creepy-1565255802324-2413.jpg

Rahasia Kelam: Tabir Kebenaran

14 Agustus 2019 18:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Mereka nampak senang melihat Yuyu tersebut, dan menari-nari girang. Aku mengendap-endap dari belakang ketika mereka sibuk memainkan Yuyu tersebut. Melihat mereka dalam kondisi dekat membuatku muak. Lipatan kulit berwarna ungu di sekujur tubuh mereka menjijikkan, dan baunya bukan main, seperti bangkai busuk. Rupa mereka anak-anak tapi tubuhnya seperti kakek renta.
ADVERTISEMENT
Aku berdiri tepat di belakang keempat makhluk mengerikan itu, tanpa menunggu lama aku langsung membuka stoples dan mengucapkan mantra yang diberikan Pak Ranto. Suaraku mengagetkan mereka, mereka takut dan mencoba lari tapi terlambat.
Satu per satu dari mereka tersedot ke dalam stoples bening yang kubawa. Aku memerhatikan mereka sambil tertawa puas. Rasakan wahai makhluk-makhluk parasit kasta bawah. Tidak butuh waktu lama untuk membuat mereka semua masuk ke dalam stoples itu. Buru-buru aku tutup stoples itu saat semuanya tersedot masuk.
Dalam hati aku bersorak-sorai melihat tertangkapnya tuyul-tuyul tersebut. Ini akibatnya kalau berani-berani mengganggu keluargaku. Keempat tuyul tersebut berlarian di dalam stoples, mereka menangis dan ketakutan.
Aku membawa masuk stoples itu untuk kuberikan kepada Pak Ranto keesokan harinya. Mendadak langkahku dijegal oleh istriku di ruang tamu. Aku menyuruh istriku untuk tidur sambil menyembunyikan stoples yang berada di tanganku, tapi ia menolak.
ADVERTISEMENT
Rupanya ia tahu apa yang kusembunyikan, tanpa banyak bicara istriku memerintahkan aku untuk melepas tuyul yang sudah kutangkap tadi. Aneh, bagaimana ia bisa langsung tahu prihal tuyul-tuyul ini. “Lho, Bunda bukannya udah tidur?” tanyaku kepadanya. Aku menyembunyikan stoples yang kubawa.
Aku menyebut istriku gila karena menyuruhku membuang tuyul itu, padahal aku sudah susah payah menangkap makhluk yang selama ini mengganggu rumah tangga kami. Aku benar-benar tak habis pikir kenapa ia bisa bicara begitu, tapi yang jelas aku tidak peduli, aku tak akan melepas tuyul ini.
Istriku tetap bersikeras untuk melepaskan tuyul tersebut, namun aku tidak menyerah begitu saja. Dengan suara keras aku menyadarkan istriku bahwa tuyul tersebut parasit di rumah ini, tapi ia tetap berkali-kali mengatakan bahwa tuyul itu tidak bersalah dan tidak seharusnya diperlakukan seperti itu. Batinku berontak, ada apa ini. Sepertinya istriku mengetahui apa yang selama ini tidak kuketahui. Hati kecilku mengatakan ada sebuah rahasia kelam yang selama ini tersimpan rapi.
ADVERTISEMENT
“Itu bukan tuyul, Yah,” istriku berbisik di tengah isaknya.
ilustrasi
Aku sama sekali tidak mengerti dengan istriku malam itu, apakah dia sudah gila atau bagaimana. Aku tetap bersikeras membawa stoples itu ke lemari buffet dan menguncinya di sana, tapi tubuhku sudah keburu lemas. Dari dalam stoples samar-samar aku mendengar suara anak perempuan yang memohon untuk tidak disakiti, dan suara itu memanggilku ayah.
Suara-suara itu semakin banyak, dan saling tumpang-tindih. Salah satu suara yang cukup jelas terdengar mengatakan bahwa ia ingin bersama ibunya.
Kuangkat stoples itu sampat setaraf wajah, samar-samar kulihat keempat tuyul tersebut menatapku. Kali ini aku dapat melihat mata mereka yang mengiba kepadaku.
“Mereka semua anak-anakku.” Istriku langsung bersimpuh di lantai, air matanya semakin derai.
ADVERTISEMENT
Kepalaku pening dan bayang-bayang hitam memenuhi pikiranku. Ulu hatiku sakit begitu teringat perjalanan tugas istriku yang tidak pernah kutahu jelas, yang aku tahu istriku meninjau proyek ke lapangan, dan keguguran yang selalu ia alami setelah perjalanan bisnis.
Lalu istriku bilang tuyul-tuyul yang kutangkap adalah anaknya. Ingin muntah saja rasanya.
Pernah suatu kali aku melihat tiket pesawat milik istriku yang semuanya berisi penerbangan menuju Solo, ke manakah sesungguhnya ia pergi? Dan proyek macam apakah yang tidak selesai selama bertahun-tahun?
“Apa yang Bunda lakukan selama ini?” aku tak sanggup lagi memikirkan teka-teki ini. Jadi, aku tanyakan saja langsung kepadanya.
“Maafkan Bunda, Ayah. Ini Bunda lakukan untuk kehidupan kita juga. Tujuan Bunda ke Gunung Kemukus cuma untuk cari rezeki bukan buat nyeleweng. Bunda juga udah sehati-hati mungkin, tapi terkadang ada hal yang terjadi di luar kuasa Bunda. Mau enggak mau Bunda harus mengugurkannya, tapi ternyata mereka tetap datang ke Bunda.”
ADVERTISEMENT
Tangis istriku semakin menjadi, aku tak yakin ia bisa berbicara lebih jauh lagi, tak perlu, aku sudah mengerti semua.
Ternyata ada sesuatu yang mengerikan di balik kesuksesan ini. Aku merasa jijik kepada diriku sendiri dan istriku. Sehabis ini mungkin aku tidak akan lagi menyentuh tubuhnya, melihatnya saja sudah membuat muak karena membayangkan tangan-tangan hitam para lelaki udik di atas kulitnya.
Suara-suara itu terdengar lagi. Mereka memanggilku ayah dan memohon untuk dilepaskan, tapi dengan segenap dendam dan amarah yang menggebu kukatakan bahwa aku bukan ayah mereka.
Di depan istriku, kubanting stoples itu hingga pecah berantakan di lantai. Setelah itu kami bercerai, dan rumah itu kujual bersama benih-benih dosa kelam mantan istriku.
ADVERTISEMENT
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten