Mbah Ngesot

Mall Angker Jakarta: Pencarian (Part 6)

5 April 2020 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mall Angker Jakarta. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mall Angker Jakarta. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan
ADVERTISEMENT
Pacarnya bibiku. Ya, dia kuncinya karena terakhir kali aku melihat Bibi dibawa oleh lelaki itu, entah mereka mau pergi ke mana. Walau aku tidak tahu siapa nama pacar Bibi, tapi aku ingat betul wajahnya. Dia pasti tahu di mana Bi Risma sekarang, atau jangan-jangan dia yang menculik bibiku. Aduh, pikiranku bercabang ke mana-mana, aku tidak mungkin berhenti kerja dan pulang kampung sebelum Bi Risma ditemukan.
ADVERTISEMENT
Aku sudah minta Tio agar Bu Indri cepat membantuku, sayangnya sampai saat ini Bu Indri belum juga melakukan apa pun. Untungnya Tio mau membantuku untuk melapor ke polisi. Di kantor polisi aku ditanyai secara detail tentang bibiku, terutama pacarnya. Polisi janji akan melakukan pencarian.
Namun, sudah dua hari berlalu tidak ada kabar sama sekali dari polisi. Aku lalu meminta bantuan Mbak Tania. Katanya dia tahu informasi tentang pacarnya bibiku. Kami lalu berangkat dari kontrakan dengan menggunakan angkot ke sebuah wilayah kumuh di Jakarta.
Kata Mbak Tania, pacarnya Bibi tinggal di daerah sana. Aku sudah izin pada Bu Indri untuk tidak masuk kerja selama sehari, jadinya Tio akan dibantu salah satu pesuruh Bu Indri. Aku tidak akan pernah tenang saat bekerja kalau Bi Risma belum ditemukan.
ADVERTISEMENT
Kami masuk ke dalam sebuah gang kecil, melewati konveksi yang sedang beroperasi. Para pekerja itu terlihat sangat sibuk, mereka terlihat bersemangat. Lagu dangdut terdengar keras dari gedung konveksi, mungkin biar karyawan tidak jenuh.
Mbak Tania terus membawaku masuk ke dalam gang tersebut. Anak-anak kecil berlarian, kucing kampung berkeliaran, aku juga melihat banyak kontrakan kumuh yang tidak layak huni. Tidak lama kemudian, tercium bau comberan yang menusuk hidung. Kututup hidungku dengan kerah baju.
“Bau, ya?” tanya Mbak Tania.
Aku mengangguk dan ternyata penyebab bau itu adalah sungai kecil yang mengalir di gang itu. Airnya hitam, banyak sampah yang hanyut di sungai itu, aku heran kenapa orang-orang masih saja bodoh membuang sampah ke sungai membuatnya tercemar dan bau.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami tiba di sebuah kontrakan kumuh dan jelek. Kontrakan itu bahkan lebih jelek daripada punya Bibi. Dindingnya terbuat dari triplek yang sudah jelek.
Pintunya dikunci, tapi ada sendal Bi Risma dan sepatu lelaki, pasti itu milik pacarnya Bibi. Aku memanggil-manggil namanya sambil menggedor pintu, tapi tidak ada jawaban.
“Kita dobrak aja Mbak. Ini pintunya dikunci dari dalam,” kataku.
“Oke."
Kebetulan pintunya sudah rapuh jadi gampang sekali didobrak. Kami berteriak dengan apa yang kami lihat; pacarnya Bi Risma tewas gantung diri. Tubuhnya kaku, matanya melotot, lehernya terjulur. Mendengar teriakan kami, warga berdatangan. Mereka berkerumun di depan kontrakan, mereka semua bergidik ngeri melihat mayat yang tewas gantung diri.
ADVERTISEMENT
Tak lama berselang, polisi berdatangan. Mayat lelaki itu diturunkan, garis polisi dipasang mengelilingi kontrakan. Aku heran kenapa dia gantung diri? Ke mana bibiku?
Saat itu, bagiku semua semakin rumit. Aku dan Mbak Tania dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Aku juga melaporkan kembali bibiku yang sudah berhari-hari hilang. Setelah selesai kami langsung pulang. Tak henti aku menangisi bibi yang sudah hilang berhari-hari.
***
Keesokan harinya sepulang kerja, aku mendapatkan sebuah petunjuk. Saat pengunjung mal sudah sepi, Tio sudah pulang lebih dulu, sedangkan aku menemukan jejak kaki seseorang. Kuikuti jejak kaki itu mengarah ke sebuah kios kosong. Aku pernah mendengar cerita Tio, kalau kios itu tidak pernah laku karena membawa sial bagi penyewanya.
ADVERTISEMENT
Dahiku berkerut. Di dalam kios itu ada Bi Risma yang tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku.
“Inun....”
“Sini Inun....”
“Bibi?” aku semakin mendekat.
___
Nantikan cerita Mall Angker Jakarta selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten