8 square.jpg

Sekolah Angker: Sempurnakan Aku (Part 8)

17 Februari 2020 19:15 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah Angker. Foto: Masayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Angker. Foto: Masayu/kumparan
ADVERTISEMENT
"Lu yakin ini berhasil, Di?"
Gina duduk di sofa rumah Eldi, ia ragu dengan ide temannya itu, sementara Eldi sibuk merakit boneka jelangkung yang ia buat dari batok kelapa, baju bekas, dan dua batang kayu kering. Di bagian bawah, ia ikatkan sebuah spidol agar roh Veli itu mudah memberi petunjuk. Di bagian batok itu, ia gambar wajah yang sedang tersenyum.
ADVERTISEMENT
"Kenapa tersenyum, Di?"
"Biar roh baik yang masuk ke boneka ini."
"Lu tahu dari mana?"
"Nebak aja sih," jawab Eldi santai.
Eldi sudah selesai merakit jailangkung, "Nah, kalau misalnya lu kesurupan, gua udah download audio doa-doa ruqiah. Biar rohnya bisa keluar lagi dari tubuh lu."
"Lu yakin berhasil, Di?" Gina semakin ragu.
"Percaya sama gua, ini demi menyelamatkan nyawa siswa lain. Siapa tahu kalau jasad Veli ditemukan, nggak akan ada lagi siswa yang mati di sekolah kita."
Malam itu juga mereka berangkat ke sekolah menggunakan motor Eldi. Di perjalanan, gerimis mulai turun disusul kelebat cahaya kilat yang membuat Eldi semakin mempercepat motornya. Para pedagang di warung angkringan menutup bagian depan warung mereka dengan terpal transparan, jaga-jaga kalau nanti hujan lebat. Setelah ngebut akhirnya Gina dan Eldi tiba di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Kita main di mana, Di?"
"Lantai 3 aja, tempat lu ngelihat sosok perempuan itu."
"Oh, Oke."
Mereka naik ke lantai 3, masuk ke dalam kelas tempat Gina melihat sosok perempuan. Sebuah kertas karton berwarna putih digelar di atas meja. Boneka jelangkung dibaringkan di atas kertas tersebut, pintu kelas ditutup. Gina dan Eldi duduk berhadapan, boneka jailangkung itu digenggam oleh Gina. Eldi kemudian merapalkan mantra jelangkung yang ia dapatkan dari internet.
"Sluku-sluku bathok, bathok’e ela-elo. Si romo menyang solo, oleh-oleh’e payung muntho Mak jenthit lo-lo lobah, wong mati ora obah Yen obah medheni bocah Jaelangkung jaelangkung disini ada pesta, pesta kecil-kecilan datang tak dijemput, pulang tak diantar."
Tepat setelah Eldi memabaca mantra, lampu kelas itu padam. Eldi celingukan, ia merogoh smartphone-nya. Sial! benda itu malah ketinggalan di dalam bagasi motor. Anehnya, Gina yang duduk di hadapannya tidak bersuara sedikit pun walau lampu padam.
ADVERTISEMENT
"Gina?"
Tidak ada jawaban. Lampu tiba-tiba menyala kembali, Gina terlihat melotot ke arah Eldi.
"Anjir, Gin?!" Lampu mati kembali. Dan saat menyala, Gina tiba-tiba hilang!
Eldi panik, ia berteriak memanggil Gina. Tepat di atas karton terdapat sebuah tulisan, Eldi memperhatikan pesan di atas kertas tersebut.
'Sempurnakan Aku'
Eldi menengok ke luar jendela. Eldi melihat di halaman belakang sekolah, Gina jongkok sambil mengeruk-ngeruk tanah. Eldi kemudian turun untuk menghampiri temannya. Sesampainya di bawah, Eldi menahan tubuh Gina agar berhenti mengeruk tanah, kulit jemarinya Gina terkelupas hingga berdarah. Sesaat kemudian, tubuh Gina ambruk, tapi ia masih sadarkan diri. Keringat memebasahi bajunya, parau ia berkata.
"Di, jasad Veli di sini," Gina menunjuk lubang yang ia gali.
ADVERTISEMENT
Tanpa pikir panjang lagi, Eldi mencari cangkul ke gudang sekolah. Digalinya tanah itu, beberapa kali cangkulnya menghantam bebatuan karena tekstur tanahnya keras dan bercampur dengan kerikil. Napas Eldi ngos-ngosan keringat membasahi wajahanya, entah pada ayunan keberapa, cangkulnya menghantam sebuah tengkorak manusia. Eldi terkejut, ia harus memberi tahu Pak Gimin!
Besoknya sekolah ramai, polisi berdatangan. Awak media berkumpul ingin meliput penemuan kerangka manusia di halaman belakang sekolah. Kerangka itu diduga milik Veli yang hilang sepuluh tahun lalu. Kedua orang tua Veli datang ke sekolah, mereka menangis melihat kerangka manusia itu, kalau memang benar milik Veli, sungguh kejam pelakunya. Beberapa hari kemudian hasil tes DNA menyebutkan kalau kerangka itu adalah benar milik Veli.
ADVERTISEMENT
Nantikan cerita Sekolah Angker selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten