Sakit-sakitan, Ibu Mertua Malah Cari Mantan Pacar Suami

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2020 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok: Giphy
zoom-in-whitePerbesar
Dok: Giphy
ADVERTISEMENT
Dibanding-bandingkan dengan orang lain memang nggak enak. Bisa bikin sakit kepala bahkan sakit hati. Apalagi jika dibanding-bandingkan dengan mantan pacar suami. Itulah yang dialami Rizki dari ibu mertua tercintanya. Berikut ceritanya.
ADVERTISEMENT
Ada satu nama mantan pacar suamiku yang nggak bisa aku lupakan. Bukan karena suamiku gagal move on atau perempuan itu mengganggu rumah tangga kami. Nama itu tertanam dalam di pikiranku karena selalu disebut-sebut oleh ibu mertua.
Namanya Hani. Nama itu sudah familiar sejak aku masih pacaran dengan suamiku sekarang. Ibu mertua yang cerita.
“Dulu Farhan itu punya pacar manis banget. Ramah, perhatian sama ibu, rajin shalat. Ibu kalau punya anak perempuan pengennya ya kayak dia,” curhat ibu mertua dulu kala.
Nggak cuma sekali dia membahas soal Hani. Hani pintar masak lah, pintar bersih-sih, attitude-nya juara, dan sebagainya. Entah apa tujuannya. Mungkin dia ingin membuatku cemburu atau sekadar ingin bercerita.
Dok: Giphy
Meski sudah sayang banget, ibu mertuaku gagal menjadikannya menantu. Hani terlalu fokus membuat ibu pacarnya senang sampai sering lupa dengan pacarnya sendiri. Pacarnya minta putus dan akhirnya bertemu denganku. Hani dan suamiku dulu berpacaran selama 3 tahun. Cukup lama memang.
ADVERTISEMENT
Dulu saat kami masih pacaran, suamiku cerita ibunya sering meminta dia balikan dengan Hani. Katanya, ibu cuma mau menantu seperti Hani, nggak mau yang lain. Untung aku orangnya nggak baperan sehingga nggak menyerah hanya karena itu.
Setelah kami menikah, ibu mertua masih beberapa kali membahas soal Hani. Terutama kalau mood-nya sedang jelek dan aku sedang terlihat buruk di matanya. Misalnya, saat aku membuat rawon yang menurutnya terlalu hambar.
“Masakanmu kurang sedap. Dulu Hani enak banget masakannya. Ibu sampai tambah-tambah kalau dia yang masak,” komentarnya.
Ya, sepedas itu ibu mertua membanding-bandingkan aku dengan Hani yang sampai sekarang aku nggak pernah bertemu langsung. Bagiku Hani adalah sosok imajiner yang terus membayangi hubunganku dengan ibu mertua. Entah sampai kapan.
Dok: Giphy
Akhir-akhir ini kesehatan ibu mertua memburuk karena darah tinggi. Sering pusing, nyeri dada, gampang capek, hingga kadang sesak napas. Meski sudah begitu ibu mertua masih nggak mau mengurangi garam dalam makanannya. Dia benci makanan hambar.
ADVERTISEMENT
Seminggu lalu ibu mertua juga kena demam. Aku yang menemaninya seharian sampai ambil cuti dua hari. Bukannya menghargai aku, ibu mertua malah memanggil-manggil nama Hani saat minta diambilkan air.
“Hani anakku, tolong ambilkan Ibu minum,”
Aku yang selama ini berusaha menahan diri, rasanya sudah nggak tahan lagi. Kurang apa aku sebagai menantu? Kenapa Hani lagi, Hani lagi? Gimana aku nggak sakit hati kalau caranya gini?
“Ini Rizkia Bu, bukan Hani. Hani udah jadi menantunya orang,” kataku jutek. Ibu mertua diam saja mendengar ucapanku.
Aku memang baru dua tahun mengenal ibu mertua. Sudah cukup lama untuk disadari keberadaannya, diapresiasi kesabarannya. Tapi yang dipikirkan ibu mertua lagi-lagi cuma Hani.
Gimana ya caranya biar ibu mertua move on dari Hani?
ADVERTISEMENT
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Rizkia? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]