hand-315397_1280.jpg

Kos-kosan Angker: Aura Mencekam

18 September 2019 17:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Auranya sudah sangat mencekam, dan makin terasa pekat saat bapak itu membuka sebuah kamar. Gelap, bau, pengap. Terlebih bapaknya bilang bahwa lampu nya sudah lama mati, dan ada masalah juga dengan keran airnya.
ADVERTISEMENT
Kamar itu tidak terlalu besar, standar kos-kosan, dengan 3 ruangan kecil –ruang depan, ruang tengah untuk kamar tidur, dan ruang dapur yang ada kamar mandi nya – temboknya seperti berurat, di sebagian sisinya hitam dan berlumut. mengerikan.
Dan bagian yang lebih mengerikan adalah ketika aku berusaha melihat apa yang terjadi di kamar ini sebelumnya. Tomo masih berbicara dengan bapak penjaga kosan tersebut terkait harga kamar dan lain-lain, yang tidak lagi bisa kudengarkan. Karena yang kini sedang aku dengarkan adalah suara keras benda tumpul yang dipukulkan dengan hebat ke arah kepala sepasang suami istri yang sedang asik menonton tv.
Hantamannya menghancurkan tempurung kepala mereka berdua, dan istrinya punya luka lebih parah, selain bagian kepala, laki-laki itu menusuk dan menghancurkan tulang leher perempuan itu hingga tertembus dan menghancurkannya.
ADVERTISEMENT
suaminya pun berwajah hampir hancur dan tidak berbentuk lagi. Walaupun mereka sudah tidak bernafas lagi, laki-laki yang membunuh mereka masih tetap menghantamkan benda tumpul panjang tersebut yang seperti linggis, memastikan bahwa mereka berdua sudah benar-benar meninggal. Kata-kata yang sayup terdengar adalah “Mati kau p*ki anj*ng.”
Hal tersebut membuat lututku gemetar dan ingin muntah melihat darah segar keluar dr kepala dan wajahnya dan membanjiri seluruh lantainya.
Tidak selesai sampai situ, aku melihat laki-laki itu masuk ke dalam kamar dan di sana ada dua anak yang masih kecil sedang tertidur pulas. Mereka sempat terbangun dan bertanya ada apa di luar, laki-laki bajingan itu dengan santai mengatakan, “Bukan urusan anak kecil. ayo cepat tidur besok sekolah,” Ia memastikan anak-anak itu kembali terlelap lagi.
ilustrasi
tidak lama pembunuh itu memulai pertama dengan si anak laki-laki, membuatnya kehabisan nafas –wajahnya ditekan dengan menggunakan bantal bermotif jingga sambil mencekiknya, terlihat anak laki-laki itu menendang-nendang dengan kaki kecilnya kemudian kejang-kejang sebelum tidak bergerak lagi.
ADVERTISEMENT
Anak perempuannya yang sepertinya adalah kakaknya, sepertinya masih tertidur dengan wajah yang ditutupi guling. Laki-laki itu sempat mengatakan, “Maaf, daripada kalian harus sendiri di dunia ini, ikut saja dengan mamak dan bapakmu.”
Ada sedikit keraguan saatpembunuh itu mengambil bantal motif jingga tadi, lalu beberapa detik kemudian, anak perempuan itu didekap keras hingga anak itu berteriak-teriak di dalam dekapan bantal, lehernya dicekik keras hingga terdengar suara retakan dan akhirnya tidak bergerak lagi.
Aku sudah tidak kuat lagi melihat ‘penglihatan’ menyedihkan ini. Aku tersadar saat Tomo dan bapak kosan itu membangunkan ku dan aku melihat ada tiga orang lainnya yang mungkin penghuni kos-kosan sini, sambil membawakan air teh hangat dan mengusap bawah hidungku dengan minyak kayu putih.
ADVERTISEMENT
Mereka mengatakan bahwa aku sudah tidak sadar diri selama 10 menit. “kamu kenapa, Put? Kok bisa pingsan? duh pucat banget, mau ke dokter ya?” Tomo tampak khawatir, “Oh enggak kok Tom, aduh, maaf ya Pak jadi ngerepotin, pasti faktor kecapekan nih karena lembur langsung ke sini.”
Bapak itu menelan ludahnya dan berbicara dengan sedikit terbata, “Tadi.. saya sudah ngomong sama si masnya, kalau mau ngekos di sini lebih baik di kamar atas aja, masih ada kamar kosong satu, karena kamar ini masih dalam proses renovasi.”
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten