Investor Perancis Tertarik Kembangkan Energi Arus Laut di RI

10 November 2017 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Horizon di laut (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Horizon di laut (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya teknologi, efisiensi untuk menghasilkan tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan adalah sebuah keniscayaan.
ADVERTISEMENT
Hal ini terungkap saat Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana melakukan kunjungan lapangan ke salah satu perusahaan yang mengembangkan energi arus laut, yaitu Naval Energies, di Cherbourg, Perancis.
Energi arus laut yang dikembangkan oleh Naval Energies memiliki teknologi turbin sederhana, yaitu hanya memiliki satu bagian yang bergerak menggunakan air laut sebagai pelumas. Dengan teknologi ini, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah jika dibandingkan menggunakan teknologi propeller.
Dengan menggunakan OpenHydro Open-Centre Turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus sebesar 2-5 meter per detik, akan didapatkan listrik sebesar 2 mega watt (MW).
Dalam pengembangannya, turbin dapat dirangkai secara paralel untuk mendapatkan kapasitas yang optimal.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat antara dua pulau menghasilkan potensi energi yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi di Indonesia.
Terdapat beberapa wilayah yang cocok apabila di kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Dari hasil studi yang dilakukan di 10 titik lokasi, diperoleh potensi listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut Indonesia mencapai hampir sebesar 1,4 GW.
Rida menyambut baik rencana Naval Energies dan PT AIR untuk mengembangkan industri energi arus laut di Indonesia, dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku di Indonesia.
"Teknologi ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam pengembangan energi arus laut di Indonesia untuk pencapaian target bauran dari energi terbarukan 23% di tahun 2025," kata Rida dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, terkait PLTAL, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan, saat ini sudah ada investor dari Belanda yang akan membangun PLTAL berkapasitas 20 MW di Selat Larantuka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan harga 7,18 sen dolar AS per kWh.