Pentingnya Kompetensi Berlogika di Era Industri 4.0

Mambang
Mambang,M.Kom Dosen Informatika dan Komputer, Penulis,Peneliti dan Praktisi Ketua IndoCEISS Kal-Sel 2021-2025
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mambang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh ElisaRiva dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh ElisaRiva dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Tarian sosial media bersama aliran informasi yang tiada henti dalam dekade ini membuat sendi-sendi kehidupan terasa berbeda dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
Kemudahan yang ditawarkan dalam penyampaian informasi kepada publik yang disediakan dalam konektivitas jaringan internet membuat informasi atau berita yang tersebar sulit untuk dibedakan, mana itu fakta dan hoaks. Di sisi yang berbeda, kondisi seperti ini seakan menjadi hal yang wajar, tapi itu yang sebenarnya mengusik kehidupan sosial masyarakat.
Ketika aliran informasi kencang berembus dalam kehidupan, maka kita harus bersiap dengan segala sesuatu yang bisa terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan sulit diprediksi.
Secara alamiah manusia pasti menggunakan akal dalam ranah apa pun dalam kehidupan yang dapat memuat informasi untuk membedakan dua hal yang bertentangan satu sama lain. Kita tentunya dapat membedakan mana lampu yang menyala dan mati, mampu membedakan antara satu dan nol, mampu membedakan mana yang benar dan salah.
ADVERTISEMENT
Kita juga memiliki kemampuan rasional untuk mengetahui dan memiliki kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa mampu membuat manusia untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Memahami kondisi saat ini memang banyak membuat orang gagal paham, siapa pun saat ini merasakan bahwa perubahan yang ada di sekitar kita itu terjadi dengan sangat cepat.
Memaknai sesuatu di sekitar kita saat ini, memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda, perlu analisis dari yang mudah ke sulit dan dari yang kecil ke besar untuk bisa menyimpulkan segala kondisi yang terjadi.
Dalam komputer sendiri kita mengenal sebuah satuan dengan nama Bit. Bit sebagai sebuah satuan adalah jumlah informasi yang dapat dibawa oleh dua pilihan yang mempunyai kemungkinan yang sama.
ADVERTISEMENT
Informasi adalah pereduksi ketidakpastian. Teori informatif atau teori informasi adalah salah satu teori komunikasi dan cabang matematika yang menggambarkan bagaimana ketidakpastian seharusnya dihitung, dimanipulasi, dan disajikan.Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa teori informasi dimulai pada tahun 1948 ketika Claude Shannon mempublikasikan artikelnya yang berjudul A Mathematical Theory of Communication dalam Bell System Technical Journal.
Bit lebih menekankan pada penyimpanan data sebagai digit biner, dan biasa digunakan ketika membicarakan tentang kapasitas data.
Realitas yang terjadi saat ini, dengan transformasi digital terjadi hampir di semua sendi kehidupan dan manusia sebagai makhluk sosial tentunya sangat memerlukan interaksi antar sesama. Setiap jejak langkah manusia di kehidupan ini, selalu dihadapkan dengan logika atau sebaliknya. Secara sederhana logika dapat dipahami sebagai berpikir secara logis, atau masuk akal.
Gambar oleh Zoltan Matuska dari Pixabay
Logika menurut Ibnu Sina adalah “alat pembeda antara benar dan salah”. Adapun Frege mendefinisikan logika sebagai “ilmu dari hukum paling umum tentang kebenaran”
ADVERTISEMENT
Menurut Aristoteles, logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran.
Perjalanan kehidupan kita sering mengalami berbagai kejadian yang kita pikir tidak logis, misalkan ada yang jelas-jelas melakukan korupsi dengan uang dengan jumlah yang sangat banyak, tapi di mata hukum kenapa sama dengan seorang pencuri seekor ayam. Ada juga yang terbukti bersalah tapi tidak bisa disentuh oleh hukum, ada juga di dunia pendidikan sudah sekolah ke jenjang perguruan tinggi tetapi tidak ada institusi atau dinas pemerintah dan swasta yang dapat menerima dirinya untuk bekerja sehingga harus puas di terminal pengangguran.
Mengutip dari buku Muhamad Rakhmat dengan judul “Pengantar Logika Dasar” Menjelaskan Seseorang telah dapat dikatakan melakukan penalaran dengan benar, dan karena itu telah disebut memiliki karakter berpikir nalar, apabila seseorang itu memperlihatkan pemikirannya yang logis dan analitis. Logika secara sederhana diartikan sebagai metode atau teknik yang dapat diciptakan untuk meneliti ketepatan proses berpikir. Logika menunjuk pada cara kita menggunakan akal untuk berpikir, cara kita memahami kehidupan, sikap dan tindakan yang diterima oleh sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mengutip tulisan dari Hendro Trieddiantoro Putro, di dalam buku Pengantar Logika Modern, Gie et al. (1978) mengemukakan dewasa ini logika telah mulai mendapat pengakuan dalam bidang pendidikan di Indonesia dengan kehadiran berbagai buku logika dalam bahasa Indonesia.
Abad ke-21 ditandai dengan masuknya era revolusi industri 4.0. Di mana, kompetensi menggunakan logika merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki kita semua terutama mahasiswa agar mampu menciptakan inovasi dan kreativitas dalam kehidupan nyata.
Penerapan perkuliahan berbasis logika pun dibutuhkan bertujuan untuk tumbuhnya karakter akademik yang terukur dalam perilaku untuk berpikir kritis dan kejujuran berpikir para mahasiswa di abad ke-21 ini.
Kemampuan berpikir logis sangat penting untuk dimiliki oleh kita semua terutama seorang pemimpin, karena dengan kemampuan berpikir logis, akan membantu kita memaknai kehidupan, tak terkecuali saat membuat keputusan penting, memecahkan masalah, menghasilkan ide-ide kreatif, dan juga menetapkan sebuah tujuan.
ADVERTISEMENT
Ketika sebagian orang tidak memiliki kemampuan berpikir logis, hal ini membuat sebagian masyarakat tidak bisa membuat argumentasi dan mengungkapkan pemikiran secara terstruktur. Kondisi itu juga menyebabkan banyak masyarakat sulit diajak berdiskusi, selalu menganggap dirinya paling benar dan tidak bisa menghargai pemikiran orang lain.
Guru Besar Aeronautika dan Astronautika ITB Ichsan Setya Putra mengatakan, kemampuan berpikir logis merupakan bekal hidup utama manusia agar mampu memberdayakan segala kemampuan yang dimiliki serta menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk maju. Sejarah membuktikan bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kemampuan berpikir logis.