Ide Jonan Mengurangi LPG 3 Kg dengan Kompor Listrik Kurang Realistis

8 November 2017 12:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan baru-baru ini melontarkan ide memperluas penggunaan kompor listrik untuk memangkas impor dan subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg).
ADVERTISEMENT
Namun wacana baru ini dinilai kurang realistis. Sebab, umumnya pengguna LPG 3 kg adalah kelas menengah bawah dan miskin. Mereka adalah pelanggan listrik rumah tangga 450 VA atau 900 VA yang disubsidi.
Sementara kompor listrik yang kualitasnya bagus membutuhkan daya 800 Watt sampai 1.600 Watt. Tentu hanya rumah-rumah yang berlangganan listrik di atas 1.300 VA yang bisa memakainya.
"Biasanya kompor listrik butuh Watt tinggi. Memang ada yang 300-400 Watt, tapi yang bisa masak cepat 800-1.600 Watt," kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (8/11).
Harga kompor listrik pun tak murah, sekitar Rp 600 ribu sampai kisaran Rp 1 juta. Lebih mahal dibanding kompor gas yang harganya di bawah Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
"Coba cari kompor listrik, harganya Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta-an. Kalau sasarannya orang miskin, mereka enggak bisa beli," ucap Fabby.
Ditambah lagi, peralatan masak untuk kompor listrik berbeda dengan kompor gas. Masyarakat yang beralih ke kompor listrik harus mengganti panci, wajan, dan alat-alat masak lainnya.
"Kompor listrik itu kan model induksi, butuh panci dan wajan khusus, harus ganti penggorengan," ia menuturkan.
Pengguna LPG 3 kg juga bukan hanya rumah tangga saja, misalnya pedagang kaki lima (PKL). Tentu PKL yang berkeliling-keliling tak mungkin menggunakan kompor listrik.
Maka solusi terbaik memangkas subsidi LPG 3 kg bukan menggantinya dengan kompor listrik, tapi membuat subsidi LPG 3 kg benar-benar tepat sasaran untuk masyarakat miskin dan tidak mampu.
ADVERTISEMENT
"Solusinya bukan kompor listrik, tapi pengendalian subsidi LPG 3 kg. Subsidi LPG tertutup agar tepat sasaran sudah dibahas sejak 2013 tapi sampai sekarang belum terealisasi," tutupnya.