Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Bobi masih membopong Mira. Senapannya diselendangkan, ia berusaha untuk mencari jalan keluar dari gunung itu. Dan tak lama berselang, Mira tiba-tiba siuman. Bobi pun menyenderkan keponakannya itu di bawah pohon besar.
ADVERTISEMENT
“Mira?” Bobi meriksa kondisi Mira.
Mira tampak sangat lemas, tatapannya kosong. Dia seperti orang yang kehilangan akal. Dan saat itu juga dahan-dahan pohon bergetar seperti ada yang mengguncangkannya. Bobi mendongak, dia melihat sosok makhluk yang sangat tinggi dan besar. Itu tak lain adalah suaminya Mira. Dia sangat marah karena istrinya dicuri.
Buru-buru Bobi membopong Mira lalu membawanya ke tempat yang aman. Setelah itu Bobi menghapiri makhluk besar itu. Makhluk itu meraung lalu mengayunkan tangan kirinya hendak menghantam Bobi. Bukannya membuat Bobi terpental, tangan kiri makhluk itu malah hancur berkeping-keping. Kekuatan gaib yang Bobi miliki sangat dahsyat, maklum dia keturunan kepala desa sakti yang pernah menaklukan ratu gunung Pulosari.
ADVERTISEMENT
Makhluk raksasa itu meraung seperti kesakitan. Lalu Bobi menghentakkan kaki kanannya dan seketika makhluk raksasa itu lenyap begitu saja. Bobi kembali menghampiri Mira. Perempuan itu sama sekali tidak bisa berbicara apa pun.
“Sini Om bantu,” Bobi membantu Mira untuk bangun. Ternyata Mira memang sudah bisa jalan walau masih harus dipapah.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Sebenarnya, dia sempat memikirkan Anjeng. Entah bagaimana nasib wanita itu. Sangat tidak memungkinkan kalau Bobi harus mencari Ajeng, tujuan dia ke gunung ini hanya untuk mencari Mira.
Tengah malam, Bobi dan Mira tiba di sebuah jalan raya. Tidak ada perkampungan warga di sana. Sejauh mata memandang hanya ada pepohonan yang berjejer di pinggir jalan. Mereka berdua duduk di pinggir jalan itu berharap ada mobil yang melintas.
ADVERTISEMENT
Tidak lama berselang, dari kejauhan terlihat sebuah mobil pikap yang tengah mengangkut sayuran. Segera Bobi berdiri lalu melambaikan tangannya. Mobil itu berhenti tepat di hadapannya. Mereka pun numpang ke mobil pikap itu. Ternyata mobil yang ditumpangi Bobi berbeda tujuan, ia pun turun di depan hotel dan menginap di sana semalam. Di hotel itu ia sempat menghubungi istrinya dan ternyata istrinya baik-baik saja di rumah. Demit yang menyerupai dirinya sudah pergi.
***
Lain halnya yang terjadi dengan Ajeng. Wanita itu berhasil diselamatkan oleh Suha, dia seorang kiai muda yang tinggal di kaki gunung Pulosari. Sebelum dia mendaki gunung itu, Suha beberapa kali mendengar ada yang berteriak minta tolong di gunung.
ADVERTISEMENT
Dia juga mendapat isyarat dari mimpi kalau masih ada wanita yang terjebak di gunung Pulosari. Suha bersama tiga orang santrinya mendaki gunung itu dan mencari sumber suara yang selalu ia dengar setiap malam.
Tak butuh waktu lama bagi Suha untuk menemukan Ajeng. Malam itu dia mendengar wanita yang berteriak minta tolong. Suha melihat Ajeng sedang dijilati oleh genderuwo. Kiai muda itu pun membaca ayat-ayat suci membuat demit lari ketakutan. Ajeng di bawa ke pesantren dan dirawat selama berhari-hari di sana.
Setelah dua hari tinggal bersama keluarga Suha, Ajeng pun diantarkan pulang ke rumahnya. Begitulah kisah sederhana dari kualat gunung Pulosari. Setiap orang yang naik gunung haruslah menjaga sikap dan perkataan sebab kita tak hidup sendirian. Ada makhluk gaib yang tak kasat mata dan mereka ada di sekeliling kita.
ADVERTISEMENT
SELESAI