Kado Spesial Peneliti BRIN Pada Peringatan Hari Cinta Puspa Dan Satwa 2022

Melani Kurnia Riswati Riswati
Pranata Humas Ahli Muda-BRIN
Konten dari Pengguna
17 November 2022 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Melani Kurnia Riswati Riswati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi fakta bila burung telah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Keberadaannya tak sekedar bermanfaat secara ekonomi. Tugas pentingnya secara ekologi dalam ekosistem tak disangsikan lagi. Menyerbuki bunga, membantu menyebarkan biji, pengendali hama dan penyakit, serta sebagai dekomposer bahan organik dari bangkai sehingga membantu mengurangi gas metana penyebab gas rumah kaca. Dan dalam ilmu biologi konservasi secara gamblang menjabarkan akan pentingnya peran flora dan fauna.
ADVERTISEMENT
Sumber daya hayati yang melimpah dan kerap dipuja, tidaklah berguna kala habis terkikis. Berbagai jenis langka pun musnah. Burung dari kawasan timur Indonesia seperti nuri kepala hitam, kakatua jambul kuning dan kakaktua raja diekspor ke Amerika Serikat, Eropa dn Timur Tengah. Bahkan Indonesia menjadi pemasok utama perdagangan nuri yang berasal dari Asia.
Soehartono & Mardiastuti, 2003 mencatat sekitar 270 jenis burung nusantara dimasukkan ke dalam appendiks Konvensi Perdagangan Species Terancam Punah (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and flora-CITES). Bahkan 14 jenis dicantumkan dalam appendiks I sehingga perdagangan terhadap jenis tersebut tidak boleh dilakukan.
Peneliti BRIN menyerahkan dua buah buku kepada perwakilan Pemkot Bogor saat perayaan Hari Cinta Puspa dan Satwa 2022. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati
Burung Bayan dan Burung Kakatua Paruh Bengkok
Dalam mitologi, burung bayan digambarkan sebagai representasi kecerdasan, arif dan bijaksana. Dan dalam karya sastra Jawa, bayan menjadi salah satu tokoh yang membawa pesan moral. Hadir sebagai sebuah cerita bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia. Dalam serat tersebut menyiratkan hubungan kuat antara hewan dan manusia. Bayan digambarkan sebagai hewan yang berperilaku layaknya manusia. Nasehat dan ungkapannya terdokumen dalam bentuk puisi sebagai tembang macapat. Teksnya lazim dilagukan dalam acara tertentu.
ADVERTISEMENT
Berkat keindahan bulu dan mudah beradaptasi, burung bayan sangat digemari peminat dan pemelihara burung. Aneka bulu yang cemerlang menjadikan burung ini banyak diburu.
Para ahli burung awal nya menduga bila bayan betina dan bayan jantan dua jenis yang berbeda. Pasalnya, warna bulu keduanya berbeda. Bayan berbulu hijau adalah burung jantan. Sedangkan bayan betina berbulu merah. Dari segi konservasi, burung bayan dilindungi Undang-undang RI No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sebagai bagian dari upaya pelestarian, kegiatan pemeliharaan dalam hal pemberian pakan perlu diperhatikan sesuai dengan jenis burung nya. Tentunya pengetahuan untuk mengenali jenis makanan kesukaannya perlu dipelajari.
Pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa 2022, Dr. Siti Nuramaliati Prijono peneliti senior dari Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, mempersembahkan dua buah buku terkait burung. Buku pertama bertajuk Burung Bayan Bioekologi, Pakan, Reproduksi dan Pelestarian. Isi buku terbagi lima bab.
ADVERTISEMENT
Bab satu, paparan umum burung bayan. Habitat dan manfaat serta ulasan singkat dalam mendukung program pelestarian.
Bab dua, menggambarkan bioekologi. Terkait klasifikasi, habitat, penyebaran dan morfologinya.
Bab tiga, membahas terkait pakan. Dalam bab ini dijelaskan strategi makan dan proses pencernaan, jenis pakan dan aktivitas makan pada habitat alam serta nutrisi dan panduan pakan di penangkaran.
Bab empat, menjabarkan reproduksi. Pembahasan dalam bab ini terkait system kawin dan strategi perkembangbiakan, pohon sarang dan karakteristik sarang, musim kawin, perilaku berkembang biak, ancaman selama masa reproduksi serta perkembangan anak burung bayan.
Bab lima. dalam bab terakhir ini mengungkap kepentingan untuk pelestarian burung bayan dan upaya pelestarian, termasuk kegiatan memberikan kesadaran serta pengembangan kapasitas bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Buku kedua berjudul Pakan Burung Paruh Bengkok (Granivora, Frugivora, Nektarivora). Sama seperti buku pertama, buku kedua juga terbagi dalam lima bab.
Bab satu, berisi gambaran umum terkait burung paruh bengkok. Juga kegiatan penangkaran dengan tetap mempertahankan kemurnian jenis nya.
Bab dua, informasi terkait strategi makan burung paruh bengkok. Didalamnya dibahas pula terkait kategorisasi strategi makan burung dan struktur organ pencernaan.
Bab tiga, menjabarkan terkait kebutuhan nutrisi.
Bab empat, menjelaskan aneka ragam bahan pakan. Dari mulai biji, polong, buah, cairan gula, buah, bunga, sayuran dan pelet.
Bab lima, ulasan terkait penyajian pakan. Tak hanya penyediaan pakan, dalam bab ini dijelaskan pula cara penyajian dan komposisi pakan yang diberikan.
Dua buku yang serahkan saat peringatan HCPSN 2022. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati
Program Konservasi Burung
ADVERTISEMENT
Program perlindungan burung Indonesia terutama untuk upaya pelestarian. Keterlibatan aktif stakeholder dan masyarakat sangat diperlukan untuk upaya perlindungan nya.
Perubahan iklim menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup berbagai spesies terancam punah. Populasi burung yang terus menurun akibat hilangnya habitat alami dapat mempengaruhi kondisi ekosistem. Belum lagi tingkat reproduksi yang rendah. Tindakan konservasi yang tepat dapat memperlambat laju kepunahan.
Keberadaan setiap makhluk hidup tentunya memiliki peran dan makna. Oleh karena itu, sudah menjadi hak mereka untuk tetap lestari. Dan manusia sebagai khalifah di bumi berkewajiban untuk terus menjamin kelestariannya. (MKR)