Part 12 - Suara perempuan.jpg

Tahun Baru di Hutan Terlarang: Suara Perempuan (Part 12)

9 Januari 2020 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suara Perempuan. Foto: Masayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suara Perempuan. Foto: Masayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Kim, seorang perempuan yang feminim juga penyuka drama Korea, tidak menyangka akan terlibat dalam kejadian yang tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya. Begitu pun dengan Wisnu, seorang fresh graduate yang ingin segera mendapat pekerjaan, malah terjerumus dalam kasus yang rumit seperti ini. Rasanya mereka ingin segera pulang dan melupakan semua kejadian hari ini.
ADVERTISEMENT
Setelah beres mengikat Jumadi, mereka kembali ke tenda. Kim memasak mi instan menggunakan kompor portable yang ia bawa. Mereka makan di dalam tenda dengan lahap karena seharian belum makan apa pun.
“Kim thanks banget atas kerja samanya.”
“Gua yang harus terima kasih sama lu. Kalau bukan karena ide lu, mungkin gua juga udah mati,” Kim kembali memakan sulur-sulur minya.
“Abis ini kita resign aja Kim.”
“Iya, bener. Mendingan gua cari kerja yang lain daripada kayak gini.”
Oya, lu jangan khawatir. Nanti, gua yang bikin keterangan di polisi tentang apa yang kita alami di hutan."
“Oh, ya. Thanks, Wisnu.”
Kim mengembuskan napas berat. Ia menaruh mangkuk minya, “Kok gua tiba-tiba kangen banget sama cowok gua, ya?”
ADVERTISEMENT
Oya, lu udah punya cewek?” tanya Kim.
“Gebetan, tapi gua nyaman banget sama dia,” Wisnu menaruh mangkuk minya.
“Kayaknya gua bakal nikah sama dia abis pulang dari sini. Orangnya baik banget, Kim.”
Wih, jangan lupa undang gue yak. Temen sependeritaan elu,” Kim tersenyum.
Ia mengangkat kembali mangkuk minya, “Hebat banget lu berani lamar cewek walaupun baru gebetan. Nggak kayak cowok gua, ngajakin pacaran mulu udah hampir lima tahun, nih,” Kim malah curhat.
“Emangnya elu siap diajak nikah?” tanya Wisnu.
“Ya, siap nggak siap sih. Tapi, kan gua cinta sama dia.”
Di tengah obrolan, tiba-tiba mereka mendengar sayup-sayup suara seorang wanita. Buru-buru mereka berhambur ke luar tenda. Kim sudah siap dengan sebuah pisau di tangan kirinya, sedangkan Wisnu meraih cangkul. Mereka berdua terdiam, mendengarkan baik-baik suara wanita itu sambil tetap waspada.
ADVERTISEMENT
“Dari arah kamar mandi,” kata Kim.
Ia mengeluarkan senternya dan berjalan perlahan di belakang Wisnu. Sesekali ia berjalan mundur untuk memastikan tidak ada serangan mendadak dari belakang.
Setelah berada di kamar mandi, Wisnu menyisir seluruh ruangan dan tiba-tiba saja kakinya menginjak sebuah papan. Ia mulai curiga lantas membuka papan itu. Benar saja, ternyata ada sebuah lubang bawah tanah dengan tangga yang menjulur ke dalam.
Nantikan cerita Tahun Baru di Hutan Terlarang selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten