Hari yang Menghadirkan Kebahagiaan

Michael De Manggut
Mahasiswa Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Michael De Manggut tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Kegembiraan menjadi sesuatu yang selalu dirasakan oleh setiap manusia yang menempati berbagai tempat di dunia ini. Hari demi hari silih berganti dan banyak yang berharap hal tersebut akan menjadi sesuatu yang abadi. Siapa yang tidak ingin merasakan kebahagiaan dalam hidupnya? Tentu tidak akan pernah ada. Siapa yang mau tetap berada pada titik terendah di hidupnya? Pastinya, semua orang akan menjawab bahwa mereka sama sekali tidak menginginkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, fenomena tersebut tidak selamanya terus terjadi pada manusia. Akan ada waktu saat kesedihan menyelimuti kehidupan setiap orang. Banyak yang akan merasakan depresi yang luar biasa. Manusia akan berada dalam satu titik di dalam hidupnya yang menguras emosi dan fisik masing-masing. Satu hal yang dapat ditarik kesimpulannya dari fenomena tersebut adalah bagaimana mereka mencoba untuk keluar dari masa kelam diri masing-masing.
Hanya saja, banyak yang pernah mengatakan bahwa apa yang ada di dunia ini tidak selamanya abadi. Itu berlaku dengan kesedihan dan masa-masa terendah dalam hidup. Pada 25 Desember setiap tahunnya, kedua hal tersebut akan sirna. Semua orang di dunia ini akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Umat manusia merayakan hari Natal. Keluarga berkumpul bersama, bertukar kado, bercanda ria, melepas kerinduan setelah sekian lama, dan masih banyak hal yang dilakukan ketika hari tersebut tiba. Terlepas dari bagaimana suasananya, baik mewah maupun sederhana, satu hal yang tetap dirasakan adalah kegembiraan.
ADVERTISEMENT
Bagi umat Kristiani, hari raya Natal tidak hanya sekadar tentang mensyukuri apa yang telah didapat selama setahun ke belakang. Tanggal 25 Desember juga diperingati sebagai hari kelahiran sang Juru Selamat, Yesus Kristus. Hal tersebut juga dimaknai sebagai hari datangnya Raja di atas segala Raja. Tentu saja, umat Kristiani pergi ke gereja untuk merayakan hari kudus tersebut. Kemudian, bagi mereka yang merayakannya, hari raya Natal menjadi salah satu kesempatan untuk memperbaiki komunikasi dengan Tuhan. Melihat apa yang terjadi dalam kehidupan umat Kristiani di hari itu, dapat dikatakan bahwa momen tersebut adalah sesuatu yang sakral.
Sementara itu, keceriaan pada hari raya Natal juga turut dirasakan oleh mereka yang tidak merayakannya. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Bukankah mereka seharusnya hanya memberikan ucapan selamat teruntuk mereka yang merayakannya? Jadi, pada saat momen hari Natal mulai terasa, biasanya ada satu film yang selalu diputar, yaitu Home Alone. Film yang dirilis tahun 1990 tersebut menjadi salah satu tontonan yang sangat wajib untuk diputar ketika berkumpul bersama orang-orang tersayang. Mengusung tema komedi, Home Alone yang dibintangi oleh Macaulay Culkin sebagai Kevin McCallister, Joe Pesci sebagai Harry, dan Daniel Stern sebagai Marv, berhasil menghangatkan kebersamaan semua orang di seluruh dunia. Lalu, biasanya ada berbagai promo hari raya yang ditawarkan dari game hingga butik pakaian. Terlepas dari umat apa yang merayakan hari tersebut, semua orang dapat merasakan kebahagiaannya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, setiap orang memiliki persepsi masing-masing mengenai hari Natal. Entah itu mengarah pada keceriaan, kebahagiaan, momen penuh haru, dan yang lainnya. Mungkin saja, ada yang melihat Natal sebagai sesuatu yang jauh lebih dalam. Bagaimanapun juga, perayaan Natal menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu oleh umat manusia setiap tahunnya. Tentu saja, semua berharap bahwa mereka dapat merayakannya dengan penuh kegembiraan dan melakukannya dengan orang-orang tersayang.