3 square.jpg

Sekolah Angker: Pengintai Veli (Part 3)

15 Februari 2020 16:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cerita horor sekolah angker. (Foto: Masayu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita horor sekolah angker. (Foto: Masayu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebelum upacara usai, Veli dihampiri seorang lelaki paruh baya yang memakai baju lusuh dan celana panjang hitam, tangan kanannya memegang sapu lidi. Ia memperhatikan Veli dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lelaki itu adalah Pak Cokro, tukang bersih-bersih sekolah. Pak Cokro ini bisu dan hanya orang tertentu saja yang mengerti bahasa isyaratnya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pihak sekolah tidak merekrutnya secara resmi, awalnya dia seorang gelandangan yang setiap hari rajin sekali menyapu daun-daun kering di depan gerbang sekolah, hal itu ia lakukan tanpa ada yang menyuruh.
Lama-lama Pak Gimin sebagai kepala sekolah kasihan melihat Pak Cokro. Akhirnya ia diberikan upah setiap minggu sebesar tiga ribu perak. Karena Pak Cokro orangnya rajin, ia dipersilakan untuk membersihkan ruang kelas dan menghuni gudang kosong yang tidak terpakai.
"Heh, mau ngapain kamu?!" Asep menegur dengan sinis.
"Eeeungngeung? Ngaung," Cokro menggerakkan tangannya sambil mengeluarkan suara yang tidak dapat dimengerti.
Veli mengerutkan kening. Mulutnya masih mengunyah sisa biskuit.
"Bapak ini bilang apa, Sep?"
"Dia nanya apakah kamu murid baru?"
ADVERTISEMENT
"Oh iya, Pak. Saya Veli pindahan dari Jogja," tanpa ragu Veli berdiri dan menjabat tangan Pak Cokro yang kotor.
Pak Cokro sumringah senang karena diperlakukan baik oleh Veli. Lalu Pak Cokro melenguh kembali menggunakan bahasa yang tidak dimengerti.
"Heh udah-udah jangan sok kenal," Asep sinis lagi.
"Nggak apa-apa, Sep. Bapak ini tukang bersih-bersih sekolah kan ya?"
Pak Cokro mengangguk, senyumnya mengembang. Kemudian ia melenguh kembali sambil menarik lengan kanan Veli. Ia ingin membawanya ke tempat duduk yang lebih nyaman--yang biasa digunakan para tamu wali murid.
"Mau dibawa kemana sih Pak Cokro?"
"Enggung, engaaah," tangannya menunjuk-nunjuk ke arah barat. Tepatnya di ujung kelas. Ada sebuah sofa yang sengaja disediakan untuk wali murid.
ADVERTISEMENT
"Di sini aja. Kan lagi ada yang upacara."
Pak Cokro menepuk jidatnya. Saking bahagianya dengan perlakuan baik Veli, ia sampai lupa kalau hari ini ada yang upacara. Pak Cokro lalu mempersilakan Veli duduk kembali di kursi kayu. Tanpa diduga-duga Pak Cokro naik ke atas pohon rambutan yang ada di dekat pos satpam. Kebetulan pohon itu sedang berbuah. Asep meneriakinya agar turun karena berbahaya. Setelah berhasil memetik setangkai rambutan, ia turun dan menyerahkannya kepada Veli.
"Wah, buat saya, Pak?" wajah Veli terlihat senang.
Pak Cokro mengangguk sambil terus tersenyum. Lalu, ia menoleh ke arah lapangan, ternyata barisan siswa sudah dibubarkan.
"Ayo Veli, saya antar ke kepala sekolah," ajak Asep.
ADVERTISEMENT
Veli mencomot dua buah rambutan dan mengantonginya. Sebelum pergi ia menoleh pada Pak Cokro dan mengucapkan terima kasih untuk yang kedua kali.
Setelah mengantarkan Veli, Asep kembali ke posnya. Tidak sengaja ia melihat sebuah saputangan di kolong kursi kayu. Pastilah itu punya Veli. Asep menoleh ke sekitar, setelah dirasa aman, segera ia ambil saputangan itu lalu mengantonginya.
Ia masuk ke dalam posnya, mengunci pintu, dan menciumi saputangan itu dengan beringas. Matanya merem-melek seakan sedang membayangkan hal-hal indah dengan perempuan yang baru ia temui tadi. Saat Asep tengah menikmati aroma saputangan Veli, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.
"Sep, Asep?" Itu suara Veli. Bergegas Asep membukakan pintu.
"Ada apa, Vel?"
ADVERTISEMENT
"Lihat saputangan aku, nggak?"
"Oh, iya baru saja aku mau nyamperin kamu. Ini saputangannya tadi jatuh di bawah kursi."
"Syukurlah ketemu. Soalnya saputangan ini dari pacarku."
Asep menyodorkan saputangan Veli.
"Terima kasih ya, Sep. Kamu satpam yang hebat," puji Veli.
Semakin tersanjung saja hati Asep mendapat pujian dari wanita cantik. Entah apa yang sedang Asep rasakan, hatinya menggebu. Mungkin atau pastinya ia sudah jatuh cinta pada Veli. Dan ia berjanji akan terus mengintai perempuan itu sampai berhasil mendapatkan cintanya, tidak peduli walau Veli sudah punya pacar.
___
Nantikan cerita Sekolah Angker selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten