forest-3737107_1920.jpg

Panyandungan: Bertemu Jodoh Melalui Mimpi (Part 3)

26 Agustus 2020 14:55 WIB
comment
54
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cerita horor Panyandungan Part 3, Bertemu Jodoh Dalam Mimpi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita horor Panyandungan Part 3, Bertemu Jodoh Dalam Mimpi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Mimpi itu datang lagi untuk yang kesepuluh kalinya. Dalam mimpi, aku melihat pasar malam di pesisir pantai. Di sana ada seorang perempuan bernama Novi. Dia begitu manis, tingginya semampai, tubuhnya indah gemulai. Setiap kali dia tersenyum, terlihat lesung di pipinya sebelah kiri.
ADVERTISEMENT
Namun, yang membuatku heran, kesepuluh mimpiku itu sama. Baik tempat atau adegannya sama sekali tidak ada yang berbeda.
Mungkin hanya orang gila yang percaya pada mimpi. Tapi, rasanya aku memang sudah gila. Aku mulai percaya dengan mimpiku itu, barangkali itu adalah sebuah isyarat.
Kuingat-ingat setiap objek yang terlihat di mimpi itu. Kuraih buku catatan dan mulai menulisakan satu per satu. Kutulis pasar malam, pantai, SMKN 3, dan seorang ibu pedagang sawo. Semua itu kulihat dalam mimpi.
Aku menggelengkan kepala. Semua objek yang kutulis ini belum cukup untuk menggali informasi tentang lokasi pasar malam itu. Tidak lama kemudian, aku tersentak karena ingat sebuah objek. Dalam mimpi itu aku juga melihat sebuah bus pariwisata bertuliskan 'rombongan ziarah makam Syekh Asnawi'.
ADVERTISEMENT
Segera kucari lokasi makam Syekh Asnawi di internet. Dan, ternyata makam itu memang ada. Lokasinya tepat di pesisir pantai Caringin, Pandeglang.
Aku juga mencari tahu tentang SMKN 3 di sana. Lagi-lagi mimpiku benar. Sekolahan itu memang ada di Caringin. Bulu kudukku seketika merinding. Mimpi itu bukanlah sebuah kebetulan. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya.
***
Pada hari Sabtu, aku berangkat sendirian ke Caringin. Banyak bus-bus pariwisata yang mengangkut para peziarah. Aku sama sekali tidak mengenal siapa itu Syekh Asnawi. Setelah kucari tahu di internet, ternyata dia adalah seorang ulama besar di Banten.
Syekh Asnawi terkenal sebagai ulama yang aktif menentang kolonialisme Belanda. Bahkan, beliau sempat dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena pemberontakannya dianggap mengancam kedudukan Belanda.
ADVERTISEMENT
Pencarianku semakin menemukan titik terang saat melihat seorang ibu-ibu pedagang sawo di pinggir jalan. Tidak salah lagi, wajahnya mirip dengan yang kulihat dalam mimpi. Segera kuhampiri ibu tersebut, aku bertanya soal pasar malam di pesisir pantai.
“Oh, pasar malam ya. Mas dari sini lurus. Nanti pas ketemu gang pertama, Mas masuk dan dari sana tinggal lurus aja. Pasar malamnya dekat pantai, Mas.”
“Jadi beneran ada pasar malam di sana, Bu?”
“Iya ada, Mas.”
“Baik, Bu. Terima kasih ya.”
Aku langsung menuju lokasi yang ditunjukkan oleh ibu penjual sawo. Benar saja, aku ingat betul kalau ini adalah pasar yang kulihat dalam mimpi. Aku harus menunggu sampai pasar ini ramai pengunjung.
ADVERTISEMENT
Selepas magrib, pengunjung mulai berdatangan. Para pedagang sibuk menjajakan dagangan mereka. Namun, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di sana. Untuk beberapa saat, aku hanya nongkrong di tukang bakso sambil memperhatikan lalu-lalang pengunjung.
Dua jam berlalu, aku tidak belum juga melihat wanita yang ada dalam mimpiku. Malam semakin larut. Para pengunjung satu per satu meninggalkan pasar malam. Pedagang juga mulai membereskan tenda mereka, tapi aku belum juga melihat wanita itu. Mungkin mimpi itu hanya bunga tidur.
Aku memutuskan untuk pergi dari pasar malam itu dan mencari penginapan terdekat. Namun, sesaat sebelum pergi, ekor mataku menangkap seorang wanita berkerudung merah yang sedang membeli nasi goreng.
Kuperhatikan baik-baik wajah wanita itu. Tidak salah lagi, dia adalah wanita yang kulihat di dalam mimpi. Tanpa banyak basa-basi lagi, aku langsung menghampirinya.
ADVERTISEMENT
“Novi ya?” tanyaku. Wanita itu tampak bingung.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Kenalin, aku Bejo,” kusodorkan tangan ke wanita itu.
Ragu-ragu dia menyambut tanganku. “Novi,” timpalnya, singkat. Untuk beberapa saat kami sama-sama diam.
“Kamu siapa? Tahu namaku dari mana?” tanya dia lagi.
Sangat konyol kalau aku bilang tahu dari mimpi. “Media sosial. Aku suka lihat sosial media kamu.”
“Oh... begitu,” kata Novi.
Aku sangat bahagia. Itu adalah pertemuan yang paling berkesan dalam hidupku. Semakin lama aku dan Novi semakin akrab. Ternyata dia sudah tidak punya orang tua. Dia hanya tinggal bersama kakak laki-lakinya.
Aku tidak peduli dengan latar belakangnya itu. Yang penting aku merasa nyaman bersamanya.
ADVERTISEMENT
Dua bulan dekat dengan Novi, akhirnya aku memutuskan untuk menikahinya. Pernikahan kami sangat meriah. Aku tidak menyangka ternyata sumur panyandungan itu manjur. Aku tahu Rini pasti kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, aku benar-benar mencintai Novi, wanita yang kukenal lewat mimpi.
Setelah satu minggu Novi menjadi istri sahku, tidak ada hal janggal dalam rumah tangga kita. Hingga akhirnya, suatu malam aku terbangun dan istriku tidak ada di kamar. Kucari dia ke seluruh ruangan rumah, tapi tetap tidak ada. Jelas aku panik dan segera lari keluar rumah untuk mencarinya.
Di luar kulihat Novi sedang mengobrol sendirian di halaman rumah. Aku penasaran. Apakah istriku bisa melihat hantu?
Nov? Kamu ngobrol sama siapa?” aku menghampirinya.
ADVERTISEMENT
“Eh, kok kamu bangun?” tanyanya balik.
“Iya aku kaget kamu hilang. Tadi kamu ngobrol sama siapa, hantu ya?” aku terus mendesaknya.
“Iya, Mas. Maaf aku baru bilang sama kamu kalau aku bisa melihat hantu. Tadi ada pocong yang mau masuk rumah kita, tapi udah aku usir,” jelas Novi.
Aku tidak menyangka kalau istriku ternyata seorang indigo.
“Nanti kita bicarakan lagi soal ini. Sekarang ayo kita masuk!” ajakku.
Selain kejanggalan itu, aku juga mulai mempertanyakan ketaatannya terhadap ajaran agama. Soalnya selama tinggal serumah dengan Novi, aku tidak pernah sekali pun melihatnya saalat, apalagi mengaji. Pernah suatu malam saat aku sedang membaca Alquran, Novi menghampiriku dengan wajahnya yang panik.
ADVERTISEMENT
Mas…, aku lagi sakit gigi. Baca Alqurannya nanti saja ya,” ujar Novi. Dia menyuruhku untuk berhenti membaca Alquran.
Aku bingung. Katanya dia sakit gigi, tapi dia tidak mau diajak ke dokter. Tampaknya memang ada sesuatu yang belum kuketahui tentang Novi. Tingkahnya semakin lama semakin aneh, aku harus tanyakan ini ke orang pintar.
____
Nantikan cerita horor Penyandungan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten