shutterstock_1211669044.jpg

Pengantin Jawa: Sumur Ini Sarang Setan (Part 11)

22 Agustus 2020 15:27 WIB
comment
58
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cerita horor Pengantin Jawa part 11, Sumur Ini Sarang Setan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita horor Pengantin Jawa part 11, Sumur Ini Sarang Setan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kampung Mojosari geger lantaran Ki Abidin dan semua keluarganya mati mengenaskan di rumahnya. Ada lubang di punggung mereka. Itu seperti lubang bisul yang baru saja pecah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kejadian itu membuat Ki Suratman sangat bahagia. Akhirnya dia bisa balas dendam kepada majikannya itu. Ia merasa sangat puas.
Sementara itu, si Kanti sudah dirasuki oleh makhluk jahat di dalam tubuhnya. Ia sering menghilang dan datang kembali secara tiba-tiba. Bahkan, Kanti sulit diajak bicara. Ia lebih banyak diam dan kadang mengerang sendiri kalau tengah malam.
Kekayaan Ki Suratman memang bertambah dari waktu ke waktu. Dia juga menjadi tetua di Mojosari menggantikan Ki Abidin. Namun, yang tidak ia sadari adalah soal imbalan di balik keberhasilannya itu. Ki Suratman tidak tahu kalau kematian pengantin perempuan di kampungnya disebabkan oleh setan yang ia puja di sumur keramat.
Ada seorang pengantin Jawa yang pernah bunuh diri di sumur keramat itu. Roh pengantin itu cemburu dengan setiap mempelai perempuan yang baru menikah. Oleh karena itu, ia selalu mengincar pengantin perempuan dan membunuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah tahu, Ki Suratman tidak dapat membiarkan begitu kematian setiap mempelai perempuan di Mojosari. Ia pun sudah mendatangi sumur keramat itu dan meminta agar tumbalnya diganti dengan kambing atau kerbau.
Tapi, tetap saja setiap ada yang menikah di kampungnya, si mempelai wanita selalu mati. Bahkan, kematian itu dengan cara yang sama, yaitu bermula munculnya benjolan di punggung mereka.
Ki Suratman sempat mendapatkan petunjuk melalui mimpi. Ada seorang kakek tua yang memberitahu Ki Suratman kalau si pengantin mau selamat, Kanti harus dipasung dalam gubuk yang terpisah dari permukiman warga. Pernikahan juga harus digelar tengah malam dan di dalam gubuk Kanti.
Ki Suratman menuruti petunjuk dalam mimpinya. Ia lalu menikahkan pasangan janda dan duda. Hasilnya, pasangan itu selamat. Ki Suratman pun merasa berhasil. Ia tidak tahu kalau yang selama ini menjadi tumbal hanya pengantin yang masih perawan.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang menyebabkan Anjani mati. Dia menjadi korban setan sumur keramat.
***
Bima mengenakan kembali pakaiannya, lalu pergi dari rumah Ki Suratman. Namun, sebelum masuk ke dalam mobil, dari kejauhan ia mendengar suara perempuan meminta ampun. Bima tidak jadi pulang. Penasaran, ia pun mencari sumber suara perempuan itu.
Setelah ditelusuri, ia melihat Ki Suratman sedang menyeret paksa seorang perempuan tua. Perempuan itu tidak lain adalah Mbok Hafsah, pembantu Ki Suratman.
“Aku tahu apa yang telah kamu lakukan, Mbok,” teriak Ki Suratman sembari menyeret paksa Mbok Hafsah menuju sumur keramat.
“Ampun, Ki…, ampun!”
Bima terus mengikuti mereka dari belakang. Sesekali ia bersembunyi di balik pepohonan agar tidak ketahuan Ki Suratman. Setibanya di sumur keramat, Ki Suratman mendorong Mbok Hafsah hingga tersungkur di depan sumur.
ADVERTISEMENT
“Warga kampung kena penyakit ternyata gara-gara Mbok Hafsah. Ngapain Mbok di sumur keramat ini, hah?” Ki Suratman memarahi pembantunya itu.
Ada garam yang ditaburkan di sekeliling sumur itu. Ia tahu kalau selama ini Ki Suratman melakukan pemujaan setan yang membuat warga Mojosari menderita. Tapi, yang dilakukan Mbok Hafsah malah berakibat fatal. Setan penghuni sumur itu marah besar sehingga wabah penyakit menyerang warga Mojosari.
"Kau harus menghentikan kutukan itu, Ki. Kasihan warga kita," kata Mbok Hafsah.
“Aku emang salah, Mbok. Tapi, aku lagi cari jalan keluarnya biar warga kita selamat. Dan, sekarang Mbok Hafsah malah mengacaukannya. Pantas saja warga kita kena penyakit. Ini sumur keramat, Mbok, sarangnya setan.”
Bima menguping percakapan mereka. Ia tidak menyangka kalau dalang dari semua ini adalah Ki Suratman, orang yang justru sangat Bima percaya omongannya.
ADVERTISEMENT
“Kau harus mati, Mbok,” Ki Suratman menarik lengan Mbok Hafsah. Lelaki itu akan menjerumuskan pembantunya tersebut ke dalam sumur.
“Jangan, Ki!” teriak Bima. Ia lari menghampiri Ki Suratman.
Bangsat kau. Jangan ikut campur urusan kampung kami!” bentak Ki Suratman sambil mengeluarkan keris yang ia ikatkan di pinggang.
Keris itu dihujamkan ke arah perut Bima. Untungnya Bima masih bisa menghindar. Ia kemudian menghantam perut Ki Suratman dengan dengkulnya. Itu membuat lelaki tua itu terjungkal.
Rupanya Ki Suratman tidak mudah menyerah. Ia bangkit kembali, lalu menebaskan kerisnya. Kali ini ia mengarahkan pusakanya ke leher Bima.
Namun, lagi-lagi Bima mampu menepisnya. Keris itu lepas dari genggaman Ki Suratman. Dengan cepat Bima meraih keris itu, lalu menancapkannya di leher Ki Suratman. Ia terkapar dan mengembuskan napas di tempat, di samping sumur keramat. Bima segera membawa Mbok Hafsah keluar dari hutan.
ADVERTISEMENT
___
Nantikan cerita horor Pengantin Jawa selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten