Mbah Ngesot

Susuk Mayat: Kesaksian Atiah (Part 3)

21 April 2020 16:58 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susuk Mayat Foto: Masayu Antarnusa
zoom-in-whitePerbesar
Susuk Mayat Foto: Masayu Antarnusa
ADVERTISEMENT
Atiah juga meraba wajahnya. Pipinya tebal sekali oleh bedak. Sementara di depan panggung berjejer beberapa obor yang menyala. Apinya berayun-ayun tertiup angin. Puluhan orang berkerumun di depan panggung. Mereka menari mengikuti alunan musik.
ADVERTISEMENT
Di atas panggung tersebut bukan hanya Atiah saja yang menjadi ronggeng. Ada tiga orang lainnya yang sedang menari dengan sangat anggun.
Di hadapan mereka ada beberapa lelaki yang ngibing, menari sambil nyawer. Perhatian Atiah tiba-tiba tertuju ke sebuah keributan di tengah penonton. Di sana terlihat seorang wanita buruk rupa diseret paksa oleh tiga orang wanita cantik.
Mereka semua berpakaian ronggeng. Hanya saja pakaian si wanita buruk rupa sudah acak-acakan seperti habis dianiaya.
Dua orang memegangi tangannya, sedangkan satu orangnya lagi menjambak rambutnya. Saat itu juga alunan musik berhenti. Semua orang tertuju kepada wanita buruk rupa yang sedang menangis meminta ampun.
“Si Sarminah maling pakaian ronggengku. Dasar wanita buruk rupa! Terkutuk!” salah satu dari wanita itu memaki-maki Sarminah.
ADVERTISEMENT
“Kau yakin dia malingnya?” tanya salah seorang penonton.
“Kau lihat saja, baju siapa yang ia pakai ini? Ini pakaianku!”
“Aku tidak maling. Aku memungutnya. Baju ini mereka buang di belakang panggung.”
“Heh... sudah maling, berbohong lagi!” Sekar membentak.
“Kita telanjangi saja dia!” salah seorang dari wanita itu memberi usulan sadis sambil menunjuk wajah Sarminah yang sedang menangis.
“Jangan! Kumohon jangan!” Sarminah merapatkan telapak tangannya, memohon agar tidak ditelanjangi.
Sayangnya, tidak ada yang mendamaikan perseteruan itu. Baju Sarminah dilucuti satu persatu dengan cara yang sangat kasar. Ia sempat mengamuk, tapi tiga wanita itu cukup kuat untuk menahannya.
Para lelaki yang menonton kejadian tersebut seperti membiarkan saja. Mereka malah merasa diuntungkan karena ada tontonan tubuh wanita gratis di hadapan mereka.
ADVERTISEMENT
Tiga perempuan tertawa puas setelah berhasil mempermalukan Sarminah. Buru-buru Sarminah pergi dari kerumunan lelaki sambil membawa serta beberapa helai pakaian untuk menutupi tubuhnya. Ia berlari sambil menangis kencang dan berteriak.
"Terkutuklah kalian!" semakin jauh tubuhnya, semakin tidak terlihat. Barangkali ia masuk ke dalam hutan.
Entahlah. Yang jelas kejadian tersebut membuat Atiah yang sedang berdiri di panggung tercengang. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan. Kakinya melangkah mundur.
Tiga orang yang baru saja mempermalukan Sarminah kini malah menatap Atiah dengan tajam. Mereka melangkah mendekati Atiah. Bukan hanya tiga wanita itu saja, tapi semua orang yang ada di sana secara tiba-tiba menatap Atiah dengan tatapan dingin.
“Kenapa? Aku salah apa?” Atiah ketakutan.
ADVERTISEMENT
Dada Atiah seperti ditendang dengan sangat keras. Dalam satu hentakan saja ia tersadar. Ia mendapati dirinya sedang ada di dalam kamar. Napasnya terengah-engah. Ia menoleh sekeliling. Tidak ada seorang pun yang memainkan alat musik di kamar itu.
Dengan tergesa ia menutup pintu kamar. Atiah lalu melangkah menuju kamar Sarminah.
Setibanya di dalam kamar, dilihatnya tubuh Sarminah menjulang tinggi hingga menyentuh langit-langit kamar. Ia menatap Atiah sambil tersenyum mengerikan. Kedua kakinya tidak menyentuh lantai. Dengan gontai, Sarminah mendekati pembantunya.
“Mayatku....”
“Kau mayatku....”
Atiah menjerit ketakutan. Ia lari terbirit-birit hendak keluar rumah. Tapi, pintunya terkunci rapat dan tak dapat dibuka. Sarminah semakin mendekat. Tubuh Atiah sekarang berada di antara selangkangan Sarminah.
ADVERTISEMENT
“Mayatku....” desis Sarminah.
Atiah pingsan seketika.
___
Nantikan cerita Susuk Mayat selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten