Kemenkumham Papua Naturalisasi WNA Pejuang Pendidikan Anak Papua

Media Center Kementerian Hukum dan HAM
Kanal Resmi Pemberitaan Unit Kerja di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dikelola oleh tim Media Center Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Konten dari Pengguna
23 Mei 2019 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Kementerian Hukum dan HAM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wallace Dean Wiley Mengambil Sumpah Setia Kewarganegaraan Indonesia di Aula Kantor Wilayah Kemenkumham Papua . (Foto: Kemenkumham)
Oleh: Yos dan Kristian Lewokuma Foto: Kristian Lewokuma
ADVERTISEMENT
Wallace Dean Wiley adalah Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat. Mantan pilot maskapai pesawat MAF itu dikenal sebagai pejuang pendidikan di Papua.
Pria kelahiran Washington pada 5 April 1948 tersebut, kini resmi mengganti status kewarganegaraannya menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) di Aula Kantor Wiilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Papua, Kamis 23 Mei 2019.
Pelaksana tugas Kepala Kantor Wiilayah Kemenkumham Papua Max Wambrauw mengungkapkan, bahwa Pemerintah Indonesia memberikan ruang kepada WNA untuk menjadi WNI melalui jalur naturalisasi. Sebagaimana dilakukan oleh Wallace Dean Wiley.
“Saat ini pendaftaran menjadi Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan Pasal 19 UU Nomor 12/2006, dapat dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Administrasi Kewarganegaraan Elektronik dimiliki layanan Administrasi Hukum Umum online,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Usai dilantik menjadi WNI, Wallace diharapkan dapat berkolaborasi dengan program-program Pemerintah Daerah dan LSM yang ada di Tanah Papua.
Sebab, menurut Max Wambrauw, pendiri sekolah Papua Harapan tersebut sudah membangun sekolah khusus anak asli Papua yang tersebar hingga pedalaman Papua.
“Wallace sudah 42 tahun berada di Papua memiliki kegiatan yang luar biasa. Seorang pejuang pendidikan di tanah Papua, membangun Papua adalah membangun manusianya,” ujarnya.
Wallace Dean Wiley. (Foto: Kemenkumham)
Sementara itu, Wallace Dean Wiley mengaku mau menjadi WNI lewat jalur naturalisasi. Lantaran kecintaannya pada Indonesia. Khususnya di Tanah Papua.
“Saya begini karena kehendak Tuhan, Tuhan memanggil saya ke Papua untuk membantu sebaik mungkin di sini, dengan usia yang sudah tua. Saya lakukan naturalisasi biar saya bantu secara bebas di sini,” ucap pria yang sudah mahir berbahasa Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Wallace mengungkapkan, bahwa bersama Yayasan Papua Harapan sudah membangun sekolah sampai berada di pedalaman Papua, termasuk membangun klinik kesehatan.
“Papua Harapan sudah membuka sebanyak 6 sekolah di pedalaman Papua bekerjasama dengan Lippo, di Tolikara, Mamit, Karbaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto,” ungkapnya.
“Harapan ke depannya, saya bisa membangun sebuah sistem kesehatan yang paling baik untuk anak-anak kita di pedalaman Papua,” tambahnya.
Yayasan Papua Harapan, Wallace menjelaskan, mendirikan sekolah untuk menerima anak-anak Papua dari tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Bahkan kedepannya akan dibangun sekolah untuk anak-anak tingkat pendidikan SMP sampai SMA. Sekolah yang dibangun juga dilakukan untuk di pedalaman Papua.
"Kami mulai dengan 7 orang anak Papua, dan dalam waktu dekat mereka akan diwisuda. Saya bangga sekali dengan mereka. Ini akan kami terapkan kepada seluruh anak Papua," ucap Wallace.
ADVERTISEMENT
"Saya lihat potensi pendidikan yang luar biasa dalam diri anak-anak Papua tetapi kesempatan belum ada. Maka kami mau kasih mereka kesempatan dan waktu sebaik-baiknya dan maju bersaing dengan seluruh dunia,” tambahnya.
Turut hadir pada acara pengambilan sumpah/janji setia, istri dan keluarga dari Wallace, Pejabat Eselon III dan IV, para JFT dan JFU di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Papua.