cerita horor

Kisah Mistis Bertemu 'Si Manis' (1)

24 Juli 2019 18:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tiap kali mendengar kata Ancol, saya selalu teringat akan kejadian horor yang pernah saya alami tiga tahun lalu, saat itu saya tengah menghadiri acara di kawasan Ancol, tepatnya di Eco Park. Namanya juga mempersiapkan acara besar, pastinya banyak waktu tersita dan tidak jarang saya harus pulang larut malam sampai subuh. Ibaratnya belum boleh pulang kalau semuanya belum beres.
ADVERTISEMENT
Situasi malam itu sangat sepi dan dingin, saya dan teman saya, Dodo, berdiri resah di depan gedung Ecovention menahan lapar. Setelah lama melawan rasa takut untuk berkeliaran di area Ancol pada tengah malam, kami memutuskan untuk bergerak cari makan.
Berhubung sudah larut malam, ya pilihannya hanya bisa makan di salah satu restoran fast food. Tanpa pikir panjang, kami berdua berangkat. Dodo bawa mobil dan saya duduk di sampingnya sambil membalas e-mail dan WhatsApp sehingga tidak terlalu memerhatikan kondisi sekeliling. Tapi yang saya ingat, memang saat itu kondisi sudah sangat sepi.
Di dalam mobil, Dodo memutar lagu dengan volume kecil supaya tidak sepi mungkin maksudnya. Ketika sampai di danau menuju kawasan pantai, seketika Dodo mengerem dan mengumpat. “Nyebrang lihat-lihat kali!” teriak Dodo sambil sedikit menurunkan kaca jendelanya. “Loh, kenapa Do?” saya bertanya lantaran kaget. “Itu tuh, ada cewek nyebrang sembarangan.” Saya mengikuti arah mata Dodo sampai ke seberang jalan, saya sih enggak melihat apa-apa. Mungkin enggak kelihatan kali, pikir saya.
Ilustrasi wanita misterius. Foto: Dok: Shutterstock
“Orang sepi begini masa ada yang nyebrang sih Do?” tanya saya ke Dodo.
ADVERTISEMENT
“Tahu tuh, cewek dari mana,” jawab Dodo kesal.
Saya tidak ambil pusing dan memutuskan untuk lanjut asyik main handphone. Tidak lama setelah itu mobil kita berhenti. “Apa lagi, sih?” pekik saya. “Mobilnya mogok, cuy,” katanya. Dodo kelihatannya agak enggak percaya. Masa iya sih mobil sehat-sehat saja bisa mogok.
“Kok bisa, ini kan mobil baru?” tanyaku.
“Iya, gue juga heran. Padahal enggak ada masalah nih mobil,” kata Dodo.
Meski kita berdua sama-sama buta mesin, tapi kita tetap keluar, buka kap mobil, dan lihat-lihat mesin. Dari pandangan awam sih tidak ada asap atau tanda-tanda ada yang bermasalah, setelah mulai nyerah sok tahu, kita memutuskan untuk menutup kap mobil dan mencari bantuan.
ADVERTISEMENT
Saat itu cukup sulit mencari bantuan, namun belum sempat berpikir lebih lanjut, ketika menutup kap mobil, kami berdua dikejutkan oleh sosok perempuan yang duduk di kursi tengah mobil. Perempuan itu berambut panjang terurai, memakai baju putih yang sudah lusuh dan agak kotor. Wajahnya tidak begitu jelas tapi yang saya ingat, perempuan itu terus menatap ke arah kami dan sesekali memberikan senyuman. Saya sendiri antara percaya dan tidak ketika melihat ada sosok perempuan itu. Dan seketika berpikir, jangan bilang kalau dia setan.
Ilustrasi wanita seram. Foto: Dok: Shutterstock
Sumpah, saya lemas seketika, lengan Dodo saya remas sekencang-kencangnya sampai dia teriak kesakitan. Setelah itu Dodo lari ke arah pantai untuk minta tolong. Saya ikut di belakangnya, untung saat itu ada seorang pria yang sedang duduk di pinggir pantai. Entah dia tukang parkir atau apa, kita lari ke arah dia. Begitu kami sampai, si Mas itu pun kaget melihat saya dan Dodo lari ke arah dia, dan dia sempat mau lari juga sampai akhirnya Dodo teriak, “Pak, tolongin kita!!”
ADVERTISEMENT
“Ya ampun, saya kira saya mau dirampok,” kata si Mas sambil mengelus dada.
“Ya kali Mas, kita mau ngerampok,” kata Dodo sedikit kesal.
“Memang ada apa lari-lari jam segini, Mas?” tanyanya.
Sambil ngos-ngosan, kami pun cerita tentang mobil kami yang mogok dan ada perempuan aneh di dalam mobil. Si Mas ini langsung mengajak saya dan Dodo kembali ke arah mobil.
“Ayo Mas, kita lihat saja ke mobilnya Mas,” kata si Mas sambil berdiri.
Saya dan Dodo saling melirik, “Ah.. serius Mas, enggak ah Mas, saya ngeri.”
“Enggak apa-apa Mas, sudah biasa,” jawabnya sambil melengos jalan. Saya dan Dodo agak bingung dengan jawabannya. Tapi memang Mas ini kelihatannya orang berani. Pas sampai di mobil, si perempuan itu sudah hilang. Tanpa banyak omong, si Mas itu menyuruh Dodo untuk starter mobil dan ajaibnya nyala. Singkat cerita, kami langsung berterima kasih sama si Mas itu, dan dia berpesan katanya kalau nemu yang aneh-aneh di jalan, klakson saja tiga kali. Anggap sebagai izin lewat, soalnya kawasan ini juga dulunya tempat tinggal mereka.
ADVERTISEMENT
Saya iseng nyeletuk, “Itu yang namanya ‘Si Manis Jembatan Ancol bukan’?”
Si Mas hanya ketawa, dan bilang “bisa iya dan bisa tidak.” Katanya sih di sana tidak hanya ada ‘Si Manis Jembatan Ancol’ saja, ada banyak tapi mungkin yang terkenal hanya sosok ‘Si Manis’.
“Dulu Ancol itu cuma hutan dan rawa mas, hanya ditinggali segelintir orang saja. Makanya dibilang tempat jin buang anak. Saling menghormati aja sama penunggu sini,” kata dia.
Saya dan Dodo meyakinkan diri untuk melanjutkan perjalanan. “Sudah bismillah saja,” kata Dodo ketika kami berdua hendak masuk ke dalam mobil. Sebelum jalan Dodo berkata, “Kalau perkataan saya menyinggung tolong dimaafkan, saya tidak bermaksud mengganggu,” selesai berucap, Dodo menyalakan mobil dan kami berjalan pelan-pelan.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah mobil melaju, tengkuk saya langsung terasa hangat, seperti ada yang menyentuh. Saya melirik ke kaca tengah, tidak nampak siapa-siapa di belakang. Walaupun begitu, saya merasa ada yang ikut menumpang sampai Dodo mengantar saya ke rumah menjelang subuh. Tidak selesai hanya sampai di situ, kengerian pun berlanjut sampai saya tiba di rumah.
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari mbah ngesot.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten