WBP Lapas Fakfak Modifikasi Botol Bekas Jadi Ornamen Natal

Media Center Kementerian Hukum dan HAM
Kanal Resmi Pemberitaan Unit Kerja di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dikelola oleh tim Media Center Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Konten dari Pengguna
13 Desember 2017 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Media Center Kementerian Hukum dan HAM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Fakfak menghias pohon Natal dengan beragam pernak-pernik menjelang perayaan hari raya Natal, yang jatuh pada 25 Desember 2017. Namun dengan cara sederhana hanya bermodalkan botol bekas, bambu, dan bunga-bunga yang cantik.
Pernak-pernik Natal dibuat dari botol bekas. (Foto: Kemenkumham)
ADVERTISEMENT
Oleh: Asrul Ramly Edy dan Adek Foto: Asrul Ramly Edy
Tengoklah yang dilakukan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Fakfak, pada 13 Desember 2017 ini. Para WBP sudah mempersiapkan membuat pohon Natal. Uniknya, pohon Natal dibuat dengan memodifikasi pelbagai jenis ornamen dari botol bekas dan bambu. Satu persatu botol bekas dipotong, digunting, serta direkatkan menjadi ornamen yang cantik.
“Bahan yang telah dibentuk dirakit menjadi satu dengan rangkanya. Untuk pencahayaannya diberikan lampu LED. Sedangkan ornamennya mulai dari daun hingga bintang dibuat dari potongan dan guntingan botol,” ungkap salah seorang WBP Lapas Fakfak Yohanes Tutratan, yang menjadi tamping atau WBP yang dipekerjakan atau membantu pekerjaan petugas sehari-hari untuk keterampilan.
ADVERTISEMENT
Adapun bukan hanya pohon Natal yang dibuat oleh WBP. Melainkan untuk kandang Natal juga dibuat oleh WBP dengan penataan yang artistik untuk dibawa ke Gereja Oikumene Lapas Fakfak.
“Dekorasi Natal dari botol bekas dan kandang Natal sebagai refleksi kelahiran Yesus Kristus yang lahir dalam dimensi kesederhanaan dan kemiskinan,” tutur Yohanis menambahkan, seorang WBP lainnya yang mengakui dalam pembuatan ornamen pohon Natal membutuhkan sekitar 200 botol bekas.
Sementara itu, Kepala Lapas Fakfak Heru Trisulistiyono memuji kegiatan para WBP Lapas Fakfak, yang membuat ornamen pohon Natal dengan botol bekas dan bambu. Menurutnya, hal yang dilakukan para WBP bertujuan untuk menambah semarak perayaan Natal. Sebab selain dari botol bekas pelbagai bunga indah juga akan menghiasi Gereja Oikumene di Lapas Fakfak.
ADVERTISEMENT
“Kreativitas sangat diperlukan saat kondisi yang terbatas. WBP memanfaatkan botol bekas menjadi hiasan indah merupakan kreativitas yang bernilai,” ujarnya.
Disela-sela pujian Heru atas yang dilakukan para WBP Lapas Fakfak. Dia terharu melihat filosofi WBP membuat barang bekas menjadi bernilai itu, diakuinya sama halnya dengan kehidupan yang mereka jalani.
“Awalnya dianggap sampah masyarakat, namun mereka dapat berubah dan kelak berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” Heru menuturkan seraya bangga.