Petani Garam Sampang Buktikan Garamnya Tak Mengandung Busa

Konten Media Partner
17 Januari 2019 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Petani garam membuktikan hasil produksi garam yang dianggap mengandung busa dihadapan staf Kementerian saat berkunjung ke PT Garam Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Kamis (17/1/2019). (Ryan Hariyanto/MM).
ADVERTISEMENT
Sampang, (Media Madura) - Pemerintah pusat membentuk tim gabungan untuk memantau stok dan kualitas garam rakyat di wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis (17/1/2019) siang.
Tim meliputi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), berkunjung ke PT Garam di Kecamatan Pangarengan, Sampang.
Dalam kesempatan itu, petani garam membuktikan langsung dihadapan staf Kementerian bahwa hasil produksi garam lokal tidak mengandung busa.
Hal ini menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita yang menyebut garam lokal tidak memenuhi persyaratan industri dalam negeri, karena garam lokal cenderung memiliki busa.
"Silahkan bapak lihat sendiri, bagaimana garam rakyat jika dicampur dengan air, tidak ada busa bukan, berarti jangan asal memberi statment seperti itu Menteri Perdagangan, silahkan bisa disampaikan nanti hasilnya, tapi anda harus berani," tegas Ketua Forum Petani Garam Madura (FPGM) Moh Yanto di hadapan staf Kementerian, Kamis (17/1/2019).
ADVERTISEMENT
Menurut Yanto, garam lokal miliknya tidak sama sekali menimbulkan busa ketika di campur dengan air. Maka itu, dirinya tidak terima atas pernyataan Menteri Perdagangan.
"Pembuktian ini sebagai aksi nyata bahwa garam lokal tidak berbusa,” ujarnya.
Tak hanya itu, terkait stok garam di Sampang masih cukup banyak. Buktinya, seperti milik satu orang petani garam yakni di gudang milik H. Taufik ada sekitar 15 ribu ton garam.
"Ini masih satu orang belum lainnya, produksi garam banyak karena cuaca tahun kemarin memang bagus, kami berharap perusahaan pengolah garam untuk segera menyerap garam rakyat, jadi jangan impor terus, apalagi jangka pendek kemungkinan bulan 4 ini mulai panen lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi itu, Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Jafi Alzagladi, justru berdalih bahwa pernyataan itu sebagai pengharapan agar para petani garam dapat meningkatkan kualitas garam yang sifatnya pemerintah ini untuk mendorong lebih kepada kualitas garam.
“Kita harapkan kualitas haram dirtingkatkan, karena kita sangat ingin mereka mendorong petambak garam meningkatkan kualitas, kualtias itu diuji seca laboratoris, sehingga di pasar nantinya siapa yang membutuhkan kualitas ini pemerintah hanya mendorong untuk tingkatkan kualitas garam,” kelitnya.
Dirinya menyampaikan kedatangannya ke Kabupaten Sampang hanya sebatas meninjau hasil produksi dan untuk mendorong kualitas garam rakyat. Setelah ditinjau, stok garam rakyat di Sampang ada 111.603 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Reporter : Ryan Hariyanto Editor : Ist