part 8 square.jpg

Lingsir Wengi Tembang 3: Paku Kuntilanak (Part 8)

23 Februari 2020 19:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paku Kuntilanak. Foto: Argy/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Paku Kuntilanak. Foto: Argy/kumparan
ADVERTISEMENT
Rini menemukan taburan melati yang membentang di sepanjang semak-semak, ia coba ikuti arah melati itu . Entah siapa yang menaburkan bunga tersebut. Yang jelas Rini bersyukur ternyata bunga tersebut menuntunnya ke jalan setapak yang tak lain itu adalah jalan pulang. Sekitar jam enam pagi, mereka sudah berhasil turun dari gunung Karang. Untungnya warga sekitar berbaik hati menolong mereka. Rini dan jesika dilarikan ke puskesmas terdekat, mereka sangat kelelahan.
ADVERTISEMENT
Ada yang ajaib dari Jesika. Luka tusukan di leher dan punggungnya hilang begitu saja. Seperti tidak pernah ada luka sedikit pun di kulitnya. Setelah dua hari dirawat, Jesika sehat kembali. Mereka pulang naik mobilnya Pak Sudiman, seorang kepala desa. Pak Sudiman ini orangnya sangat ramah, sepanjang perjalanan ia senang sekali mengobrol. Pak Sudiman mengantar mereka ke rumah masing-masing, walau sempat ditawari untuk mampir, tapi dia menolak alasannya buru-buru karena ditunggu istri di rumah.
***
Rini tutup mulut soal apa yang ia alami di gunung Karang. Ia tidak mau menceritakannya pada siapa pun termasuk keluarga Jesika. Setelah perjalanan ke gunung Karang, masih ada pertanyaan dalam benak Rini. Apakah Jesika sudah sembuh? Atau apakah Jesika masih seorang manusia? Wajar saja kalau Rini berpikiran seperti itu, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau leher Jesika ditusuk secara brutal oleh Arya, tapi ajaibnya dia baik-baik saja. Seharusnya ia sudah tewas, manusia tidak akan bisa bertahan hidup dengan luka tusukan di leher.
ADVERTISEMENT
"Rini, ada tamu, nih!"
Saat Rini sedang melamun di atas tempat tidurnya, tiba-tiba terdengar suara ibunya memanggil. Bergegas Rini turun ke bawah, di atas sofa terlihat seorang lelaki berkepala botak plontos sedang duduk dengan wajahnya yang terlihat khawatir. Rini tidak pernah mengenal lelaki itu sebelumnya. Ia kemudian duduk di hadapan lelaki tersebut.
"Dengan Mbak Rini?"
"Iya saya sendiri. Ada perlu apa ya, Mas."
"Oh, begini Mbak. Saya Jason, kakaknya Tomi. Mbak tahu kan kalau dia udah seminggu hilang."
Jantung Rini seketika berdebar kencang, ia berusaha sebisa mungkin untuk tetap tenang.
"Iya saya tahu, kebetulan Tomi satu kantor dengan saya. Ada apa ya, Mas?"
"Mbak Rini kan teman dekatnya Mbak Jesika, ya?"
ADVERTISEMENT
Rini mengangguk, "Iya. Be... betul," ia mengerutkan dahinya, meraba-raba arah pembicaraan Jason.
Bi Inah, pembantunya Rini, muncul dari dapur dan menyuguhkan air minum dan makanan ringan di atas meja tamu.
"Saya curiga kalau Jesika yang membunuh adik saya."
"Mas jangan bicara sembarangan, ya!" Rini naik pitam.
"Sabar dulu Mbak. Ini saya baru dugaan. Saya cuma mau tanya, pas hari Jumat sepulang kantor, apakah Jesika pulang bareng Mbak?"
"Iya, dia pulang bareng saya, kok. Saya yang antar dia langsung ke rumah?"
"Mbak nggak bohong, kan?"
"Ah, udah deh Mas. Sapean tuh nuduh tanpa bukti. Lapor saja sana ke polisi kalau ada buktinya. Udah saya lagi sibuk, sekarang keluar dari rumah saya," tanpa basa-basi lagi Rini beranjak dari tempat duduknya.
ADVERTISEMENT
***
Rini Heran, kenapa orang itu bisa-bisanya curiga pada Jesika. Padahal kejadian mengerikan yang ia lihat itu sangat bersih, Jesika menelan bulat-bulat tubuh Tomi berikut dengan pakaian dan sepatunya. Benar-benar tanpa jejak dan tanpa bercak darah. Selain itu, Rini juga masih bingung tentang apa yang terjadi pada Jesika. Terlintas dalam benaknya, apakah Jesika itu sudah bukan manusia lagi? Dia penasaran pada lubang di kepala Jesika yang tidak sengaja ia sentuh. Lubang apa itu? Apakah mitos tentang paku yang menancap di kepala kuntilanak itu benar? Atau jangan-jangan Jesika adalah jelmaan kuntilanak, pikir Rini. Malam semakin larut, ia memadamkan lampu kamarnya lalu beranjak tidur. Besok dia akan mencari tahu sendiri kebenaran itu.
ADVERTISEMENT
___
Nantikan cerita Lingsir Wengi Tembang 3 selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten