15e06-from_the_grave.jpg

Rahasia Pulau Berhantu: Cerita dari Masa Lalu

24 September 2019 18:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
Guys, punggungku terasa berat sekali,” kali ini musa melirih sambil memegang bagian punggungnya sendiri. Ahmad menghampiri Musa dan mengusap-usap pelan punggung musa sambil membacakan do’a. “Gimana, Mus? Udah enakan?”
ADVERTISEMENT
“Lumayan, hawa di area pemakaman ini buat aku merasa pusing dan badanku sakit-sakit,” dari awal sejak aku memulai ekspedisi mistis dengan mereka, Musa ini memang yang paling sensitif dengan aura dan energi dari sebuah lokasi angker. Ia memang tidak bisa melihat keberadaan mereka. Namun, mereka lebih senang memberikan interaksi kepada musa seperti punggungnya yang terasa panas dan berat, kepala pusing, hingga kakinya yang terasa kaku digerakan.
“Ehm,” kami seketika terdiam dan saling memandang satu sama lain, dengan bulu kuduk yang meremang hingga ke wajah. Kami semua mendengarnya. “Suara.. apa itu?” Ifah menelan ludah.
Aku menyapu pandanganku ke sekeliling area makam ini hingga melihat sesuatu dari balik tembok areal pemakaman ini. Mata besar berwarna kuning dengan pupilnya yang berwarna merah, mungkin satu bola matanya seukuran kepalaku. memiliki ekor belang putih hitam yang sangat panjang melingkari setengah dari area tersebut. Mata itu mengerjap seraya aku mengucapkan lafadz do’a yang aku hafal.
ADVERTISEMENT
Aku tidak sanggup menjelaskan kepada teman-temanku apa yang aku baru saja lihat, dan mereka memahami itu ketika melihatku terdiam dan terpaku pada satu titik dengam mulut yang berkomat-kamit membaca doa. Tidak lama ia disana, namun sosok perempuan berwajah sendu yang kulitnya hitam legam terkelupas itu hadir kembali disana.
Kali ini ia menangis, tangisan nya menyayat hati siapapun yang bisa mendengarnya, kesedihan yang teramat dalam nampak jelas hingga aura yang penuh dengan kesedihan kini ikut memenuhi rongga hatiku. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku berdiri dari dudukku dan segera menyentuh batu nisan wanita itu, berusaha mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tidak lama, wanita itu tepat berada di depan wajahku, dan membawaku melihat apa yang ia alami.
ilustrasi
“Maria, dengarkan. Kau tahu keadaan VOC sedang kacau balau beberapa tahun terakhir ini. Aku harus ikut menyelamatkan sisa-sisa serdadu militer kita yang berada di Batavia. Para pendunduk mulai beringas membantai setiap orang Eropa disana,” ujar seorang laki-laki tampan bermata biru sambil mengusap punggung tangan seorang gadis cantik berambut pirang yang sangat indah, namun lingkar matanya sayu dan menghitam, seperti habis menangis semalaman.
ADVERTISEMENT
Entah kenapa mereka berbicara dengan bahasa asing yang tidak aku paham sebenarnya, tapi bisa sampai ke kepalaku dan terjemahan yang sangat baik. “Tapi tidak adil kalau kamu yang dikirim ke sana sementara kita sebentar lagi akan menikah, Lucas,” ia mulai terisak kembali.
“Apa aku bisa melawan perintah ayahanda dari wanita yang sangat aku cintai?” suara laki-laki itu sangat lembut, tangis maria makin mengeras. “Bagaimana kalau aku tidak akan bertemu lagi denganmu?”
Ssttt... tidak boleh bicara seperti itu. Aku akan pulang segera. Tunggu aku sampai kembali, lalu kita akan menikah dan bahagia bersama,” Mereka berdua berpelukan dengan hangat. Tidak terasa pandanganku mulai kabur dan melihat adegan lain dari kisah mereka. Kini hanya ada maria di sebuah ruangan, di atas ranjang rumah sebuah rumah sakit dengan ornamen-ornamen kuno nan indah di ruangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Aku memperhatikan Maria tampak lemas dengan punggung tangan yang tertusuk cairan infusan berwarna putih. Kulit indah yang tadi aku lihat, sudah berubah.
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe di bawah untuk mendapatkan notifikasi setiap ada kisah horor terbaru dari Mbah Ngesot.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten