Kegunaan Bitcoin, dari Belanja Hingga Dicairkan Jadi Uang Tunai

22 Oktober 2017 12:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Mata uang digital (cryptocurrency), Bitcoin, telah dilegalkan untuk bertransaksi di beberapa negara, seperti Jepang, Australia, Singapura, Italia, Inggris, bahkan Amerika Serikat (AS). Meski sudah dilegalkan, bukan berarti bukan Bitcoin bisa digunakan menjadi alat pembayaran di negara tersebut menggantikan posisi mata uang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sudah banyak merchant yang menerima pembayaran melalui Bitcoin, contohnya WordPress, PayPal, dan beberapa lainnya, termasuk Steam. Steam merupakan distributor permainan digital milik Valve, developer game seperti Counter Strike (CS), Left 4 Dead (L4D), Dota, dan sebagainya.
Untuk di Indonesia, memang belum ada merchant yang dapat menerima pembayaran menggunakan Bitcoin. Namun karena sifat Bitcoin yang dapat digunakan lintas batas, sangat memungkinkan pengguna di Indonesia bertransaksi menggunakan Bitcoin pada beberapa laman tersebut.
Selain itu, Bitcoin juga dapat ditukarkan dengan mata uang suatu negara. Pengguna tinggal membuka akunnya dalam laman jual beli Bitcoin, dan mengirim Bitcoin ke akun rekeningnya.
Dilansir laman Bitcoin Indonesia, Minggu (22/10), pengguna yang ingin menukarkan Bitcoin ke dalam rupiah caranya sangat mudah. Pertama, Bitcoin yang dimiliki pengguna bisa secara otomatis dilihat nilainya ke dalam nominal mata uang rupiah.
ADVERTISEMENT
Pengguna tinggal membuka menu utama dan muncul beberapa opsi, lalu pilih 'Penarikan Bitcoin'. Setelah itu, di layar akan muncul data yang harus diisi pengguna, layaknya transfer uang, yaitu mengisi jumlah penarikan, memilih bank, alamat rekening, dan memasukan PIN Google Authenticator. Biaya penarikan dipatok Rp 25.000. Setelah selesai mengisi data, pilih 'Kirim' dan secara otomatis uang tersebut masuk ke dalam rekening tujuan.
Adapun daftar bank-bank yang mendukung penarikan tersebut terdiri dari berbagai bank di beberapa negara, termasuk Indonesia, seperti Mandiri, BNI, BRI, BTN, BCA, Danamon, Permata, dan sebagainya.
Nilai tukar Bitcoin tersebut berfluktuatif, mengikuti harga pasar. Pendiri laman Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan mengatakan, fluktuatifnya Bitcoin ditentukan oleh permintaan. Artinya semakin banyak permintaan harga akan semakin tinggi, sebaliknya permintaan rendah maka harga akan turun.
ADVERTISEMENT
"Tergantung permintaan, kalau demand tinggi harga naik, supply tinggi harga turun. Saat ini satu keping Bitcoin sekitar Rp 75 juta," kata Oscar.
Selain itu, nilai tukar Bitcoin juga ditentukan oleh para penggunanya. Ketika ada pengguna yang ingin menukarkan Bitcoin dalam jumlah banyak dan dengan harga yang berada di bawah pasaran, maka nilai tukarnya akan mengurangi penurunan secara keseluruhan.
Meski demikian, berdasarkan kajian Dana Moneter Internasional (IMF) tahun 2016 terkait mata uang digital, salah satu hal yang mengkhawatirkan dari Bitcoin yakni nilai tukar yang sangat fluktuatif dan berisiko serta transaksi yang dapat dilakukan lintas batas tersebut.
Artinya, siapapun penggunanya bisa melakukan transaksi apapun di berbagai belahan negara. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan beberapa tindakan pelanggaran, seperti penghindaran pajak dan cuci uang.
ADVERTISEMENT
"Bitcoin juga rawan digunakan untuk menghindari pajak. Sebab, transaksi Bitcoin tidak memerlukan identitas asli dan dapat dilakukan lintas batas. Sehingga sangat memungkinkan seseorang bisa menginvestasikan dananya pada Bitcoin untuk menghindari pajak dan mencuci uang," tulis laporan tersebut.