Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Sepulangnya dari mengubur jasad Pak Budi, dari luar rumah tepatnya dari pantulan tirai jendela. Ahmad melihat Mila sedang bercumbu dengan seorang lelaki yang tak dikenalnya. Mereka berdua terlihat sangat mesra.
ADVERTISEMENT
Dengan amarah yang berapi-api, Ahmad menendang pintu yang kebetulan tidak dikunci. Namun, tidak ada siapa-siapa di ruang tamu. Mila juga sedang tidur dengan pulas di atas tempat tidur. Semenjak saat itu, kejadian demi kejadian aneh mulai menghantui Ahmad. Seperti ada yang mengikuti Mila dan Ahmad yakin makhluk gaib itu lebih dari satu.
Mila juga semakin hari tingkahnya semakin aneh. Seperti ada yang mengendalikannya. Akhir-akhir ini, Mila selalu sibuk dengan kucing hitamnya. Bahkan, perlakuan Mila kepada kucingnya bukan lagi seperti majikan dan hewan peliharaan, sekarang terlihat seperti sepasang kekasih. Selalu dicumbu berlebihan, digendong ke mana-mana. Sekali pun ke kamar mandi, Mila pasti membawa serta kucingnya.
"Kamu kenapa sih ngurusin kucing melulu?" Ahmad tiba-tiba naik pitam.
ADVERTISEMENT
Ia marah karena tidak ada makanan di dapur. Mila tidak masak, seharian hanya main dengan kucing hitamnya.
"Sayang! Sayang! Sayang! Emmuaah," Mila tidak memedulikan kemarahan Ahmad. Masih selonjoran santai di atas sofa sambil memeluk kucing hitamnya.
"Mila! Kamu dengar nggak!"
Tetap tidak ada respons. Jengkel, Ahmad menarik paksa kucing hitam dari pelukan Mila lalu membantingnya ke dinding. Panik kucing hitam berlari ke dapur.
"Heh, kamu kenapa sih nggak bisa banget lihat orang bahagia!" Mila melawan, ia berdiri di hadapan Ahmad.
"Aku suami kamu ya, Mila. Dari kemarin akun perhatiin kamu main kucing terus. Kamu sampe lupa masak. Mana kucingnya, aku bunuh sekalian!"
"Jangan, Sayang! Kumohon jangan. Aku sayang banget sama kucing itu," Mila menangis sambil memegangi lengan kanan Ahmad.
ADVERTISEMENT
Baru pertama kali, Ahmad melihat istrinya menangis. Luluh juga hatinya, ia tidak tega. Segera Ahmad meminta maaf sambil mengecup kening istrinya yang masih menangis tersedu-sedu. Yang terjadi di hari selanjutnya sangat di luar nalar Ahmad, tengah malam ia terbangun karena mendengar suara erangan dari dapur seperti sedang bersetubuh.
Pelan-pelan Ahmad mengintipnya, sesosok makhluk gaib berbulu hitam dengan ekor panjang menjulur ke lantai sedang menyetubuhi istrinya. Ternyata, kucing hitam yang selama ini menemani Mila adalah jelmaan jin jahat, yang tidak lain adalah anak buahnya Nyai penghuni air terjun Panggelangan.
Dengan amarah yang meletup-letup, Ahmad mengambil keris sakti yang ia sembunyikan di lemari. Kemudian, menghantamkannya ke tubuh makhluk gaib tersebut. Seketika makhluk gaib tersebut menghilang, Mila terkapar tidak berdaya di atas lantai.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari berlalu. Mila semakin aneh. Apalagi semenjak kucing hitam kesayangannya hilang, dia seperti orang gila. Sudah tidak mau urus suami, tak pernah masak lagi. Jangankan masak, rumah saja kalau bukan Ahmad yang bersih-bersih maka sudah terbengkalai.
Makin hari Ahmad makin khawatir melihat keadaan Mila. Ia tidak bisa lagi diajak bicara. Menjadi pendiam dan terkadang marah-marah sendiri. Kadang tertawa sendiri. Ia sering memanggil-manggil kucing hitamnya yang hilang entah ke mana.
Ahmad pernah bermimpi didatangi sesosok jin penghuni keris. Jin itu mengatakan kalau nyawa Mila dalam bahaya. Ilmu Jaran Goyang harus segera dicabut dari dalam tubuh Mila. Setelah memantapkan niat, Ahmad akhirnya menancapkan keris di belakang vila. Seketika saja, jerit terdengar dari kamar. Mila terlihat kesakitan sebab ilmu Jaran Goyang akan ke luar dari dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Ahmad berdiri di mulut pintu kamar. Memperhatikan Mila yang sedang menjerit-jerit kesakitan. Andai setelah Jaran Goyang dicabut kemudian Mila tidak lagi mencintainya, ia sudah siap. Sudah tidak tahan Ahmad melihat penderitaan Mila selama ini. Ada rasa sesal dalam hatinya. Tapi, semua sudah terlanjur terjadi.
___
Nantikan cerita Jaran Goyang selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini: