3063289375_c4a49302c1_b.jpg

Rahasia Kelam: Suara Misterius

7 Agustus 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Pepatah mengatakan: sepandai-pandainya kita menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga. Sama halnya seperti kisah yang akan Mbah ceritakan berikut ini, cerita tentang sebuah rahasia kelam yang akhirnya menyeruak meski telah ditutup-tutupi. Ambil kursi, duduk yang nyaman. Jangan lupa bakar kemenyan...
ADVERTISEMENT
Inilah kisahnya.
Apa kamu percaya akan keberadaan hantu? Ya, aku pun tidak, sejujurnya. Mana mungkin aku percaya yang begituan. Aku lahir di keluarga yang serba cukup, meski tidak berlebihan, dan berpendidikan.
Sedari kecil aku diajarkan untuk memakai logika dan dilarang percaya sama hal yang berhubungan dengan mistik. Meskipun, keluargaku berasal dari suku yang terkenal akan mistiknya di Indonesia.
Aku kuliah sampai selesai dan menjalani kehidupan karier yang cukup menyenangkan. Walaupun, kadang berat di awal lantaran begitu lulus kuliah orang tuaku melepasku begitu saja. Aku sudah disuruh mandiri dalam hal finansial, apa yang orang tuaku lakukan memang tidak salah, masih ada dua adikku yang perlu mereka biayai untuk sampai ke posisi aku saat ini.
ADVERTISEMENT
Di masa awal pekerjaanku di kantor yang sekarang, aku setengah mati mempertahankan posisiku sebagai karyawan percobaan dengan deraan tugas yang tidak main-main, tapi aku bisa melewatinya sampai akhirnya aku diangkat jadi karyawan kelas awal. Di sanalah aku bertemu dengan istriku saat ini, seorang perempuan yang menarik perhatianku pada sebuah pertemuan dengan klien sore hari itu. Aku memberanikan diri menyapanya, dan dia merespon dengan baik. Kami berpacaran selama satu tahun dan memutuskan untuk menikah.
Tiga tahun awal pernikahan kami begitu berat, sama-sama berada di posisi karyawan kelas bawah membuat kami tidak bisa terlalu bersenang-senang dengan penghasilan bulanan yang kami terima. Apa lagi, kami harus memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membayar sewa rumah, dan berbagai macam cicilan bulanan. Semua itu hampir membunuh kami.
ADVERTISEMENT
Namun kemudian, karier kami berdua pun menanjak. Kini aku telah menempati posisi project director dan istriku sendiri manager oprasional. Kami kini tinggal di rumah kami sendiri di Jakarta.
Oke, aku sudah lumayan melantur di sini. Mari kembali ke misi awal yaitu apakah kalian percaya dengan keberadaan hantu? Seperti yang telah kusampaikan di awal aku tidak percaya. Namun, ketidakpercayaanku itu patah oleh rumahku sendiri yang ternyata angker. Setidaknya, demikian menurut tetangga sekitar.
ilustrasi
“Mas Danang emang enggak suka denger suara anak kecil ya kalau malam?” tanya tetanggaku di suatu pagi ketika kami berpapasan saat tengah ingin berangkat kerja.
“Enggak, kok, perasaan enggak ada apa-apa,” jawabku santai. Memang aku tidak mendengar apa-apa tiap malam, padahal hampir tiap malam aku tidur larut mengerjakan tugas yang kudu kuselesaikan esok paginya.
ADVERTISEMENT
“Saya denger kayak ada suara anak kecil main di halaman rumah Mas Danang,” tetanggaku menyambung. Kali ini, dengan raut wajah ngeri, matanya sempat melihat ke arah perkarangan rumah yang tepat berada di belakangku.
“Itu perasaan Pak Ranto saja mungkin,” tutupku kalem.
Aku pamit padanya dan masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan, aku masih tidak habis pikir dengan cerita itu, apakah diam-diam Pak Ranto ingin mengolokku lantaran sudah lima tahun menikah tapi tidak memiliki anak barang satu hingga ia mengarang cerita suara anak-anak di pekarangan rumahku. Jika memang itu rencananya, itu berhasil membuatku tertegun barang lima menit memikirkan anak yang tidak kunjung datang.
Bukan aku dan istriku tidak menginginkan anak, tapi kami memang belum dipercaya Tuhan untuk memiliki anak. Selama pernikahan kami, setidaknya empat kali kami diberi kesempatan untuk memiliki buah hati. Namun, semuanya gagal. Sudah periksa ke beberapa dokter, dan seuruhnya mengatakan bahwa kandungan istriku normal.
ADVERTISEMENT
Aku tidak pernah menyalahkan istriku, dia sudah berusaha dengan keras, namun memang kadang pekerjaan terlalu menguras waktu dan tenaganya. Apa lagi kalau sudah tugas ke luar kota tiap tahunnya untuk mengunjungi proyek yang dijalani perusahaan.
-Bersambung-
Penasaran gimana kelanjutan ceritanya? pastikan kamu follow dan ikuti terus Mbah agar tidak ketinggalan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten