196.jpg

Santet Kolong Wewe di Karawang: Bayi-bayi yang Membiru

17 Oktober 2019 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi
ADVERTISEMENT
Aku menyeruput bibir cangkir berisi kopi hangat. Aroma kopi robusta semerbak begitu nikmat. Setelah kuseruput, aku meletakan cangkir itu ke meja dengan hati-hati.
ADVERTISEMENT
Inilah salah satu caraku untuk sedikit menenangkan rasa kalut yang baru beberapa menit ini bertengger di otakku. Pada pagi akhir pekan ini aku berdiskusi dengan dua orang dari team Ekspedisi Mistis (Eksmis), Ahmad dan Yogi.
“Kita bakal berangkat besok sore dari Cibubur dan akan pakai jalur alternatif untuk menuju ke arah rumah Pak Buana," kataku memulai diskusi.
Perjalanan itu diperkirakan kurang-lebih akan memakan waktu 3-5 jam. Aku bakal menyiapkan beberapa alat untuk mengusir serangan-serangan jin yang akan kita hadapi nanti. Dan, aku menyarankan agar sebaiknya harus menghafal beberapa doa yang kita sudah sering amalkan beberapa tahun terakhir ini.
Yogi manggut-manggut sambil menghisap sebatang rokok yang sudah kesekian kalinya. Ia membuang asapnya sembarangan. Dan, bagiku itu sangat menyebalkan.
ADVERTISEMENT
“Berarti malam ini kita harus adain pengajian dan zikiran bareng di pondok ya, Mad?” tanya Yogi, disusul dengan anggukan pelan Ahmad.
Giya lebih baik ngaji di rumah aja ya. Minimal kita harus isi dulu ‘power’ dan ‘defense’ kita dari doa-doa ini,” ujar Ahmad memberi saran.
“Tapi apa kalian yakin, kita sanggup?” timpalku dengan suara yang terdengar parau karena merasa yakin.
Memang kita sering melakukan penjelajahan ke lokasi-lokasi yang dianggap angker di masyarakat. Beberapa kali juga kita sering mendapat panggilan untuk melakukan Ruqyah (pembersihan diri dari Jin), membersihkan rumah/gedung berhantu yang tentu saja dilakukan juga bersama Ahmad dan Yogi.
Pernah juga waktu itu kami melakukan perjalanan ke pedalaman Subang hanya untuk membuang banyak susuk dari wajah seorang wanita tua. Tidak diragukan lagi, mereka berdua memang jebolan pesantren ternama di tanah Sunda. Tentu saja mereka sudah terbiasa melakukan hal-hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Tapi aku? Aku tidak memiliki kemampuan seperti yang dimiliki mereka. Bahkan untuk beberapa jenis doa saja aku masih dalam proses penghafalan. Lumayan sulit menghafal beberapa ayat panjang yang lebih dari 10 ayat panjang.
Namun, mereka sering mengajakku dalam ekspedisinya. Menurut mereka aku memiliki kemampuan daya sentuh yang kuat dan langka, seperti merasakan gaung-gaung sisa energi yang tertinggal di masa lalu hanya dengan sekali sentuhan.
Kali ini kami memiliki ekspedisi yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Kami akan membersihkan sebuah rumah ‘mantan paranormal’ yang bernama Pak Buana. Katanya rumah tersebut dihuni oleh jin berbentuk kolong wewe raksasa. Dan, katanya juga wewe tersebut berhasil membuat dua bayi yang baru dilahirkan oleh istri Pak Buana meninggal dalam kondisi membiru. Padahal bayi tersebut baru berumur hanya hitungan minggu.
Ilustrasi
Sebenarnya dokter sudah memberikan beberapa analisa ilmiahnya. Namun, Pak Buana bersikeras bahwa yang mengganggunya adalah sesosok mahluk halus yang berhasil menemukan dan memakan ari-ari bayinya pada suatu malam. Membayangkannya saja sudah membuatku bergidik.
ADVERTISEMENT
“Yakin dong! Hey jangan lupa, tidak ada kekuatan yang lebih hebat daripada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa,” jawaban Ahmad mengusir semua keraguanku.
Aku sedikit lebih berani kali ini. Kita lihat, apakah keberanian ini masih akan terus bertahan hingga esok hari atau tidak.
“Tapi, masalahnya kalian enggak merasa ada yang ganjil? Pak Buana ini mantan paranormal lho. Seharusnya dia bisa aja mengatasi masalahnya sendiri. Iya gak sih?” kataku. Kali ini suaraku terdengar lebih lantang.
“Nah, itu juga yang sebenernya aku bingung. Dia cuma bilang sudah berhenti dan bertaubat dari praktik perdukunan setelah menikah," timpal Ahmad.
***
Senang membaca kisah horor seperti ini, klik tombol subscribe untuk mendapat notifikasi setiap ada cerita horor terbaru dari Mbah Ngesot.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten