Dirut PLN: China Hingga Arab Kembangkan Energi Terbarukan di RI

26 September 2017 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PLN Sofyan Basir  (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PLN Sofyan Basir (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia sangat kaya akan energi baru terbarukan (EBT) seperti panas bumi, air, angin, matahari, biomassa, biogas, dan sebagainya. Potensi ini dilirik oleh investor dari berbagai negara, mulai dari China hingga Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun ini, PT PLN (Persero) telah menandatangani kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan 64 pengembang energi terbarukan dari negara-negara tersebut.
"Banyak, ada 64 (PPA sudah ditandatangani). Ada investor dari berbagai negara, Scandinavian, Denmark, Amerika Serikat, China, Singapura, Arab ada, Iran juga ada," kata Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, saat ditemui di JW Marriot, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Ia menambahkan, investasi di sektor EBT saat ini semakin besar. Bahkan angka tahun ini menjadi suatu sejarah yang pernah diraih oleh PLN. "Luar biasa (Investasi), pertumbuhan selama dua tahun terakhir ini tidak pernah ada dalam sejarah kan," kata Sofyan.
Total kapasitas energi terbarukan dari 64 PPA yang sudah ditandatangani PLN tahun ini mencapai 723 Megawatt (MW). Tapi jumlah tersebut di luar kontak jual beli listrik panas bumi. Jika ditambah PPA dari panas bumi, totalnya 1 Gigawatt (GW) atau 1.000 MW.
ADVERTISEMENT
Nilai investasi dari kontrak-kontrak tersebut mencapai kurang lebih 2 miliar dolar AS atau Rp 26,6 triliun. "Kalau berbicara 1.100 MW yang sudah teken PPA, tinggal dikalikan saja 1,5-2 juta dolar AS per MW," tukasnya.
Pihaknya akan terus berupaya melakukan percepatan agar EBT dapat mencapai target 23% dalam bauran energi nasional tahun 2025. "Kita terus berkembang, tidak kita tahan sampai kita dapat 23% di 2025," tutupnya.