Biasakan Anak Pakai Bahasa Inggris di Rumah, Malah Kena Julid Mertua

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
Konten dari Pengguna
11 Juli 2020 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Biasakan Anak Pakai Bahasa Inggris di Rumah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Biasakan Anak Pakai Bahasa Inggris di Rumah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berseberangan soal pola asuh anak dengan mertua itu sudah biasa. Menantu mau apa, kemauan mertua beda lagi. Begitu pula yang terjadi saat Selly berusaha membiasakan anaknya bicara pakai bahasa Inggris di rumah. Mertuanya nggak setuju. Begini ceritanya.
ADVERTISEMENT
Aku selalu kagum dengan balita yang sudah jago ngomong dalam berbagai bahasa. Tiap baca berita soal balita ajaib begitu rasanya salut. Aku yang sudah hampir umur 30 ini aja cuma lancar bahasa Indonesia sama Bahasa Inggris.
Oleh karena itu, aku bertekad membiasakan anakku bicara bilingual sehari-sehari. Setidaknya bahasa Inggris harus lancar sejak dini. Rista, anakku pertama sudah aku biasakan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris sejak usia 2 tahun.
Aku baru mengajari kosakata mudah. Misalnya seperti “I’m hungry”, “I want to eat”, “I want to sleep”, “wait”, dan lain-lain. Tentu pronounciation-nya belum sempurna. Tapi aku selalu gemas setiap Rista mengaplikasikan kosakata yang baru aku ajarkan.
Menariknya, Rista kadang tiba-tiba menggunakan kosakata yang belum pernah aku ajarkan. Suatu hari dia bilang “it’s a duck” saat melihat bebek di layar TV. Ternyata dia belajar kosakata itu dari YouTube. Keren ya anakku!
Dok: Giphy
Sayangnya, ibu mertuaku nggak melihat itu sebagai kemajuan positif. Dia malah menegurku karena membiasakan Rista ngomong pakai Bahasa Inggris sejak dini.
ADVERTISEMENT
“Aduuh gaya banget anak baru 2 tahun udah diajari Bahasa Inggris,” sindirnya.
“Justru kalau diajari mulai sekarang, nangkapnya cepet, Bu,” jawabku.
“Mbok ya daripada Bahasa Inggris, diajari dulu Bahasa Jawa. Biar Rista tahu budaya asalnya, baru budaya asing,”
Julid banget ya mertuaku ini. Bukannya senang cucunya pintar bisa Bahasa Inggris, eh malah komplain.
Ibu mertuaku memang nggak pernah memuji saat Rista bicara pakai bahasa Inggris. Padahal ayah mertua selalu bilang “wah pinternya” ke Rista. Tapi ibu mertua tetap cuek. Mungkin karena ibu mertua sendiri nggak bisa Bahasa Inggris.
Tapi tetap saja. Itu nggak bisa jadi alasan melarang anakku belajar Bahasa Inggris. Satu-satunya cara paling diplomatis adalah justru menantang ibu mertua buat ngajarin Rista belajar Bahasa Jawa.
Dok: Giphy
“Kalau Ibu mau ngajarin Rista bahasa Jawa, aku juga nggak ngelarang lho Bu. Bisa aja belajar barengan. Anak seumuran Rista itu belajarnya cepat banget. Masih golden age,” tuturku.
ADVERTISEMENT
“Apa nanti Rista nggak bingung? Nanti malah nggak bisa bedain mana bahasa Indonesia, bahasa Inggris, sama bahasa Jawa,”
“Nggak Bu, mungkin awalnya jadi kecampur. Tapi nanti dia juga paham sendiri,” jawabku.
“Oke deh, nanti Ibu ajarin,”
Asyik. Sudah ketemu jalan tengah nih. Sekarang Rista nggak cuma belajar Bahasa Indonesia sama Bahasa Inggris, melainkan juga Bahasa Jawa.
Kesimpulanku, hidup serumah dengan mertua memang kadang nggak asyik. Tapi bisa aja dibuat asyik kalau kita pintar cari jalan tengah, bukannya terus-terusan mengalah. Iya nggak? (sam)
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Selly? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]
ADVERTISEMENT