kejadian mencekam di acara pernikahannya, Mila jatuh sakit. Sudah dua minggu ia dirawat. Badannya semakin kurus, ia bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Di minggu ketiga Mila sakit, ia mengigau dengan memanggil-manggil nama Ahmad. Saat bangun, Mila menangis ingin dijenguk oleh lelaki bernama Ahmad. Kedua orang tuanya bingung lantaran tidak tahu siapa lelaki itu. Mila minta diambilkan smartphone-nya, kemudian dia mengirim direct message pada Ahmad, mengabarkan kalau dia sedang sakit.
***
Di kampung, Ahmad sedang bersantai sambil memakan pisang goreng hangat di beranda rumahnya. Seekor burung kacer yang dipajang di depan rumahnya berkicau merdu. Sesekali Ahmad bersiul menimpali kicauan burungnya. Asiah, ibunya Ahmad, muncul dari dalam rumah sambil membawa sebotol air dingin dan menyuguhkannya pada Ahmad.
ADVERTISEMENT
"Kalau kamu di rumah terus ibu nyaman, nak. Jadi ada yang nemenin setiap hari. Bapak kan udah nggak ada dan kamu anak ibu satu-satunya. Saran ibu sih cari kerjaan di kampung saja," Asiah duduk di samping Ahmad.
"Aku kerja apa ya Bu?"
"Bertani saja, nak. Sawah dan ladang warisan mendiang bapakmu kan banyak. Selama ini yang urus orang lain saja, barangkali kalau kamu yang urus, hasilnya akan lebih bagus," Asiah tersenyum pada anaknya.
Ahmad mengangguk. Ia meraih smartphone-nya. Iseng saja membuka sosial media, sontak kedua matanya membelalak. Hatinya sangat bahagia karena mendapat pesan dari Mila.
"Aku nggak jadi bertani, Bu."
"Kenapa."
"Aku mau kawin saja," Ahmad memeluk ibunya sambil bersorak bahagia.
ADVERTISEMENT
"Besok aku ke Jakarta."
"Ngapain?"
"Jenguk calon istriku."
"Oalah, kamu nggak pernah cerita ke ibu kalau punya pacar."
"Doakan ya, Bu," wajah Ahmad berbinar sambil memegangi kedua tangan ibunya.
Besoknya, pagi sekali Ahmad berangkat dari rumahnya. Ia tidak sabar ingin bertemu dengan Mila. Ilmu Jaran Goyang memang sangat ampuh. Ahmad tidak menyangka kalau Mila mengirim pesan padanya. Seperti biasa, Ahmad membawa bunga yang ia petik sendiri dari kebunnya, berharap kali ini Mila mau menerima bunga itu dengan senang hati.
Sesampainya di rumah sakit, Mila sangat bahagia melihat kedatangan Ahmad. Seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan kesayangan, bunga yang dibawa Ahmad diterima dengan baik oleh Mila. Bahkan, bunga itu tidak lepas dari pelukannya. Tatapan Mila pada Ahmad sekarang berubah menjadi tatapan kasmaran. Ahmad gugup dibuatnya. Mila tidak mau ditinggal, ia meminta Ahmad menemaninya sampai sembuh. Lebih gila lagi, tiba-tiba Mila melontarkan perkataan yang mengejutkan.
ADVERTISEMENT
"Kalau aku udah sembuh, nikahin aku, ya."
Bapak dan ibu Mila terkejut. Parman curiga kalau anaknya kena pelet. Maka, ia meminta Ahmad untuk bicara empat mata di luar.
"Bajingan, kau apakan anakku, hah?!"
Parman menggenggam kerah baju Ahmad.
"Tidak aku apa-apakan, Pak."
"Halah mustahil! Pasti kau pelet! Kau tahu, pernikahannya batal dan tiba-tiba dia ngajak kamu nikah. Ini pasti kamu pelet!"
"Sumpah aku bahkan nggak tahu apa itu pelet, Pak. Aku hanya teman kerjanya Mila."
"Pah." Tiba-tiba istrinya memanggil.
Semua orang di ruangan itu terheran-heran melihat tingkah Mila. Ia memeluk bunga pemberian Ahmad sambil bernyanyi tidak karuan. Sesekali tertawa seperti orang gila.
Nantikan cerita Jaran Goyang selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten