Yuk, Ajak Anak Kita Konsumsi Sayur dan Buah

mhendrayani
Pranata Humas di BIRO HIP Kementan
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2021 16:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari mhendrayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Hendra Yacub.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO) merilis data konsumsi sayur dan buah anak-anak di kawasan Asia, dan Indonesia berada di posisi paling bawah, yaitu hanya 198 gram untuk anak laki dan 183 gram untuk anak perempuan, sedangkan standar WHO perhari adalah 400 gram. Artinya dalam setahun konsumsi sayur anak-anak Indonesia hanya 43,12 kg per kapita per tahun jauh dari yang disarankan sebesar 93, 25 kg per kapita pertahun.
Hal yang sering kita dengar “Ah..itu kan kata mereka”, buktinya anak-anak Indonesia baik baik saja. Sebenarnya asumsi itu tidak salah, karena sebagai orang tua selama anak kita sehat dan mau makan itu sudah cukup. Tapi pendapat inipun tidak sepenuhnya benar, terutama di masa pandemi saat ini, kita berlomba lomba menjaga kebugaran melalui suplemen maupun asupan bergizi untuk mendapatkan imunitas tubuh sebagai modal berperang melawan COVID-19. Tapi kita lupa, soal sayur dan buah-buahan, negara kita sangat kaya ada 34 jenis sayuran dan 60 jenis buah-buahan, tapi mengapa tingkat konsumsinya kok begitu rendah, padahal selain pangan, buah dan sayur adalah nutrisi penting bagi peningkatan imun tubuh.
ADVERTISEMENT
Jemari kita begitu gesit dengan platform sosial media di ponsel, mencari dan berbagi info tentang suplemen maupun obat dewa yang manjur untuk membendung COVID-19. Jika anda termasuk yang senang berbagi info melalui platform whatsapp, maka pesan anda termasuk dalam 100 miliar pesan yang diakomodir setiap harinya, bayangkan..jika 100 miliar pesan setiap hari yang berseliweran adalah lembaran uang, tentunya Mark Zuckerberg semakin menjadi manusia super kaya sejagat. Seng ada lawan…!
Ada banyak faktor penyebab anak-anak tidak begitu menyukai sayur dan buah, di antaranya mereka sudah terpola dengan makanan olahan siap saji yang didapat dari info dan pergaulan, disisi lain di era digital seperti sekarang, semakin mempermudah dan mempengaruhi pola konsumsi mereka. Cukup dengan ponsel android kita bisa memesan makanan apapun, dimanapun sesuai keinginan. Guna membatasi kebiasaan ini, faktor perilaku lingkungan keluarga dianggap paling berperan dalam membentuk pola konsumsi dan membangkitkan minat anak terhadap jenis makanan yang dimakan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa tips di masa pandemi yang dirasakan tepat menstimulasi minat anak mengkonsumsi sayur dan buah. Pertama, saat berbelanja mulai dengan memperbanyak menyediakan sayur dan buah, adanya pembatasan aktivitas luar ruang membuat orang tua memegang kendali penuh, mengatur konsumsi anak secara langsung disertai penjelasan manfaat terutama menghadapi situasi pandemi.
Kedua, jadikan sayur dan buah sebagai makanan biasa yang dikonsumsi sehari-hari, kembali hal ini juga butuh pendekatan dan penjelasan tentang manfaatnya.
Ketiga, jadikan buah dan sayur sebagai cemilan, butuh waktu membiasakan dan meningkatkan minat anak, apalagi jika sudah terbiasa dengan makanan cepat saji.
Keempat, makan bersama keluarga akan membentuk habit, kebiasaan konsumsi makanan orang tua akan ditiru oleh anak. Keuntungan lainnya adalah terbukanya ruang komunikasi yang intens sehingga orang tua dapat memainkan peran dominasi dalam mengatur pola makan. Tapi apa iya! Makan bersama akan berdampak pada pola konsumsi makanan.
ADVERTISEMENT
Elzie Crisler Segar, mungkin tidak pernah membayangkan karakter kartun ciptaannya Popeye yang diterbitkan dalam bentuk komik pada tahun 1929 berdampak luas bagi masyarakat Amerika. Sejak tayang pertama dalam bentuk film animasi tahun 1933, film animasi Popeye mampu meningkatkan konsumsi bayam pada rakyat Amerika sebesar 33 persen. Cukup dengan bayam yang dikonsumsi layaknya minuman soda, membuat Popeye memiliki kekuatan super yang mengalahkan tokoh jahat Brutus. Ini bukti komunikasi visual dan interaksi dalam keluarga mampu mempengaruhi pola konsumsi. Hal ini juga diakui Profesor Chutima Sirikulchayanonta pakar nutrisi dari Thailand, penelitiannya terhadap sekelompok anak yang diberi pengenalan terhadap sayuran dan diminta menonton film animasi popeye, hasilnya anak anak mengkonsumsi sayur dua kali lipat lebih banyak dan menjadikan sayuran sebagai bagian dari asupan mereka.
ADVERTISEMENT
Terakhir, pastikan sayur dan buah yang dipilih adalah paling diinginkan anak dan dimasak sesuai seleranya, pasalnya orang tua lebih tergoda untuk menyajikan sayur dan buah kesukaannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis tingkat konsumsi sayur dan buah anak-anak di Indonesia, yaitu 209,89 gram perhari (15/12/20) , jauh dari 400 gram perhari yang distandarkan WHO dan FAO. Yuk semangat, kita ajak anak-anak semakin menggemari sayur dan buah, toh dengan banyak mengkonsumsi, selain meningkatkan imun tubuh, kita juga berperan membantu petani dan pedagang sayur di masa pandemi.