Cerita Horor

Lingsir Wengi Tembang 2: Ancaman (Part 2)

12 Januari 2020 22:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ancaman Foto: Argy Pradypta Martanegara
zoom-in-whitePerbesar
Ancaman Foto: Argy Pradypta Martanegara
ADVERTISEMENT
Ngartasih ke luar dari rumah Ki Bamantara. Ia menyuguhkan rebus singkong ke hadapan Ki Bamantara lalu duduk bersebelahan dengannya. Wanita itu adalah istrinya Ki Bamantara, ia ikut menyaksikan pertunjukan tari sinden sambil sesekali bertepuk tangan melihat penampilan sinden yang menari dengan sangat apik.
ADVERTISEMENT
“Dimakan singkongnya Ki,” kata Ngartasih.
Ki Bamantara mencomot singkong itu lalu mengunyahnya sambil terus menyaksikan pertunjukan. Minggu ini saja sudah dua kali Ki Bamantara memaksa warga untuk mengadakan pertunjukan. Ia tidak peduli apakah warga suka atau tidak, mereka harus tetap mematuhi perintah Ki Bamantara. Tidak ada ampun bagi warga yang membantah perintahnya. Balangandang benar-benar dikuasinya, bisa dibilang ia bagai raja di desa itu.
Di tengah pertunjukan, seorang sinden bernama Sartika tiba-tiba saja ambruk. Sontak saja orang-orang yang ada di sana panik bukan main. Mereka mencoba menyadarkan Sartika yang mungkin saja kelelahan karena tidak berhenti menari. Ki Bamantara bangkit dari duduknya, ia melangkah mendekati kerumunan warga yang seketika terbelah saat Ki Bamantara melintas. Mereka tertunduk ketakutan.
ADVERTISEMENT
Ki Bamantara mengacunkan telunjuknya ke langit. Bibirnya komat-kamit membaca mantra lalu ia jentikkan jari telunjuknya ke kening Sartika. Saat itu juga, mata Sartika melotot, ia tiba-tiba duduk dengan kaki terjulur. Bibinya mengembang tersenyum lebar. Kemudian, ia tertawa terbahak-bahak. Wajahnya yang medok oleh bedak seketika berubah menjadi seperti memar-memar, kondenya masih terbentuk rapi. Dengan mata melotot, ia mengucapkan sebuah kalimat dengan lantang yang membuat Ki Bamantara terkejut bukan main.
“BAMANTARA SETELAH INI KAU BINASA, HAHAHA...,” kata Sartika dengan tegas dan terkesan berteriak.
Jari telunjuk Ki Bamantara kembali diacungkan ke langit. Kali ini ia mebaca mantra dengan durasi yang lebih lama dari yang sebelumnya. Kedua matanya mengerjap-ngerjap. Jari yang ia acungkan bergetar hebat seketika ia terpental sejauh dua meter.
ADVERTISEMENT
“Siapa kau?”
“Hahahaha... aku utusan Nyi Roro Kidul! Bamantara kau binasa, kau benar-benar bisa!” Sartika menunjuk ke arah wajah Ki Bamantara.
Dan, dari balik pepohonan yang gelap gulita, terdengar suara derap langkah kuda yang mendekat. Sebuah delman tanpa kusir dan penumpang mendekat ke kerumunan warga. Delman itu berhenti di halaman rumah Ki Bamantara, semua warga termasuk Ngartasih dibuat ketakutan melihat delman itu. Tanpa ada yang menduga, Kartika seketika saja bangkit dari duduknya. Senyumnya masih tersungging sambil melotot, ia berjalan gontai mendekati delman itu, ia naik ke atas delman dan duduk dengan manis di sana. Wajahnya memandangi Ki Bamantara yang masih tersungkur dia atas tanah. Delman itu berderap pergi, masuk ke sela-sela pepohonan yang gelap. Dan, menghilang begitu saja.
ADVERTISEMENT
Nantikan cerita Lingsir Wengi Tembang 2 selanjutnya. Biar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten