Mendag: Impor Beras Bukan Berarti Kami Tak Peduli Pada Petani

21 Februari 2018 20:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tenau (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tenau (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
ADVERTISEMENT
Kebijakan pemerintah untuk membuka keran impor beras menimbulkan berbagai macam spekulasi, salah satu yang dikhawatirkan adalah gabah petani tidak terserap dan harganya jatuh.
ADVERTISEMENT
Namun, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menepis anggapan bahwa pemerintah tidak berpihak pada petani.
"Impor tidak berarti pemerintah tidak peduli pada petani. Keberpihakan pemerintah kepada petani tetap, bahkan lebih," ujar Enggar di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).
Enggar menjelaskan, berdasarkan hasil Rapat Koordinasi dengan Menko Perekonomian pada 15 Januari 2018, pengadaan impor sekaligus menugaskan Bulog untuk menyerap gabah sesuai dengan ketentuan Instruksi Presiden No 5 tahun 2015.
Setelah itu dalam rakor selanjutnya, pemerintah menetapkan kembali fleksibilitas dari yang semula ditentukan 10% dari HPP naik menjadi 20%. Fleksibilitas ini memberikan ruang bagi Bulog untuk menyerap gabah petani dengan harga 20% di atas HPP.
Impor beras ini, sambungnya, merupakan langkah pemerintah untuk meningkatkan cadangan. Enggar menegaskan, cadangan beras dibutuhkan untuk mengantisipasi kejadian tidak terduga seperti bencana.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi jangan dipertentangkan antara impor beras dengan petani. Kebijakan impor beras itu tidak mau main-main dengan perut, dengan makan," ungkapnya.
"Maka jangan pernah kita bermain-main dan mempermainkan perut. Pemerintah tidak mau ambil risiko itu. Jadi selaku Menteri Perdagangan, saya menyampaikan melihat kondisi seperti ini, kenaikan harga yang tinggi, (maka dilakukan) impor. Tetapi petani dijamin. Tidak usah ada kekhawatiran," tutupnya.